Tuesday 23 September 2014

Ada “Bukit Bom” di Kapuas Hulu

Putussibau. Kodim 1206/Psb mengamankan satu dari tujuh bom peninggalan perang dunia kedua. Sementara enam bom lainnya masih berada di bukit yang dinamai warga setempat sebagai  "Bukit Bom" di Dusun Nanga Nyawa, Desa Nanga Lot, Kecamatan Seberuang, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.
Dijelaskan Dandim 1206/Putussibau, Letkol Inf Vivin Alivianto, satu dari tujuh bom buatan Amerika tersebut diangkut pada tanggal 11 September 2014 lalu. Bom buatan Amerika yang masih aktif ini, sekarang tersimpan di halaman Kodim 1206/Psb, tepatnya di depan pos penjagaan. Sebuah bom tersebut diangkut dengan mobil. Sementara keenam bom yang masih berada di bukit bom, semuanya masih aktif.  "Berat bom sekitar 250 kilo, panjang 1,20 meter dan berdiameter 70 cm. Daya ledak 1 kilo Bom ini radius 400 meter," ujarnya, Senin (22/9).
Menurut Dandim, berdasarkan cerita masyarakat setempat, bom-bom di bukir bom dijatuhkan dari pesawat udara pada tahun 1943. Saat terjadi perang dunia kedua, negara sekutu berupaya melumpuhkan negara Jepang yang kala itu menguasai Indonesia, termasuk di Kapuas Hulu. "Pada sore hari menjelang magrib, ada banyak pesawat udara dan salah satunya terbang rendah sambil menjatuhkan bom," katanya.
Lokasi ditemukan bom sangat jauh. Bukit bom berada sekitar 1,5 kilo dari perkampungan warga. Sementara lokasi bukit bom dengan jalan utama sekitar 5 kilo. Belum lagi, jalannya masih dalam pengerasan dan jembatan banyak yang rusak. "Bom-bom tersebut tertanam dalam tanah sedalam sekitar tujuh meter," pungkas Vivin.
Bom-bom ini, lanjut Vivin sudah dilaporkan ke komando atas. Bahkan Komandan Detasemen Peralatan (Dandenpal) Korem 121/Abw di Sintang sudah melihat dan memastikan bom-bom tersebut masih aktif. "Danrem pastinya juga sudah melaporkan ini ke komando yang lebih," tukas Dandim.
Sebenarnya, sambung Dandim, penemuan bom ini sudah sangat lama. Namun, oleh warga setempat bom-bom tersebut dilarang diangkut atau dipindahkan. Warga setempat beranggapan bom-bom itu harta karun yang merupakan aset mereka. "Pada tahun 2011, sebenarnya sudah mau dipindahkan, tapi warga bersikeras tidak mau. Ini karena warga kampung kurang memahami efeknya bagi mereka. Tapi, sekarang mereka tidak melarangnya lagi. Bahkan mengangkut satu bom tersebut TNI dibantu warga," papar Vivin.
Dandim belum tahu kapan seluruh bom-bom yang masih tersisa akan diangkut. Sebab, pihaknya masih menunggu komando atas. Sebab untuk mengangkut seluruh bom-bom tersebut tidak mudah dan perlu hati-hati. "Kita belum tahu kapan, tetapi pasti nanti semuanya akan diangkut," ucap Dandim.