Saturday 20 December 2014

FSBM ke-X Dibuka, Ribuan Warga Padati Stadion Uncak Kapuas

Putussibau. Pembukaan Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) ke-X tingkat Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten Kapuas Hulu berlangsung meriah. Ribuan warga Kapuas Hulu dan Kalbar pada umumnya memadati lokasi kegiatan di Stadion Uncak Kapuas, Putussibau, Kamis (18/12) malam.
Ketua Panitia Pelaksana FSBM ke-X, Drs H Hasan M MSi mengatakan, seni budaya melayu telah hidup dan tersebar di Kalbar. Ini merupakan, hasil kreativitas dari seni dan tokoh melayu lainnya. Seni budaya melayu ini menjadi khazanah melayu di Kalbar. “Adanya MABM (Majelis Adat Budaya Melayu) di seluruh kabupaten/kota di Kalbar, sebagai wadah untuk menjaga melayu yang ada di Kalbar. Hal ini sesuai dengan visi dan misi MABM,” ujar Hasan.
Pembukaan FSBM ke-X ditandai ditekannya tombol serine oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kalbar Drs M Zeet Hamdi Assovie MTM yang langsung disambut dengan pesta kembang api. Kemeriahan pada pembukaan yang dihadiri ribuan warga ini begitu kentara. Dalam acara pembukaan ini hadir pula Wakil Bupati Kapuas Hulu Agus Mulyana SH MH, Anggota DPRI RI dapil Kalbar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Abdurrahmi, Bupati Melawi Firman Muntaco, mantan Bupati Kapuas Hulu Abang Tambul Husin, jajaran Forkompinda Kapuas Hulu dan tamu undangan lainnya.
Ketua Umum MABM Kalbar, Prof Dr Chairil Efendy menganggap pelaksanaan FSBM kali ini sangat istimewa. Sebab, diadakan di jantung Pulau Kalimantan atau yang biasa disebut dengan Heart of Borneo. Sehingga sangat tepat bila Kapuas Hulu mendeglarasikan dirinya sebagai Kabupaten Konservasi. Dengan hutannya, Kapuas Hulu memberikan kehidupan, bukan hanya kepada Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia. “Dari wilayah inilah Sungai Kapuas yang ribuan kilometer panjangnya itu, dan membelah sejumlah kota di Kalbar menjadi salah satu sungai terpanjang di dunia,” kata Chairil.
Selain itu, kata Chairil, Kapuas Hulu memiliki dua taman nasional, yaitu Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Danau Sentarum begitu besar, luas dan cantik. Begitu pula dengan Betung Kerihun merupakan wilayah rain forest-nya sangat eksotis, kaya akan flora dan fauna, kaya akan plasma nutfah. Kapuas Hulu adalah paru-paru dunia bersama dengan hutan hujan di Brazil. Bila wilayah ini rusak, maka ekosistem dunia menghadapi malapetaka. “Dengan ini tekad Bupati Kapuas Hulu serta seluruh masyarakat daerah ini, untuk menjadikan wilayahnya sebagai Kabupaten Konservasi. Tekad mulia itu harus kita dukung bersama, karena menyangkut kelangsungan hidup umat manusia,” tegas Chairil.
Sedangkan terkait pelaksanaan FSBM ke-X, Chairil mengatakan adat sebagai kebiasaan yang turun-temurun perlu ditata dan dikembangkan. Sebab, adat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Sebagaimana manusia, adat juga selalu berubah. Adat berkembang sesuai dengan perubahan zaman. “Dalam perubahan zaman, yang sangat cepat seperti sekarang ini, kita harus hati-hati menjaga dan mengembangkan adat,” imbau Chairil.
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH menambahkan kegiatan FSBM ke-X yang selama enam hari di Putussibau ini diharapkan berjalan aman dan tertib. FSBM tentunya menjadi sarana strategis untuk meningkatkan khazanah budaya melayu di Kalbar. Sebab, Kalbar merupakan provinsi yang memiliki keragamam budaya, adat istiadat dan lainnya. Yang tidak kalah penting di FSBM ini diharapkan dapat mempererat silaturahmi, antara semua suku di Kalbar. “Dengan adanya perkembangan teknologi sekarang ini, banyak pemuda tidak mengenal seni budayanya. Maka dengan adanya FSBM, merupakan upaya MABM Kalbar dan kabupaten/kota untuk melestarikan budaya melayu kepada generasi muda,” ujar Nasir.
Dengan digelarnya FSBM, lanjut Nasir dalam rangka melestarikan kebudayaan melayu yang mulai punah di tengah masyarakat. “Kepercayaan untuk menjadi tuan rumah FSBM ke-X ini menjadi kehormatan yang sangat tinggi dari MABM Kalbar kepada Pemkab dan seluruh masyarakat Kapuas Hulu,” ucap Nasir.
Sekda Kalbar, M Zeet dalam sambutannya mengatakan Kalbar harus siap menghadapi era perekonomian global Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015. Sebagai anggota Asean, mau tidak mau Indonesia, termasuk Kalbar harus siap memasuki era perekonomian global MEA. Sebab, seluruh negara Asean sudah sepakat untuk tidak membatasi barang, jasa maupun investasi, bahkan diberikan kemudahan, baik izin maupun prosedur yang sederhana. “Akibatnya MEA tersebut tentunya akan berdampak masuknya budaya asing ke Indonesia yang tak disadari, tak dapat dicegah dan tak dapat disaring lagi,” ujar M Zeet.
Apalagi, menurut Sekda, saat ini perkembangan zaman dan derasnya pengaruh globalisasi yang melanda dunia sebagai akibat dari kemajuan informasi dan teknologi, tidak dapat dihindari. Ini tentunya akan terjadi benturan dengan budaya luar yang masuk dalam komunitas masyarakat adat. Bila tidak hati-hati dihindari dalam menyaring dan menyikapi masuknya paham-paham, norma dan perilaku budaya asing dari luar terutama yang destruktif, maka gilirannya akan merusak mental, merubah perilaku masyarakat secara signifikan. Maka pada gilirannya akan merusak sendi-sendi kebudayaan daerah atau nasional.
“Contohnya kini terjadi perubahan perilaku generasi muda, yang mengagungkan budaya luar, yang kebarat-baratan hingga menyebabkan hilangnya rasa kepedulian sosial, meningkatnya pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, yang akhir-akhir ini terjadi pada siswa sekolah,” jelas M Zeet.
Pelestarian dan pengembangan budaya merupakan tanggungjawab bersama, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun masyarakat atau lembaga adat untuk berbuat sesuai kapasitas dan kewenangannya masing-masing. Pemerintah berfungsi sebagai fasilitator, mediator dan motivator untuk memberikan ruang gerak, identifikasi, penggalian dan pengembangan serta apresiasi terhadap seni dan budaya daerah. Sedang kewajiban dan tanggungjawab lembaga adat, tokoh dan masyarakat adat adalah menggali, mengembangkan serta melestarikan budaya itu dalam setiap peluang melalui berbagai even promosi kebudayaan. Komitmen tersebut hendaknya harus didukung seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia usaha untuk membangun keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif di bidang kebudayaan. “Untuk itu peran masyarakat melayu melalui MABM, kiranya mampu memanfaatkan tantangan dan ancaman menjadi peluang dan kekuatan. Disamping itu, MABM dapat menjadi wadah dalam menyuarakan apresiasi dan memotivasi masyarakat melayu dalam pelestarian dan pengembangan budaya melayu dengan manggali budaya dan adat istiadat melayu yang hampir punah dan terlupakan,” imbau M Zeet.
Melalui FSBM ke-X ini, diharapkan tidak saja hanya menjadi wadah dalam memberikan apresiasi dan pelestarian budaya melayu. Akan tetapi dapat menjadi bagian dari pencerdasan dan pencerahan menuju terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. “Seni budaya melayu Kalbar diharapkan dapat terus digali dan dikembangkan serta dikemas menjadi salah satu icon budaya daerah dan dapat menjadi daya tarik bagi pengembangan wisata Kalbar,” harap Sekda.

