Saturday 29 December 2012

Main Air Saat Banjir


Euforia Tahun Baru

Tidak terasa tahun 2012 akan berakhir, kita akan memasuki tahun yang baru, yaitu 2013. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, malam pergantian tahun dirayakan semua orang di penjuru dunia. Berbagai acara telah dirancang untuk menyemarakkan malam pergantian tahun. Karena perayaan malam tahun baru dianggap istimewa oleh sebagian kalangan. Mereka tidak mau ketinggalan momen merayakan malam pergantian tahun tersebut.
Biasanya tempat-tempat hiburan malam berbenah. Mereka menawarkan acara-acara perayaan malam pergantian tahun. Tidak hanya kafe-kafe, bahkan diskotek menawarkan kemeriahan yang sama bagi pengunjungnya. Tidak heran, pada saat malam tahun baru harga tiket di diskotek naik bahkan hingga dua kali lipat. Namun walaupun demikian tetap saja kafe dan diskotek dipenuhi pengunjung. Malam pergantian tahun kerap dijadikan sebagian orang sebagai ajang hura-hura. Malam tahun baru dihabiskan dengan pesta minuman keras maupun narkoba. Bahkan pernah kita dengar pada malam tahun baru ada yang overdosis akibat kebanyakan mengonsumsi narkoba.
Fenomena lain di malam tahun baru dirayakan dengan konvoi dan kebut-kebutan sepeda motor. Makanya tidak heran di malam tahun baru kerap terjadi kecelakaan lalu lintas dan bahkan berujung pada kematian. Belum lagi malam tahun baru sering dijadikan ajang kemaksiatan. Mulai hotel melati hingga berbintang, saat malam tahun baru penghuninya meningkat dari hari-hari biasanya. Ini hanya sebagian kecil sisi negatif perayaan malam tahun baru yang dilakukan mereka yang merayakannya. Walaupun tidak semua orang yang melakukannya, namun di kota-kota, fenomena ini nyata kelihatan. Malam tahun baru banyak dihabiskan dengan foya-foya dan hura-hura. Mereka menyambut tahun baru dengan euforia yang berlebihan, tidak peduli apakah yang mereka lakukan itu melanggar norma agama. Seolah-olah malam tahun baru surga bagi pembuat dosa.
Merayakan malam tahun baru sah-sah saja, asal tidak melanggar etika dan norma-norma agama. Pergantian tahun semestinya dijadikan introspeksi dan refleksi diri. Renungkan perjalanan setahun yang lalu, di mana kekurangan dan kelebihannya. Agar tahun depan kita bisa lebih baik lagi dalam mengarungi dunia fana ini.
Sering kita dengar slogan “hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”. Agama pun mengajarkan bagaimana seseorang akan merugi apabila hari-harinya sama bahkan lebih buruk dari sebelumnya.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk menata hari esok, dan bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS: Al-Hasyr, 59).
Dalam hadis pun dikatakan barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka.
Setiap manusia harus memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Hasrat untuk terus maju harus tertanam dalam setiap sanubari, agar sisa umur yang ada tidak terbuang percuma. Hidup yang singkat ini harus semakin berkualitas, baik dalam urusan dunia apalagi urusan akhirat. Bukankah kalau dicermati dengan saksama dengan bertambahnya tahun, berarti bertambah pula usia kita. Itu berarti semakin dekat pula setiap orang dengan kematiannya.
Mari pergantian tahun 2012 ke 2013 ini kita jadikan untuk introspeksi dan refleksi diri. Mumpung nyawa masih dikandung badan. Jangan ada lagi euforia yang berlebihan dalam menyambut malam tahun baru. Tinggalkan kebiasaan buruk dalam menyambut malam tahun baru dan beralihlah kepada hal-hal yang positif. SELAMAT TAHUN BARU

