Saturday 1 November 2014

Ambulance Dipakai Untuk Angkut Sampah

Putussibau. Mobil ambulance semestinya digunakan untuk membawa orang sakit dan meninggal dunia, tapi tidak di RSUD dr Achmad Diponegoro Putussibau. Ambulance terpaksa dimanfaatkan untuk mengangkut sampah.
“Masyarakat sekitar dan pasien mengeluhkan bau sampah, sehingga kita memilih mengangkut sendiri karena sampah rumah sakit yang sudah ditumpuk di bak sampak sering terlambat diangkut petugas kebersihan. Padahal rumah sakit telah mengeluarkan dana untuk pengangkutan,” kata Direktur RSUD dr Achmad Diponegoro Putussibau, kata dr Berounly Star Rey MPH, Kamis (30/10).
Dinas terkait sebenarnya sudah dua tahun menyediakan ambrol di belakang rumah sakit. Ambrol itu menjadi tempat pembuangan sampah bukan hanya untuk rumah sakit, tapi juga masyarakat sekitar.  “Akhirnya belakang rumah sakit terkesan kumuh, karena sebagian masyarakat ada yang membuang ke ambrol, tapi juga ada yang membuang ke halaman,” terang Rey.
Akibatnya, sampah cepat menumpuk jika beberapa hari saja sampah tidak diangkut. “Bayangkan jika Sabtu-Minggu sampah tidak diangkut. Kadang-kadang petugas kebersihan setelah ditelepon beberapa kali baru diangkut. Tidak mungkin sampah yang sudah menumpuk dibiarkan saja, apalagi ini rumah sakit,” ujar Rey.
Atas dasar itulah, kata dia, pihaknya mengambil tindakan agar ambrol dipindahkan saja. Konsekuensinya petugas kebersihan tidak mengambil lagi sampah di lokasi tersebut. “Maka kami mengambil kebijakan mengangkut sampah-sampah rumah sakit sendiri dan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sibau menggunakan ambulance,” jelas Rey.
Namun, kata dia, ambulance yang digunakan itu sudah tua. Bahkan tidak pernah lagi digunakan layaknya ambulance. “Karena kami ada masalah terkait sampah, maka kami gunakan ambulance itu untuk mengangkut sampah ke TPA Sibau. Sehingga sampah tidak dibiarkan lama menumpuk di bak sampah di belakang rumah sakit. Karena ini kerap dikeluhkan pasien, termasuk karyawan rumah sakit,” kata Rey.
Dengan mengangkut sendiri, dikatakannya, persoalan sampah bisa diminimalisir. Ini pun sudah pihaknya koordinasikan dengan dinas teknis yang menangani sampah. “Ya, hitung-hitungannya juga kurang lebih, kami membayar petugas sampah dan kami mengangkut sendiri. Paling-paling kita hanya mengeluarkan solar saja, karena yang mengangkut adalah petugas cleaning service yang sudah ada gaji bulannya. Ini malah diyakini lebih efektif,” demikian Rey.

No comments:

Post a Comment