Friday 19 December 2014

1.100 Lungkung Kerupuk Basah Dibagikan Secara Gratis

Putussibau. Kapuas Hulu Kapuas Hulu membagikan sebanyak 1.100 lungkung (batang) kerupuk basah kepada seluruh kontingen Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) ke-X tingkat Kalimantan Barat. Kuliner khas Bumi Uncak Kapuas ini dibagikan di Lapangan Sepak Bola Gelora Uncak Kapuas, Kamis (18/12) sekitar pukul 10.00.
Tidak hanya kontingen FSBM,panitia juga membagikan kerupuk basah kepada masyarakat setempat maupun stand-stand pameran yang ada di lokasi. Pembagian "temet" nama lainkerupuk basah ini setelah terlebih dahulu Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH melepas pawai budaya FSBM X. setelah itu dilanjutkan dengan pemotongan pita pembukaan stand pameran oleh Ketua Umum DPP Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar Chairil Efendi.
Menurut Bupati kerupuk basah merupakan kulinernya Kabupaten Kapuas Hulu. Hal ini pun telah diketahui seluruh masyarakat Kalbar. Namun dalam FSBM ini, Pemkab Kapuas Hulu kembali  mempromosikan makanan khasnya tersebut. “Biasanya ketika kita mengikuti event-event di kabupaten/kota lain di kalbar, mereka selalu mencari kerupuk basah. Makanya kali ini kita siapkan kerupuk basah bagi seluruh kontingen,” ujarnya.
Sejatinya, kata Nasir, orang sudah banyak yang tau kalau kerupuk basah merupakan makanan asli Kapuas Hulu. Walaupun demikian, pihaknya tetap akan berupaya mengurus hak paten atau Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). “Sampai kini, kita terus berupaya hak patenkan kerupuk basah, sebelum daerah lain yang mendahulinya,” pungkasnya.
Dengan adanya HAKI, sambung  dia, agar makananan yang berbahan dasar ikan dan tepung terigu tersebut memiliki status kuat sebagai kuliner yang berasal dari Kapuas Hulu. “Kita khawatir juga jika ini tidak segera diurus HAKI nya, bisa-bisa diakui oleh daerah lain bahkan negara tetangga Malaysia,” ujar Bupati lagi.
Ketua Umum DPP MABM Kalbar Chairil Efendi yang ikut merasakan nikamatnya kerupuk basah ini menambahkan makanan khas Kapuas Hulu yakni kerupuk basah sungguh enak rasanya dan patut dilestarikan sebagai makanan ciri khas daerah. Bahkan ia menyambut baik, Pemkab Kapuas Hulu yang berupaya mengurus HAKI kerupuk basah. Ia pun menyarankan agar pengurusan hak paten tersebut segera dilakukan, sebelum diakui daerah lain. “Maka kita harus dukung upaya pemerintah dalam melestarikan maupun menjaga makanan ini tetap menjadi ciri khas Kapuas Hulu,” ujarnya.
Sementara ketika dimintai tanggapannya mengenai ketidakhadiran Kabupaten Sanggau dalam even FSBM ke-X ini Chairil pun merasa kecewa. "Tentu kita kecewa dengan tidak hadirnya Kabupaten Sanggau. Tapi, ya mau diapakan lagi," ucapnya.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, kata Chairil, alfanya kabupaten yang dipimpin Paulus Hadi tersebut lantaran masih belum siap untuk mengikuti FSBM ke-X di Kapuas Hulu. Bahkan ia sempat menyarankan, kalaupun tidak ikut festival, pengurus MABM Sanggau minimal bisa hadir saat pembukaan FSBM, untuk menghargai tuan rumah Kabupaten Kapuas Hulu. "Meskipun ketidakhadiran Sanggau dalam FSBM ini, tidak ada sanksi apa pun untuk mereka karena acara ini sifatnya tidak memaksa. Hanya saja, mereka menerima sanksi moral," paparnya.
Menurut mantan Rektor Untan ini, FSBM merupakan ajang dua tahunan. Pada FSBM ke-XI nanti kemungkinan Kota Singkawang sebagai tuan rumanya. "Sudah ada Kota Singkawang yang menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah FSBM berikutnya. Nanti ini kita coba sepakati dahulu apakah Singkawang jadi tuan rumah FSBM ke-XI. Selain itu Sekadau juga sudah meminta pada tahun 2018 mereka ingin menjadi tuan rumah," ungkapnya
Chairil mengatakan jika melihat dari permintaan dari kabupaten/kota yang ingin menjadi tuan rumah FSBM, ini menunjukkan antusiasme terhadap budaya Melayu ini sudah memiliki gairah. Ini merupakan suatu sinyal yang baik, orang yang mau menghidupkan gairah seni budaya Melayu. "Memang bagi orang yang selalu berkalkulasi perhelatan budaya seperti ini membuat mereka merasa rugi saja. Namun yang jelas, dibalik semua ini manfaat yang lebih jauh terkandung dalam kegiatan FSBM," kata Chairil.
Untuk membangun manusia, lanjut dia harus dilakukan seperti kegiatan FSBM ini. Pembangunan itu sebenarnya tidak hanya membutuhkan finansial saja, melainkan sosial kapital. "Kegiatan ini merupakan sosial kapital, jadi apa artinya pembangunan fisik berhasil gedungnya  tinggi dan megah tetapi modal sosialnya tidak kuat dan bisa menghancurkan semuanya itu dalam satu malam saja," jelasnya. 
Chairil juga menyinggung persiapan FSBM yang dilakukan Kapuas Hulu sendiri sungguh luar biasa.
Sementara itu, ditambahkan Ani, perwakilan kontingen asal Kota Pontianak, mengungkapkan pelaksanaan FSBM di Kapuas Hulu sungguh luar biasa. Meskipun rangkaian acaranya belum dilaksanakan sepenuhnya. "Bagaimana tidak, panitia menyambut tamu sangat luar biasa. Kita baru datang saja sudah ada dokter maupun polisi yang siaga menawarkan bantuan kepada kita, ini belum pernah dilakukan oleh kabupaten/kota lain," tuturnya.
Dirinya yang baru pertama kali datang ke Kapuas Hulu, khususnya ke Kota Putussibau merasa bangga melihat perlakuan dari masyarakat maupun Pemkab Kapuas Hulu terhadap tamu luar. "Ini uneg-uneg yang menyenangkan. Semua kontingen dari kabupaten/kota harus bangga dengan Kapuas Hulu, karena mereka memberikan pelayanan begitu sempurna," pungkasnya. 