Sunday 23 December 2012

Kabupaten Konservasi dan Kemiskinan

Kapuas Hulu sebagai kabupaten konservasi didefinisikan sebagai wilayah administratif yang mempunyai komitmen politik untuk menjalankan pelaksanaan pembangunan berlandaskan pemanfaatan berkelanjutan, perlindungan sistem penyanggah kehidupan dan pengawetan keanekaragaman hayati. Dalam konteks ini, Kabupaten Kapuas Hulu secara nyata telah mengalokasikan 56 dari total luas wilayahnya sebagai kawasan lindung. Penetapan Kapuas Hulu sebagai kabupaten konservasi pada bulan Mei 2003 melalui SK Bupati Nomor 144 Tahun 2003.
Kabupaten Kapuas Hulu memiliki dua taman nasional, yaitu Danau Sentarum seluas 132.000 hektar dan Betung Kerihun dengan luas 800.000 hektar. Taman Nasional Betung Kerihun merupakan habitat hutan hujan tropis dan diyakini sebagai paru-paru dunia. Sementara Taman Nasioanl Danau Sentarum merupakan habitat ikan air tawar yang terlengkap di dunia. Melalui konveksi UNESCO, Taman Nasional Danau Sentarum telah ditetapkan sebagai kawasan lahan basah (ramsar site). Belum lagi hutan lindungnya yang terpencar-pencar disetiap kecamatan yang mencapai sekitar 900.000. Sehingga kawasan konservasi di Kapuas Hulu mencapai sekitar 2 juta hektar.
Keberadaan Taman Nasional dan hutan lindung di satu sisi merupakan suatu kebanggaan karena merupakan aset Nasional bahkan Internasional. Namun di sisi lain, mau tidak mau mengurangi ketersediaan lahan untuk budidaya. Selain itu pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia di kawasan Taman Nasional dan hutan lindung, menjadi sangat terbatas. Mengingat pemanfaatan sumberdaya alam yang ada secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem di kawasan Taman Nasional dan hutan lindung.
Luas areal hutan yang ada merupakan pabrik raksasa pengolah sejumlah gas-gas
buangan (utamanya CO2) menjadi Oksigen (O2) yang sangat diperlukan bagi kehidupan seluruh mahluk di dunia. Oleh karena itu, Kalimantan Barat secara umum dengan luas areal hutan yang ada sering dijuluki paru-paru dunia. Rindangnnya hutan dipercaya mampu menyerap CO2 yang merupakan zat yang sangat diperlukan untuk kehidupan. Apalagi semakin pesatnya industri yang berkembang diseluruh belahan bumi, maka terjadi peningkatan jumlah gas-gas buangan, yang lebih lanjut dapat menimbulkan efek Gas Rumah Kaca(GRK). Untuk itu lah peran hutan dalam hal ini untuk mengonversinya tidak dapat tergantikan.
Meskipun diakui sebagai paru-paru dunia, namun keberpihakan pemerintah pusat dan dunia internasional terhadap daerah yang memiliki areal hutan cukup luas, belum diwujudkan dalam tindakan nyata. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya kompensasi terhadap keberadaan kawasan lindung atau konservasi yang dimiliki suatu daerah. Kompensasi dianggap penting dengan tujuan agar daerah-daerah yang memiliki kawasan lindung dan konservasi tidak mengabaikan status hukum tersebut, dengan kegiatan-kegiatan yang kontrapduktif. Karena sesungguhnya, untuk Kabupaten Kapuas Hulu, sumberdaya alam potensial justru terdapat di kawasan tersebut. Begitu pula sebagian besar masyarakat Kapuas Hulu masih menggantungkan mata pencahariannya secara langsung pada hasil-hasil alam.
Kondisi yang ada sekarang apabila terus dipertahankan, lambat laun akan mengakibatkan tekanan pada daya dukung lingkungan semakin berat. Kegiatan perambahan hutan, pertambangan rakyat, penangkapan ikan secara besar-besaran dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup serius. Apalagi  masyarakat belum memiliki keterampilan yang cukup untuk mengalihkan mata pencahariannya ke arah mata pencaharian yang menetap dan lebih inovatif.
Melihat fenomena yang ada masih banyak masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu yang hidupnya dibawah garis kemiskinan. Ibaratnya ayam mati di lumbung padi, karena tidak bisa menggarap kawasan konservasi. Kondisi ini kerap dikeluhkan masyarakat dan pejabat di Kapuas Hulu. Ketaatan dan konsistensi mereka menjaga hutan kurang mendapatkan perhatian dunia. Padahal sudah selayaknya lah pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu diberikan intensif berupa imbal jasa lingkungan karena komitmennya menjaga hutan. Dengan tetap hijau dan rimbunnya hutan di Kapuas Hulu, bukan hanya dinikmati masyarakat lokal saja, melainkan penduduk dibelahan dunia ini. Jangan hutannya saja yang dijaga, tapi manusia disekitarnya ditelantarkan. Jangan pula sebagai kawasan paru-paru dunia, paru-paru masyarakatnya diibaratkan bolong. 

