Friday 19 December 2014

1.100 Lungkung Kerupuk Basah Dibagikan Secara Gratis

Putussibau. Kapuas Hulu Kapuas Hulu membagikan sebanyak 1.100 lungkung (batang) kerupuk basah kepada seluruh kontingen Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) ke-X tingkat Kalimantan Barat. Kuliner khas Bumi Uncak Kapuas ini dibagikan di Lapangan Sepak Bola Gelora Uncak Kapuas, Kamis (18/12) sekitar pukul 10.00.
Tidak hanya kontingen FSBM,panitia juga membagikan kerupuk basah kepada masyarakat setempat maupun stand-stand pameran yang ada di lokasi. Pembagian "temet" nama lainkerupuk basah ini setelah terlebih dahulu Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH melepas pawai budaya FSBM X. setelah itu dilanjutkan dengan pemotongan pita pembukaan stand pameran oleh Ketua Umum DPP Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar Chairil Efendi.
Menurut Bupati kerupuk basah merupakan kulinernya Kabupaten Kapuas Hulu. Hal ini pun telah diketahui seluruh masyarakat Kalbar. Namun dalam FSBM ini, Pemkab Kapuas Hulu kembali  mempromosikan makanan khasnya tersebut. “Biasanya ketika kita mengikuti event-event di kabupaten/kota lain di kalbar, mereka selalu mencari kerupuk basah. Makanya kali ini kita siapkan kerupuk basah bagi seluruh kontingen,” ujarnya.
Sejatinya, kata Nasir, orang sudah banyak yang tau kalau kerupuk basah merupakan makanan asli Kapuas Hulu. Walaupun demikian, pihaknya tetap akan berupaya mengurus hak paten atau Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). “Sampai kini, kita terus berupaya hak patenkan kerupuk basah, sebelum daerah lain yang mendahulinya,” pungkasnya.
Dengan adanya HAKI, sambung  dia, agar makananan yang berbahan dasar ikan dan tepung terigu tersebut memiliki status kuat sebagai kuliner yang berasal dari Kapuas Hulu. “Kita khawatir juga jika ini tidak segera diurus HAKI nya, bisa-bisa diakui oleh daerah lain bahkan negara tetangga Malaysia,” ujar Bupati lagi.
Ketua Umum DPP MABM Kalbar Chairil Efendi yang ikut merasakan nikamatnya kerupuk basah ini menambahkan makanan khas Kapuas Hulu yakni kerupuk basah sungguh enak rasanya dan patut dilestarikan sebagai makanan ciri khas daerah. Bahkan ia menyambut baik, Pemkab Kapuas Hulu yang berupaya mengurus HAKI kerupuk basah. Ia pun menyarankan agar pengurusan hak paten tersebut segera dilakukan, sebelum diakui daerah lain. “Maka kita harus dukung upaya pemerintah dalam melestarikan maupun menjaga makanan ini tetap menjadi ciri khas Kapuas Hulu,” ujarnya.
Sementara ketika dimintai tanggapannya mengenai ketidakhadiran Kabupaten Sanggau dalam even FSBM ke-X ini Chairil pun merasa kecewa. "Tentu kita kecewa dengan tidak hadirnya Kabupaten Sanggau. Tapi, ya mau diapakan lagi," ucapnya.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, kata Chairil, alfanya kabupaten yang dipimpin Paulus Hadi tersebut lantaran masih belum siap untuk mengikuti FSBM ke-X di Kapuas Hulu. Bahkan ia sempat menyarankan, kalaupun tidak ikut festival, pengurus MABM Sanggau minimal bisa hadir saat pembukaan FSBM, untuk menghargai tuan rumah Kabupaten Kapuas Hulu. "Meskipun ketidakhadiran Sanggau dalam FSBM ini, tidak ada sanksi apa pun untuk mereka karena acara ini sifatnya tidak memaksa. Hanya saja, mereka menerima sanksi moral," paparnya.
Menurut mantan Rektor Untan ini, FSBM merupakan ajang dua tahunan. Pada FSBM ke-XI nanti kemungkinan Kota Singkawang sebagai tuan rumanya. "Sudah ada Kota Singkawang yang menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah FSBM berikutnya. Nanti ini kita coba sepakati dahulu apakah Singkawang jadi tuan rumah FSBM ke-XI. Selain itu Sekadau juga sudah meminta pada tahun 2018 mereka ingin menjadi tuan rumah," ungkapnya
Chairil mengatakan jika melihat dari permintaan dari kabupaten/kota yang ingin menjadi tuan rumah FSBM, ini menunjukkan antusiasme terhadap budaya Melayu ini sudah memiliki gairah. Ini merupakan suatu sinyal yang baik, orang yang mau menghidupkan gairah seni budaya Melayu. "Memang bagi orang yang selalu berkalkulasi perhelatan budaya seperti ini membuat mereka merasa rugi saja. Namun yang jelas, dibalik semua ini manfaat yang lebih jauh terkandung dalam kegiatan FSBM," kata Chairil.
Untuk membangun manusia, lanjut dia harus dilakukan seperti kegiatan FSBM ini. Pembangunan itu sebenarnya tidak hanya membutuhkan finansial saja, melainkan sosial kapital. "Kegiatan ini merupakan sosial kapital, jadi apa artinya pembangunan fisik berhasil gedungnya  tinggi dan megah tetapi modal sosialnya tidak kuat dan bisa menghancurkan semuanya itu dalam satu malam saja," jelasnya. 
Chairil juga menyinggung persiapan FSBM yang dilakukan Kapuas Hulu sendiri sungguh luar biasa.
Sementara itu, ditambahkan Ani, perwakilan kontingen asal Kota Pontianak, mengungkapkan pelaksanaan FSBM di Kapuas Hulu sungguh luar biasa. Meskipun rangkaian acaranya belum dilaksanakan sepenuhnya. "Bagaimana tidak, panitia menyambut tamu sangat luar biasa. Kita baru datang saja sudah ada dokter maupun polisi yang siaga menawarkan bantuan kepada kita, ini belum pernah dilakukan oleh kabupaten/kota lain," tuturnya.
Dirinya yang baru pertama kali datang ke Kapuas Hulu, khususnya ke Kota Putussibau merasa bangga melihat perlakuan dari masyarakat maupun Pemkab Kapuas Hulu terhadap tamu luar. "Ini uneg-uneg yang menyenangkan. Semua kontingen dari kabupaten/kota harus bangga dengan Kapuas Hulu, karena mereka memberikan pelayanan begitu sempurna," pungkasnya. 

No comments:

Post a Comment