Thursday 18 December 2014

Malam Ta'ruf Kontingen FSBM ke-X, Tuan Rumah Kapuas Hulu Gelar Saprahan

Putussibau. Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) ke-X tahun 2014 di Kabupaten Kapuas Hulu siap digelar. Untuk menyambut seluruh kontingen, Pemkab Kapuas Hulu menggelar malam ta’ruf, Rabu (17/12) malam di Pendopo Bupati. Ribuan kontingen yang hadir disajikan makanan dengan saprahan yang merupakan ciri khas melayu Kalbar.
Para kontingen disambut langsung Bupati Kapuas Hulu, AM Nasir SH dan Wakil Bupati Agus Mulyana SH MH, serta seluruh Kepala SKPD di Lingkungan Pemkab Kapuas Hulu. Malam ta’ruf yang penuh keakraban tersebut dihadiri pula Ketua Umum MABM Kalbar, Prof Dr Chairil Efendi dan beberapa pengurus lainnya. Bahkan hadir pula mantan Bupati Kapuas Hulu Abang Tambul Husin serta para tokoh melayu Kalbar.
Menurut Bupati Kapuas Hulu yang juga Ketua Umum MABM Kapuas Hulu, AM Nasir, FSBM diselenggarakan bukan hanya untuk bertanding dan berlomba, tapi juga menjalin silaturahmi sesama melayu di Kalbar. “Momen ini juga dapat menjadi saling tukar informasi khazanah melayu Kalbar,” katanya.
Pada FSBM ke-IX di Sambas, Nasir meminta menjadi tuan rumah berikutnya. Selain untuk bergantian jadi tuan rumah, agar kabupaten/kota lain di Kalbar sekali-kali ke Kapuas Hulu. “Kalau selama ini kami ke kota, sekali-kali orang kota ke hulu,” ujar Bupati Nasir.
Kapuas Hulu, kata Nasir, selalu berupaya mengikuti even-even di kabupaten/kota lain di Kalbar. Dengan banyaknya kehadiran kontingen yang ada ini, membuat Bupati Kapuas Hulu bangga. Walaupun sepertinya kabupaten Sanggau tidak hadir. “Kalau tidak salah Kabupaten Sanggau tidak ikut, karena sampai kini belum ada berita,” ujarnya.
Secara geografis, Kapuas Hulu berada paling timur di Kalbar dan berbatasan dengan negara Malaysia. Kapuas Hulu juga memiliki dua taman nasional, yaitu Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). TNDS ini sangat luar biasa unik, bahkan Malaysia membuat danau yang mirip dengan Danau Sentarum. Termasuk merupakan habitat ikan air tawar terlengkap di dunia. “Sebagai kabupaten yang multi etnis dan agama, Kapuas Hulu kehidupannya menyejukkan,” ungkap Nasir.
Kapuas Hulu memiliki makanan khas yaitu kerupuk basah. Saat ini sedang diupayakan mengurus HAKI kerupuk basah. Kabupaten paling timur Kalbar ini terkenal pula dengan madunya, dan banyak lagi ciri khas dari Kapuas Hulu. “Besok (hari ini, red) kita akan sajikan 1.100 lungkung (batang) kerupuk basah untuk kontingen,” papar Nasir.
“Pada malam ta’ruf ini kami sengaja menggelar saprahan. Ini untuk menggali lagi budaya melayu yang mulai hilang. Kapuas Hulu coba menggali kembali makan bersaprah, karena ini budaya melayu. Perkembangan zaman, makan dengan saprahan ini berangsur-angsur mulai hilang,” sambungnya.
Bupati berharap even dua tahun sekali ini semakin baik. Untuk itu, Nasir meminta dukungan semua pihak, agar FSBM ini berlangsung sukses. FSBM akan diawali dengan pawai budaya. Kemudian akan dilanjutkan dengan pembukaan pameran dan peninjauan stand. Yang menarik pada saat itu akan dirangkaikan dengan pembagian kerupuk basah sebanyak 1.100 lungkung. Baru pada malam harinya FSBM akan dibuka secara resmi di lapangan sepak bola Gelora Uncak Kapuas.