Wednesday 19 December 2012

Penduduk Musiman Danau Sentarum

*Mencari Ikan Saat Musim Kemarau
Kapuas Hulu. Danau Sentarum yang secara geografis berada di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat - Indonesia  memiliki kekayaan ikan yang melimpah. Tidak heran banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya di danau tersebut dengan menetap tinggal atau bahkan menjadi penduduk musiman.
Rumah-rumah masyarakat nelayan ini bak kampung. Karena rumah-rumah musiman yang didirikan hingga belasan. Mereka semuanya adalah nelayan yang mencari ikan di Danau Sentarum.
Khusus rumah sementara nelayan hanya dipergunakan saat musim kemarau. Rumahnya pun menggunakan tongkat yang menyatu dengan tanah. Akibatnya ketika air danau pasang rumah mereka tenggelam. Dari permukaan air yang tampak hanya atap-atap rumah. “Rumah-rumah sementara itu hanya dipergunakan saat musim kemarau. Rumah-rumah itu milik masyarakat yang mencari ikan di danau saat musim kemarau,” ujar Burhani, motoris speedboat asal Desa Landjak, Kecamatan Batang Lupar.
Banyak lokasi rumah musiman yang didirikan masyarakat di danau yang telah dijadikan taman nasional ini. Kebanyakan perkampungan penduduk musiman ini berdasarkan kecamatan. “Kalau di sini milik para nelayan warga Kecamatan Selimbau,” kata Burhani menunjukkan salah satu perkampungan musiman.
Saat air danau pasang, nelayan-nelayan tersebut pulang ke daerahnya. Kemudian saat musim kemarau, mereka kembali lagi untuk mencari ikan. “Selama kemarau mereka mencari ikan dan tidak pulang. Biasa berbulan-bulan, bahkan kemarin hingga tujuh bulan,” ujarnya. 
Biasanya ketika mencari ikan, nelayan-nelayan ini memboyong keluarganya. Dalam satu kampung musiman tersebut bisa mencapai 15 kepala keluarga (KK). Bahkan kalau musim banyak ikan bisa mencapai 40-an KK. Dalam satu rumah ada yang tinggal hingga empat KK. “Mereka di Danau Sentarum hanya menjala dan mancing. Sementara pukat tidak boleh dipergunakan. Karena sudah menjadi aturan setiap kampung nelayan ada aturan sendiri-sendiri mencari ikan. Ini juga untuk menjaga kelestarian ikan di Danau Sentarum,” jelas Burhani.
Danau Sentarum kaya akan jenis ikan, terutama ikan biawan dan toman. Kalau musim air pasang ikan berkurang. Ini diakibat air Sungai Kapuas masuk ke danau, sehingga airnya menjadi kotor dan busuk. "Orang istilahkan di sini airnya bangar, akibat air danau tercampur air Kapuas,” tuntasnya.