Monday 15 December 2014

Lindungi WNI di Luar Negeri

Berita tewasnya Warga Negara Indonesia (WNI) di negeri orang, bukanlah hal baru. Hanya saja, kali ini peristiwa tewasnya WNI di negara lain begitu beruntun dan terjadi dalam rentang waktu yang tidak begitu lama. Yang lebih membuat kita miris, mereka tewas dalam kondisi tidak wajar.
Diantara yang sempat membuat perhatian kita dan mungkin hampir seluruh rakyat Indonesia, yaitu tentang tewasnya seorang transgender bernama Mayang Prasetyo di Brisbane, Australia. Warga Lampung ini dibunuh kekasihnya seorang warga Australia bernama Markus Peter Volke, pada Sabtu (4/10/2014) sekitar pukul 9 malam setempat. Pembunuhan ini terbilang sadis, karena selain dimutilasi, beberapa bagian tubuh korban sempat direbus pelaku. Sungguh tragis dan keji.Belum genap sebulan, kembali kabar duka menyelimuti bangsa Indonesia. Kali ini dua perempuan WNI, yaitu Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih ditemukan tewas di Hongkong. Keduanya juga dibunuh secara keji oleh seorang Bankir warga Inggris bernama Rurik George Caton Jutting. Jesse awalnya ditemukan masih hidup di apartemen Jutting dengan luka tikaman pada leher dan bokong, namun wanita ini meninggal dunia tak lama kemudian di lokasi kejadian. Sementara, jenazah Sumarti ditemukan dalam koper balkon apartemen milik Jutting pada Sabtu (1/112014).
Disaat duka masih menyelimuti tanah air, lagi-lagi hanya dalam tempo beberapa pekan saja berita tentang tewasnya warga Indonesia di negara orang kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang Tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama bernama Sri Panuti, yang jasadnya ditemukan di kebun sawit Kampung Majuh, Ipoh, Perak, Malaysia. Bahkan jasad wanita asal Jawa Tengah ini dalam keadaan mengenaskan, ditemukan dalam karung dengan kondisi terpotong-potong, pada Jumat (28/11/2014) lalu. Hingga kini pelaku mutilasi masih misterius.
Kasus-kasus tewasnya WNI di negara orang sudah tentu harus menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah bukan hanya harus melindungi rakyatnya di tanah air. Termasuk yang berada di luar negeri pun, warganya harus memiliki rasa aman. Sebab, dimana pun warganya berada, negara semestinya harus bisa melindungi mereka.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri hingga September 2014, ada sekitar 4,4 juta WNI yang terdaftar berada di luar negeri. Dari jumlah tersebut, sebanyak menjadi TKI. Sehingga ada sekitar 2,6 juta WNI yang terdaftar di luar negeri menjadi pahlawan devisa negara.
Jumlah WNI yang berada di luar negeri sebenarnya diprediksi jauh lebih besar dari angka 4,4 juta. Pasalnya, banyak juga WNI yang diperkirakan masuk ke negara orang melalui jalur tidak resmi. Dengan cara legal saja, Indonesia bahkan termasuk salah negara terbesar sebagai pengirim tenaga kerja.
Masih menurut Kementerian Dalam Negeri, WNI yang bekerja sebagai tenaga profesional di luar negeri hanya berjumlah delapan persen. Jadi, bisa dikatakan selebihnya WNI di negara orang hanya bekerja sebagai kuli atau pembantu rumah tangga. Ini mau tidak mau ditempuh rakyat Indonesia, karena negaranya belum bisa memberikan kesejahteraan.
Animo masyarakat mengadu nasib ke luar negeri memang tinggi. Mereka pun nekat masuk ke negeri orang secara illegal. Walaupun mereka sebenarnya tau, masuk ke negara orang secara illegal resikonya sangat besar. Di Malaysia contohnya, banyak WNI yang di penjara dan dihukum cambuk, lalu dideportasi karena dicap sebagai "pendatang haram".
WNI memutuskan untuk bekerja di luar negeri tentu dengan berbagai alasan, salah satunya terkait gaji. Sebab upah di negara tujuan cenderung lebih besar dari pada dalam negeri. Jika gaji yang ia peroleh tersebut digunakan di Indonesia, maka mereka akan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Alasan lain, karena tingginya kemiskinan di Nusantara ini. Begitu pula dengan peluang kerja di Indonesia terbilang kurang. Sehingga membuat sebagian masyarakat Indonesia memutuskan untuk bekerja di luar negeri.
Apapaun alasannya, bekerja di luar negeri tentu resikonya besar. Apa lagi mereka masuk ke negara lain dengan cara tidak resmi. Namun ini terpaksa dilakukan sebagian rakyat Indonesia, mengingat pemerintahnya tidak bisa memberikan jaminan hidup yang layak di dalam negeri.
Sudah selayaknya pemerintah memikirkan nasib rakyatnya. Jangan hanya bisa memikirkan bagaimana caranya mengirim TKI ke negara lain. Tetapi, buatlah kebijakan agar mereka bisa tertampung untuk bekerja di negeri sendiri dengan upah yang memadai. Agar rakyat Indonesia tidak tergiur bekerja di negara orang.
Masyarakat kita pun diharapkan tidak mudah tergiur untuk mengadu nasib di negeri orang. Sebab, bagaimana pun berada di negeri sendiri tidak akan sama ketika berada di negara orang. Hal ini sejalan dengan pepatah Melayu yang mengatakan "Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, lebih baik di negeri sendiri".