Koban Bronai Anyaman Terunik Se-Indonesia

*Meraih Juara I Dekranasda Tingkat Nasional

Putussibau. Koban Bronai merupakan anyaman terunik yang dimiliki Kabupaten Kapuas Hulu. Bahkan Koban Bronai sempat menjadi juara satu kategori anyaman serat alam terunik saat Dekranasda tingkat nasional di Jakarta pada Mei lalu.
Koban Bronai yang berhasil mengharumkan Kalbar dan Kapuas Hulu ini lahir dari tangan terampil Rajemah, warga asal Desa Temuyuk, Kecamatan Boyan Tanjung. Rajemah merasa bangga dengan buah karya tangannya yang telah ditekuni sejak berumur tujuh tahun dapat menjadi anyaman terunik se-Indonesia. “Saya menganyam Koban Bronai ini sudah dilakukan sejak kecil, sekitar umur tujuh tahun. Ibu saya sendiri yang mengajarkannya. Sudah banyak saya buat, dan akhirnya mendapatkan juara saya senang,” katanya.
Diceritakan perempuan yang sudah menginjak usia 50 tahun ini, Koban Bronai anyamannya melalui beberapa tahapan, dengan bahan baku sebuah tanaman yaitu perupuk. Kemudian bahan baku tersebut direbus terlebih dahulu selama sekitar satu jam, kemudian dijemur selama dua hari. Selanjutnya, bahan perupuk kering tersebut diolah dan dirajut selama empat hari untuk membentuk sebuah Koban Bronai ukuran 4x3 cm. Untuk finishing yang lebih baik, Koban Bronai tersebut bisa ditimpa kembali dengan rajutan bahan baku rasau. “Dulunya Koban Bronai ini sebagai tempat menyimpan uang dan menjadi penangkal gaib. Namun sekarang telah digunakan untuk menyimpan sirih dan pinang,” jelasnya.
Sementara itu, Harun, Kabid Perindustrian di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kapuas Hulu, menuturkan, Koban Bronai menjadi juara satu tingkat nasional dalam rangka penilaian Anyaman Serat Alam Terunik pada saat Dekranasda tingkat nasional di Jakarta pada bulan Mei lalu. “Ini juga yang turut membuat Kalbar menjadi juara umum,” terangnya.
Secara industrial, lanjut Harun, motif Koban Bronai tersebut akan dikembangkan ke arah item lain. Layaknya diterapkan untuk dibentuk menjadi sebuah tas, topi, ataupun baju, sehingga bisa menjadi item khas Kapuas Hulu yang bisa memiliki nilai jual tinggi. “Koban Bronai dan motifnya ini sendiri tentu akan kita wacanakan untuk dipatenkan agar menjadi item khas Kapuas Hulu,” ujarnya.

 

56 Persen Kapuas Hulu Kawasan Lindung

Putussibau. Kapuas Hulu sebagai kabupaten konservasi didefinisikan sebagai wilayah administratif yang mempunyai komitmen politik untuk menjalankan pelaksanaan pembangunan berlandaskan pemanfaatan berkelanjutan, perlindungan sistem penyanggah kehidupan dan pengawetan keanekaragaman hayati.
"Dalam konteks ini, Kabupaten Kapuas Hulu secara nyata telah mengalokasikan 56 dari total luas kabupaten sebagai kawasan lindung, termasuk diantaranya hutan lindung serta dua taman nasional, yaitu Danau Sentarum seluas 132.000 hektar dan Betung Kerihun dengan luas 800.000 hektar," terang Wakil Bupati Kapuas Hulu Agus Mulyana SH, saat membuka Workshop pengembangan skema imbal jasa lingkungan, Rabu (19/12) di Aula Kantor Bupati. Penetapan Kapuas Hulu sebagai kabupaten konservasi pada bulan Mei 2013 melalui SK Bupati 144/2003. SK ini dengan tegas menyatakan kabupaten konservasi mendukung upaya inspiratif pemerintah dan masyarakat Kapuas Hulu untuk membangun kabupaten konservasi yang berazaskan harmoni kehidupan manusia dengan alam. Kapuas Hulu seluas 3,1 juta hektar merupakan 13 persen dari wilayah Heart of Borneo (HOB) seluas sekitar 23 juta hektar. Nilai strategis Kapuas Hulu dalam wilayah HOB diantaranya hutan trofis dan rawa air tawar (TNBK dan TNDS). Sebagai menara air bagi pulau Kalimantan khususnya bagi daerah hilir di provinsi Kalbar, terdapat social capital yang potensial bagi pembangunan khususnya sektor pariwisata. Khusus dibagian sebagai menara air dipulau Kalimantan merupakan daerah hulu dari 14 sungai besar di Kalimantan. "Terlebih spesifik, di Kapuas Hulu, khususnya sungai Kapuas yang menjadi bagian hulu sungai yang perlu dijaga dan agar pengelolaannya dapat berkelanjutan serta terpadu," kata Wabup.
Sumber daya alam Kapuas Hulu yang berlimpah tidak otomatis akan memberikan manfaat yang maksimal, bila tidak dikelola bersama-sama menjaga dan melestarikannya. Salah satu contohnya sumber daya air yang ada di Kapuas Hulu yang sangat berlimpah ruah. Namun terdapat banyak juga permasalahan yang harus dihadapi seperti adanya tingkat erosi dan longsor ditepian sungai yang tinggi. Ini otomatis berkontribusi terhadap peningkatan konten sedimentasi dan kekeruhan sungai. Akibatnya masyarakat sebagai konsumen air akan sulit untuk mendapatkan air yang jernih dan sehat. "Bagi PDAM, sebagai lembaga yang memiliki tanggungjawab mendistribusikan air bersih kepada masyarakat, juga akan memerlukan waktu lama dan biaya tidak sedikit untuk memproses air sungai yang keruh menjadi air bersih. Belum lagi bila sungai tercemar limbah dan sampah tentu proses penjernihan air akan lebih mahal dan panjang. Oleh karena itu, masalah air adalah masalah kita semua dan penanganannya pun harus bersama-sama," terang Agus. Skema imbal jasa lingkungan, khususnya skema imbal jasa air, dapat dijadikan salah satu solusi untuk memperbaiki atau menjaga sempadan sungai melalui kerjsama para pemanfaat air dengan masyarakat yang tinggal ditepian sungai, sesuai perannya masing-masing. Peranan masyarakat tepian sungai antara lain menjaga tepian sungai agar meminalisir tingkat longsor, menanam berbagai jenis pohon lokal yang bermanfaat dan jenis budidaya, tidak membuang sampah terutama sampah plastik serta limbah dan lain-lain. Sedangkan masyarakat pengguna langsung, seperti PDAM dan pelanggannya memberikan dukungan finansial atau non finansial kepada masyarakat yang berpartisipasi menjaga kesehatan sungai. Agar skema ini betul-betul bermanfaat untuk alam dan berkeadilan, nantinya perlu diatur dalam regulasi khusus ditingkat Kabupaten.