Kapuas Hulu Upayakan Pemijahan Ikan Ringau Pertama di Dunia

Putussibau. Sejak Kamis (11/12) Balai Benih Ikan (BBI) Kelansin kedatangan empat orang peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BP2BIH) Depok, Jawa Barat, yaitu Ahmad Musa, M Zamroni, Slamet Sugito, dan Achmadi Rinal. Kedatangan mereka ini untuk melakukan pemijahan ikan ringau hingga Rabu (17/12) nanti. Bila berhasil, ini merupakan pemijahan ikan ringau pertama di dunia.
"Penelitian ini merupakan kerja sama antara BP2BIH Depok dengan Dinas Perikanan Kapuas Hulu, yang dimulai pada tahun 2014 ini," ujar Ahmad Musa, Ketua Tim Peneliti, saat ditemui sedang melakukan penelitian Ikan Ringau di BBI Kelansin, Sabtu (13/12) kemarin.
Menurut Musa, sebenarnya di BP2BIH Depok sudah mencoba melakukan pemijahan ikan ringau. Hanya saja hanya sebatas bertelur dan keluar sperma, tetapi belum terjadi pembuahan. Sebab ikan yang didapat dari alam seperti ikan ringau butuh adaptasi untuk pemijahan. "Karena Kapuas Hulu dekat sumbernya, yaitu habitatnya di Danau Sentarum, sehingga diharapkan pemijahan ini dapat cepat. Kalau ini berhasil, maka ini pemijahan ikan ringau pertama di dunia," ungkapnya.
Sementara hasil penelitian, kata Musa, induk ikan ringau yang ada belum bisa sampai tahap pemijahan. Sebab, kematangan Gonet belum maksimal. "Makanya untuk saat ini, ikan ringau yang ada akan diperbaiki manajemennya, mulai dari pakan, lingkungan, aspek repreduksinya, dan lain-lain," jelas Musa.
Namun, Musa optimis pihaknya akan berhasil melakukan pemijahan ikan ringau ini. Yang penting dijalani sesuai prosedur. "Di sini kita tidak hanya mengembangkan ikan ringau, tapi juga melakukan peningkatan manajemen pendukung budi daya, misalnya pemantapan teknologi kultur artemia," tuturnya.
Saat ini, sambung Musa, kerjasama yang dilakukan masih dalam tahap riset. Dimana di Kapuas Hulu diharapkan adanya data pendukung. Sementara BP2BIH Depok membawa teknologi dan teknik-teknik dasar. "Hebatnya Pemda Kapuas Hulu yang proaktif datang ke BP2BIH Depok untuk meminta bantuan pengembangan ikan hias. Walaupun teman-teman di sini sudah bisa melakukan teknik dasar penelitian ikan," ucap Musa.
Peneliti BP2BIH ini merupakan kedatangan yang kedua kalinya. Rencananya pada tahun depan mereka akan datang lagi untuk melanjutkan penelitian. Musa berharap, mudah-mudahan Pemda Kapuas Hulu memberikan respon positif. "Kendala sempat ada seperti mati listrik, tapi bisa diatasi dengan genset. Termasuk kendala akses yang jauh sehingga mengakibatkan susah mendapatkan bahan-bahan, tetapi sebelumnya sudah dipersiapkan teman-teman di sini," demikian Musa.

Jangan Sepelekan Dokumen Kependudukan

Putussibau. Dokumen kependudukan memiliki banyak manfaat, jadi jangan anggap sepele. Sehingga masyarakat dihimbau untuk segera mungkin membuat dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan an Pencatatan Sipil (Disdukcapil).
"Bagi yang belum, kita himbau agar masyarakat segera mungkin membuat dokumen pencatatan sipil. Tidak hanya KTP, tapi juga akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, akta perceraian, maupun pencatatan pengakuan anak," terang Hadi Pranata, S.STP, Kabid Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (12/12).
Menurut Aan - sapaan akrab Hadi Pranata – hingga Nopember 2014, tercatat masyarakat yang telah membuat akta kelahiran sebanyak 94.422, akta kematian 46, pencatatan pengakuan anak 0, akta perkawinan 8.455, dan akta perceraian 6. Dengan penduduk Kapuas Hulu sebesar 234.029, jumlah warganya mengurus dokumen kependudukan ini masih tergolong minim. Untuk itu, Disdukcapil akan terus berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dengan memberikan pemahaman terhadap pentingnya dokumen kependudukan ini. "Dokumen kependudukan ini penting, apa lagi Kapuas Hulu kawasan yang berbatasan dengan negara lain. Sehingga perlu disiplin terhadap dokumen kependudukan," tegas Aan.
Dijelaskan mantan Kasubag Dokumentasi dan Informasi Humas Setda Kapuas Hulu ini, kepengurusan dokumen kependudukan gratis. Pihaknya pun berupaya melakukan pendataan awal dan perekaman dengan sistem jemput bola. "Kita harap RT, Kades, dan Lurah dapat bersinergi dengan kami agar dapat memberikan laporan peristiwa-peristiwa penting di wilayahnya masing-masing. Begitu pula dengan instansi-instansi vertikal yang berkaitan dengan akta agar dapat bersinergi penuh dalam rangka memberikan pelayanan masyarakat, seperti Kemenag, Imigrasi, dan KUA," paparnya.
Aan juga menghimbau kepada masyarakat agar mengurus sendiri saat dokumen kependudukan dan tidak menggunakan calo. Selain agar paham proses mengurusnya, juga dapat dengan segera diperbaiki bila ada kesalahan data. Sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk memperbaiki.

UMK Kapuas Hulu 2015 Rp 1,6 Juta

Putussibau. Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat untuk tahun 2015 sudah ditetapkan sebesar Rp 1,6 juta. Sementara Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) Rp 1,7 juta.
Menurut Muhammad Suhada AMd Pd SE, Kabid Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kapuas Hulu UMK dan UMSK ini mengalami kenaikkan dari sebelumnya. Sebab UMK Kapuas Hulu 2014 sebesar Rp 1.475.000 dan UMSK Rp 1.550.000. "UMK dan UMSK Kapuas Hulu 2015 sebelumnya kita usulkan pada Nopember kemarin. Pada bulan itu juga, penetapannya dikeluarkan Gubernur, yaitu tanggal 21 Nopember 2014 dengan Nomor Nomor: 536/Nakertrans/2014," terangnya, Rabu (10/12).
Dikatakan Suhada, penetapan UMK dan UMSK ini berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Kapuas Hulu 2014, yaitu sebesar Rp 2.178.606,10. KHL ini dihitung rata-rata terhadap pemuda lajang. "Ada beberapa item yang kita hitung, mulai dari sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi, komunakasi, rekreasi dan tabungan. Item rekreasi dan tabungan, baru kita tambahan pada tahun 2014 ini, sebelumnya tidak ada," paparnya.
Sebelum KHL diusulkan, terlebih dahulu dilakukan survey terhadap kecamatan-kecamatan besar yang dijadikan sampel. "Sebenarnya ada juga KHL di kecamatan yang di bawah dan atas angka Rp 2.178.606,10, sehingga kita ambil rata-ratanya atau di tengah," jelas Suhada.
Bila dibandingkan kabupaten/kota lain di Kalbar, UMK dan UMSK Kapuas Hulu termasuk salah satu yang tinggi. Ini karena memang telah diukur berdasarkan harga kebutuhan di Kapuas Hulu. "Pola kita dari tahun ke tahun UMK dan UMSK selalu naik, tetapi tidak drastis. Kalau kita naikkan secara drastis dikhawatirkan mempengaruhi kemampuan perusahaan. Apalagi bila terjadi inflasi dan akhirnya perusahaan tutup, malah akan mengurangi tenaga kerja. Masyarakat juga yang rugi," tutur Suhada.
Penetapan UMK dan UMSK Kapuas Hulu 2015 ini akan disebarkan ke perusahaan-perusahaan. Baik perusahaan skala besar, menengah dan kecil. "Secara garis besar perusahaan sebenarnya sudah tahu UMK dan UMSK ini. Sebab, ini sebelumnya telah dibahas atau ditetapkan pada dewan pengupahan yang dipimpin Sekda Kapuas Hulu. Dewan pengupahan ini terdiri dari perusahaan, serikat pekerja, dan instansi terkait," pungkasnya.
UMK dan UMSK ini, lanjut Suhada berlaku bagi karyawan yang bekerja sehari 8 jam dan seminggu 40 jam. Namun, diharapkan penetapan ini diikuti pekerja-pekerja sektor atau perusahaan kecil, termasuk tenaga honor di instansi pemerintahan. "Minimal mendekati UMK, sehingga tidak ada kesenjangan terlalu besar," tutup Suhada.