FDS-BK ke-2 Resmi Ditutup

*Jadikan Agenda Rutin Kapuas Hulu
Batang Lupar. Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun (FDS-BK) akan terus digelar dan akan menjadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Kapuas Hulu saat menutup FDS-BK ke-2, Sabtu (15/12) pukul 16.00 di Desa Landjak, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu.
“Di atas mimbar ini atas nama pemerintah daerah, saya menyatakan FDS-BK akan terus dilaksanakan. Di samping itu, kegiatan ini akan dilengkapi dengan event-event lain yang telah dirangkum dalam calendar of event di Bumi Uncak Kapuas,” kata Wabup.
Hadir saat penutupan, anggota DPRD, Pemprov, Forkumpinda, dan Muspika serta NGO.
Wabup menyatakan tujuan terpenting yang ingin dicapai dengan festival ini untuk memperkenalkan potensi Kapuas Hulu sebagai destinasi nasional. Kemudian, agar masyarakat Kapuas Hulu dapat berpariwisata di daerah sendiri dan lebih memahami potensi yang ada di daerahnya. Selain itu, guna memberdayakan masyarakat dalam peluang ekonomi agar memberi kontribusi PAD dari sektor pariwisata secara signifikan.
“Ini tidak akan singkat, namun kami optimis melihat minat masyarakat akan berhasil. Untuk itu dukungan semua pihak sangat dibutuhkan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi. Kepada para camat saya harapkan masyarakat terus dibina dan dikembangkan. Dan pada seluruh masyarakat, kita tentu harus jaga potensi yang ada dan keunikannya karena itu adalah potensi yang menarik wisatawan mancanegara,” terangnya.
Sementara itu, Ketua pelaksana FDS-BK Drs Alexander Rombonang MMA mengatakan dalam kegiatan kali ini seluruh kecamatan terlibat. Tetapi yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hanya empat kecamatan. “Namun ini lebih baik dari tahun lalu yang di mana ada tiga kecamatan yang tidak berpartisipasi pada semua lomba. Terkait dengan kendala, karena semua pihak turut aktif dalam kegiatan ini jadi tidak ada kendala berarti pada event kali ini. Kendati demikian kita akan terus lakukan evaluasi agar tahun depan bisa lebih siap dari pada tahun ini,” ujar Alex.
Dalam penutupan FDS-BK ini juga dilakukan penobatan Bujang dan Dara Pariwisata Kapuas Hulu Tahun 2012. Pada penobatannya, pemenang Bujang berasal dari Kecamatan Silat Hilir dan Dara dari Kecamatan Hulu Gurung. Penobatan dilakukan langsung wakil bupati dan istrinya Terina Timas AMd. Acara tampak semakin meriah ketika sesi hiburan rakyat dimulai. Ratusan masyarakat memadati panggung mendengarkan lantunan nada dari artis nasional Nugie dan beberapa artis KDI. Festival pun ditutup ditandai dengan pemukulan kangkuang.

Kapuas Hulu Terbaik Program Penanaman 1 Milyar Pohon

Putussibau. Kabupaten Kapuas Hulu menjadi nomor satu pelaksanaan OBIT (One Billion Million Indonesian Trees) tahun 2011 se-Kalbar. Penghargaan diterima langsung Bupati Kapuas Hulu pada 4 Desember 2012 di Kota Singkawang.
Pada tahun 2012 ini, Kapuas Hulu kembali memperingati hari menanam pohon Indonesia dan bulan menanam nasional, Jumat (14/12) kemarin di halaman Balai Sentra Kerajinan Industri Kapuas Hulu. Acara dipimpin Sekda Kapuas Hulu Ir H Muhammad Sukri melibatkan kepala SKPD, TNI/Polri, organisasi wanita, LSM, ormas, Pramuka, pelajar, dan masyarakat.
Drs H Hasan M MSi, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kapuas Hulu mengatakan peringatan hari menanam pohon Indonesia dan bulan menanam pohon nasional ini diatur berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24/2008 serta Peraturan Menteri Kehutan Nomor P.16/Menhut-II/2012 tentang panduan penanaman satu miliar pohon. Peringatan hari menanam pohon ini juga merupakan tindak lanjut dari amanat presiden amanat presiden pada tahun sebelumnya untuk melakukan gerakan penanaman satu miliar pohon yang diselenggarakan secara nasional, dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan kritis serta antisipasi perubahan iklim.
Untuk mendukung gerakan ini menyebar dan menyeluruh menjadi sebuah gerakan se-Kapuas Hulu, maka pelaksanaan penanaman oleh instansi atau masyarakat di lingkungan masing-masing hingga berakhirnya sampai 31 Januari 2013. Untuk itu dialokasikan sejumlah pohon kepada masing-masing instansi, masyarakat, kecamatan yang disesuaikan ketersediaan bibit yang ada.
“Jumlah pohon yang disediakan untuk program ini berjumlah 4.081 pohon yang terdiri dari jenis tembesuk, gaharu, dan petai yang didistribusikan melalui Disbunhut Kapuas Hulu. Gerakan penanaman secara massal oleh seluruh masyarakat Kapuas Hulu pada pelaksanaan hari menanam pohon Indonesia ini merupakan salah satu wujud nyata bahwa Kapuas Hulu peduli terhadap perbaikan lingkungan dan perubahan iklim,” terang Hasan.
Sementara itu, Sekda usai membacakan amanat dari Menteri Kehutanan RI mengatakan, pada 2011 Kapuas Hulu menjadi nomor satu se-Kalbar dalam pelaksanaan OBIT. Ini tentu atas dukungan semua pihak. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam peringatan hari menanam pohon dan bulan menanam pohon ini,” ujarnya.
Keberhasilan ini mesti terus didukung. Disbunhut telah menyiapkan bibit-bibit untuk ditanam. Bawalah bibit-bibit ini untuk diteruskan di tempatnya masing-masing agar ditanam. “Kapuas Hulu sebagai kawasan konservasi perlu terus didukung, karena saat ini banyak sudah kawasan yang menjadi kritis,” tandas Sukri.
Pada kesempatan tersebut, Sekda secara simbolik menyerahkan bibit pohon kepada perwakilan masyarakat, pramuka, dan ormas. Sukri pun secara simbolik melakukan penanaman pohon yang diikuti kepala SKPD dan instansi vertikal lainnya.