Wednesday 3 December 2014

Kapuas Hulu Dikepung Banjir

Kapuas Hulu. Beberapa desa di Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat dikepung banjir. Ini akibat hampir setiap harinya diguyur hujan. Wilayah yang dikepung banjir diantaranya Desa Nanga Kalis, Kecamatan Kalis dan sekitarnya. Warga tidak dapat beraktivitas ke sawah lantaran sudah lima hari direndam banjir.
Sebab banjir mengakibatkan sawah masyarakat tenggelam. Banjir pun mengakibatkan ikan-ikan di kolam warga banyak yang hilang. Beraktivitas, sampan menjadi andalan warga sebagai sarana transportasi.
“Rumah-rumah warga pun banyak yang kebanjiran. Termasuk Kantor Desa, TK/PAUD, dan lain-lain. Banjir ini tidak hanya terjadi di Desa Nanga Kalis, tetapi juga di desa yang berada di seberang (Desa Kalis Raya),” ujar Abdurrahman Minan, Ketua BPD Nanga Kalis, Selasa (2/12) ketika dijumpai di Desa Kalis.
Dikatakan Pak Man—sapaan akrab Abdurrahman Minan, lima hari dilanda banjir, warga tidak bisa bekerja. Begitu para petani, tidak bisa menggarap sawahnya akibat terendam air. Bahkan ancaman gagal panen pun menghantui petani. “Di Desa Nanga Kalis ini ada sekitar 320 KK (Kepala Keluarga), sedangkan di Desa Kalis Raya ada sekitar 65 KK,” ujarnya.
Pak Man berharap pemerintah daerah bisa membantu mereka. Pasalnya sejak dilanda banjir, masyarakat tidak bisa ke sawah. “Kami mohon agar jalan yang berada di Desa Nanga Kalis ini bisa ditingkatkan atau ditinggikan, yaitu dari Dusun Karya Suci, Mentaba sampai ke Sabang, yang panjangnya sekitar dua kilometer,” harapnya.
Pak Man juga berharap ada bantuan sembako dari pemerintah daerah. Pasalnya ada beberapa warga sudah mulai kehabisan stock makanan. “Kita juga harap kiranya pemerintah daerah bisa membantu bibit padi, karena banyak sawah yang hancur,” ujar Pak Man.
Kepala Dusun Mentaba, Desa Nanga Kalis, Bintarman menuturkan, banjir yang melanda wilayahnya akibat hujan yang turun secara terus menerus beberapa hari ini. Bahkan banjir seperti ini kerap mereka rasakan tiap tahunnya. “Hampir tiap tahun ada banjir, apakah sekali setahun atau dua kali,” pungkasnya.
Dikatakan dia, rata-rata mata pencarian masyarakat sebagai petani. Namun sejak lima hari ini, warga tidak bisa ke sawah karena terendam air. Akibatnya mereka pun terancam gagal panen. “Memang ada harapan warga, agar pemerintah meningkatkan jalan agar lebih tinggi. Supaya ketika terjadi banjir, jalan tidak terlalu tenggelam. Karena ada jalan yang tenggelam hingga batas pinggang orang dewasa,” ujar Bintarman.
Banjir di sejumlah kecamatan di Kapuas Hulu turut menghentikan proses belajar mengajar. Seperti yang terjadi di SMAN 1 Kalis, di mana pihak sekolah terpaksa meliburkan para siswa, karena banjir telah memotong satu-satunya jalan menuju sekolah itu. Adanya perhentian proses belajar mengajar di SMAN 1 Kalis dibenarkan Itoni, Kasi Kurikulum SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kapuas Hulu. “Kepala sekolahnya mengatakan karena banjir di jalan menuju sekolah itu dalam, jadi dia mengambil kebijakan untuk meiliburkan siswa. Kalau bangunan sekolahnya sendiri belum terendam banjir,” terangnya.
Menurut Itoni, keputusan SMAN 1 Kalis dalam meliburkan sekolah sebenarnya tidak diharapkan Dinas Pendidikan. Semestinya kepala sekolah mengajukan dulu laporan keadaan sekolah ke Disdikpora Kapuas Hulu. Laporan tersebut diketahui oleh Ketua Komite Sekolah, UPT Sekolah dan Camat setempat.
“Meliburkan sekolah tidak sembarangan, hanya atas rekomendasi Disdikpora baru bisa libur. Apabila ada bencana alam yang berpotensi mengganggu proses belajar mengajar, semestinya dilaporkan dengan lampiran foto. Tapi kami sudah minta kepala sekolah SMAN 1 Kalis untuk membuat laporan tersebut, perlu kita ketahui keadaan sebenarnya,” tuturnya.
Itoni menuturkan, pihaknya sangat mengharapkan agar proses belajar mengajar di SMAN 1 Kalis kembali berlanjut. Hendaknya pihak sekolah dapat mengkomunikasikan permasalahannya kepada pihak komite sekolah. Sehingga dapat diupayakan solusi lain, baik untuk penyajian perahu agar siswa dapat menyeberang ke sekolah, sehingga bisa mengikuti proses belajar. “Kita sudah minta agar proses belajar mengajar itu tetap dilakukan. Terlebih sekarang sudah mau mendekati masa ulangan umum,” tegasnya.
Selain SMAN 1 Kalis, memang ada beberapa sekolah yang berpotensi menghentikan proses belajar mengajar, jika banjir semakin besar. Sebagian besar sekolah tersebut berada di jalur Kapuas, mulai dari Selimbau, Jongkong, Embaloh Hilir dan Bunut Hilir.
“Selama beberapa kali banjir melanda Kapuas Hulu, memang sekolah-sekolah di kawasan ini tidak memberhentikan proses belajar mengajarnya. Tapi kalau banjir semakin besar, itu mungkin saja terjadi. SMP 1 Embaloh Hilir sudah melapor ke saya, air tinggal satu jengkal dari lantai sekolah. Kalau memang nanti banjirnya masuk dan menggenangi ruangan belajar, terpaksa mereka juga diliburkan,” ujar Itoni seraya menambahkan pihaknya akan segera membuat surat edaran agar sekolah melaporkan kondisi banjir di lokasi masing-masing.
Sementara itu, Gunawan SE, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu mengungkapkan, memang beberapa hari ini rata-rata di kecamatan mengalami banjir akibat curah hujan yang begitu tinggi. Namun rata-rata air belum sampai masuk ke rumah warga. Hanya ada beberapa rumah saja yang kemasukan air. “Tetapi pada dasarnya banjir ini mengakibatkan lahan pertanian banyak yang tergenang,” ujarnya.
Namun, kata Gunawan, ini merupakan banjir rutin dan masyarakat sudah terbiasa dengan keadaan tersebut. Sebab, biasanya tolak ukur terjadi banjir di Kapuas Hulu, bila Kota Putussibau dan sekitarnya sudah tergenang air. Namun sampai saat ini, Kota Putussibau masih aman dari banjir. Walaupun di beberapa kecamatan terbilang banjir rutin, ini menurut Gunawan sudah termasuk bencana. Sebab, definisi bencana adanya mengalami kerugian. “Hanya saja untuk bencana itu, ada level tertentu yang mendapatkan bantuan,” katanya.
Menurut dia, untuk memberikan bantuan ada tahapannya. Salah satu instrumennya apakah ditentukan siaga bencana atau tanggap darurat. Bila tanggap darurat adanya kejadian luar biasa dan perlu dibantu segera. “Tapi, sebelumnya harus ada laporan dari kecamatan, Polsek, atau kepala desa. Kemudian dirapatkan SKPD terkait. Dari hasil rapat SKPD lalu dituangkan dalam pernyataan bupati mengenai status bencana, maka diberikan bantuan,” papar Gunawan.
BPBD, lanjut Gunawan, walaupun belum ada penetapan statusnya, pihaknya tetap siaga dalam menghadapi kemungkinan banjir besar. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada, sebab curah hujan belakangan ini sangat tinggi.
“Kepada camat harap laporkan bila ada kejadian. Dengan memberi laporan bukan berarti harus selalu dibantu, hanya untuk melihat perkembangannya. Apabila memang dirasakan perlu dibantu, baru kita memberikan bantuan,” kata Gunawan.
Gunawan juga menjelaskan, BPBD hanya sekedar menetap status siaga bencana atau tanggap darurat. Sementara mengenai penyaluran bantuan ada mekanismenya. Akan dilihat apakah ada anggaran yang tersedia, dan lain-lain. “Tetapi, kita bisa mengusulkan bantuan,” tegas Gunawan.

Monday 1 December 2014

(Masih) Kisruh Kenaikan BBM

Terhitung sejak18 November 2014 lalu, pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan ini diumumkan sendiri oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada 17 November 2014 malam. Harga BBM jenis premium yang sebelumnya Rp 6.500 per liter, naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500 per liter. Sedangkan Solar dari Rp 5.500 per liter, juga naik Rp 2.000 menjadi Rp 7.500 per liter.
Walaupun sebelumnya ada aksi-aksi penolakan atas rencana ini, Jokowi tetap menaikan harga BBM bersubsidi. Sebab, Jokowi menginginkan adanya pengalihan subsidi dari konsumtif ke sektor produktif. Dengan pengurangan subsidi BBM ini, pemerintah telah menghemat lebih dari Rp 100 triliun. Dana sebesar itu akan dialihkan untuk membangun infrastruktur jalan, jembatan, waduk, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Sama seperti di era pemerintahan Susilo Bambang Yodhoyono (SBY), Pemerintahan Jokowi pun memberikan kompensasi kepada masyarakat miskin atas kenaikan BBM ini. Bahkan di era Jokowi ini, masyarakat diberikan “Kartu Sakti” berupa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonsia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Meskipun harga BBM sudah dinaikan pemerintah, aksi penolakan terus berlangsung. Setiap hari ada saja kelompok masyarakat yang berdemontrasi. Bukan hanya mahasiswa, para buruh pun tidak mau ketinggalan.
Tidak semua demontrasi penolakan kenaikan harga BBM itu berjalan damai. Beberapa di antaranya berlangsung anarkis dan bentrok. Bahkan sampai menyebabkan tewasnya salah seorang warga. Seperti aksi unjukrasa mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang bentrok dengan polisi di Makassar, Sulawesi Selatan, telah merenggut nyawa Muhammad Arief alias Arief Pepe, warga Kelurahan Pampang I, Kecamatan Panakukkang, Kamis (27/11).
Ternyata, rencana pengalihan subsidi ke sektor produktif yang dijanjikan Jokowi tidak serta merta dapat diterima masyarakat. Entah sampai kapan demontrasi di beberapa daerah ini akan berakhir. Sementara pemerintah tetap mempertahankan kebijakannya menaikkan harga BBM subsidi di tengah turunnya harga minyak dunia.
Aksi sebagian elemen masyarakat ini, sebenarnya mewakili rakyat Indonesia lainnya yang hanya bisa pasrah dengan kebijakan pemerintah. Sebab, kenaikan BBM ini memiliki efek domino terhadap kenaikan harga-harga lainnya. Seperti kebutuhan pokok, bahan bangunan, tarif angkutan umum, dan seterusnya. Sedangkan daya beli masyarakat semakin berkurang.
Kondisi ini tentu membuat kehidupan masyarakat semakin sulit. Walaupun ada dana kompensasi untuk masyarakat miskin, nyatanya ini dirasakan tidak banyak membantu. Sebab, dana kompensasi yang diperoleh kurang sebanding dengan mahalnya harga-harga barang. Terlebih terhadap masyarakat di daerah terpencil.
Di sisi lain, penyaluran bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) yang merupakan kompensasi kepada masyarakat miskin akibat kenaikan harga BBM pun masih menimbulkan persoalan di beberapa daerah. Seperti adanya masyarakat miskin, tetapi tidak menerima PSKS. Sebaliknya, ada warga yang dianggap mampu, namun menerimanya. Akibat dianggap tidak tepat sasaran, akhirnya ada Kepala Desa (Kades) yang menjadi sasaran unjuk rasa warganya.
Tidak hanya itu, pola penyaluran dana bantuan PSKS ini pun kerap dipertanyakan. Di beberapa daerah masyarakat miskin penerima PSKS mesti antre berjam-jam dan tidak boleh diwakilkan. Akibatnya, seorang nenek berusia 69 tahun, Mak Icih tewas, Jumat (28/11) lalu. Warga Kampung Torowek, Desa Dirgahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, ini tewas usai mengikuti antrean panjang untuk mendapatkan bantuan PSKS di Kantor Camat Kadipaten.
Kenaikan BBM bersubsidi ini pun mendapat penolakan dari legislatif di Senayan. Setidaknya sudah 200 anggota DPR yang menandatangi hak interpelasi terhadap Presiden Jokowi. Tujuannya, ingin meminta penjelasan langsung dari Presiden Jokowi terkait kebijakan menaikkan harga BBM. Apalagi, saat menaikkannya, pemerintah tidak berkonsultasi terlebih dahulu kepada DPR. Sikap Jokowi ini sangat berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Namun, hak interpelasi anggota DPR ini masih memunculkan pro dan kontra.
Melihat berbagai perkembangan menyangkut kisruh kenaikan harga BBM ini, kita tinggal menunggu akhirnya. Apakah masyarakat dan anggota DPR nantinya dapat menerima kebijakan pemerintah ini. Atau pemerintah yang malah melunak dengan menurunkan kembali harga BBM? Wallahu’alam.

Hubungan TNI-Polri di Kapuas Hulu Harmonis

Putussibau. Beberapa waktu lalu hubungan TNI dan Polri sempat memanas akibat terjadinya bentrokan di beberapa daerah. Namun di Kapuas Hulu hubungan antara kedua institusi penjaga keamanan ini selalu harmonis. Menurut Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Mahyudi Nazriansyah SIK, hubungan antara TNI dan Polri di Kapuas Hulu berjalan sangat baik.
“Alhamdulillah hubungan Polri dengan TNI, baik Kodim 1206/Psb dan Yonif 644/Wls di Kapuas Hulu selama ini sangat harmonis. Terjalin sinergi yang bagus dalam bekerja,” kata Mahyudi, kemarin. 
Selama ini, hubungan Kapolres dengan Dandim dan Danyon begitu baik. Termasuk hubungan baik antara sesama perwira dan anggota. Bahkan dalam berbagai kegiatan, kedua institusi ini kerap melakukan secara bersama-sama. “Begitu juga pasukan kita dengan TNI, mereka juga sangat baik hubungan, kalau ada kegiatan mereka bersama-sama. Kadang memang kurang terekspos saja, seperti olahraga bersama, apel bersama, patroli bersama dan lain-lain,” ujarnya.
Kegiatan yang dilakukan kedua institusi ini untuk menumbuhkan tali persaudaraan. Sehingga diharapkan tidak ada terjadi gesekan-gesekan antara Polri dan TNI. Bentrokan yang terjadi karena adanya perselisihan oknum-oknum saja. Di mana masalah pribadi dibawa-bawa ke kedinasan. “Tentunya ini dapat dihindarkan dengan kebersamaan. Karena pada intinya tanggungjawab dan tugas kita ini sama, yakni sebagai warga negara dan sebagai aparat penegak hukum. Sehingga sesama aparat negara sama-sama menjaga keamanan dan keutuhan NKRI, serta keselamatan masyarakat,” ujar Mahyudi.
Untuk itu ia berharap hubungan yang terjalin baik ini terus terjaga. Antara Polri dan TNI mesti saling mengisi untuk menjaga keamanan masyarakat, bukannya bermusuh-musuhan. “TNI-Polri merupakan saudara dan keluarga, makanya kita saling sinergi untuk membangun dan melakukan pengamanan,” tegasnya.
Selama ini pun Polres Kapuas Hulu, Kodim 1206/Psb dan Yonif 644/Wls, telah berkomitmen mengawasi masing-masing anggotanya, agar tidak keluyuran di tempat hiburan malam. Hal ini guna mengantisipasi terjadinya gesekan-gesekan antara anggota. “Imbauan dan larangan anggota tidak keluyuran di tempat hiburan malam sudah lama diterbitkan. Bahkan sudah ditempel di tempat-tempat hiburan malam.
Semua pimpinan pun sudah memberikan arahan kepada anggotanya masing-masing. Namun, apabila ada anggota Polri maupun TNI yang masih berkeluyuran di tempat hiburan malam, itu hanya oknum yang tidak menaati perintah pimpinannya masing-masing,” jelas Kapolres.