Thursday 13 December 2012

Ibu dan Anak Terjangkit HIV

Putussibau. Jumlah masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu yang terjangkit HIV bertambah. Ini setelah seorang ibu dan anaknya yang berusia sekitar dua tahun diketahui positif terjangkit virus yang belum ada obatnya ini saat secara sukarela memeriksakan dirinya di VCT.
Berdasarkan data yang ada hingga bulan Desember ini setidaknya sudah ada 43 warga Kapuas Hulu yang dinyatakan positif HIV. 20 perempuan dan 23 laki-laki dengan penderita yang sudah meninggal dunia sebanyak 23 orang.  “Perkembangan AIDS di Indonesia sudah sangat serius mengancam kesehatan masyarakat kita. Menurut WHO, seorang penderita HIV/AIDS berpotensi menularkan sekitar 200 orang lainnya,” ujar dr H Harisson MKes, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kapuas Hulu.
Menurut Harisson, HIV/AIDS seperti fenomena gunung es. Dimana kasus yang terdeteksi hanya sebagian kecil dari yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Untuk mengungkap itu, maka salah satu cara program yang dilaksanakan pemerintah untuk mencegah penularan HIV/AIDS adalah dengan diadakan Valuntary Counserling and Testing (VCT). Kemudian Kapuas Hulu sudah mendirikan VCT “ROSSELA”. Bahkan salah satu cara yang dilakukan adalah dengan dilaksanakannya mobile VCT ROSSELA, sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal.
Dijelaskan Harisson VCT adalah kegaiatan konseling dan tes HIV secara suka rela setelah mendapatkan dukungan informasi dan pengetahuan tentang HIV/AIDS, mencegah penularan HIV, pengobatan dan pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIV/AIDS. Dengan dilaksanakan mobile VCT ROSSELA ini didapati data-data dengan cepat terutama pada kelompok resiko tinggi. “Kegiatan mobile VCT ROSSELA ini sudah mulai dijalankan dalam periode waktu dua bulan, yaitu bulan Oktober dan November 2012 dikafe-kafe yang ada di Putussibau,” katanya.
Kegiatan yang dilaksanakan saat mobile VCT yaitu sosialisasi yang ini ditujukan agar masyarakat mengetahui bahwa sudah ada klinik khusus yang menangani HIV/AIDS di Kapuas Hulu. Kemudian penyuluhan yang diberikan oleh konselor VCT menerangkan tentang proses penularan HIV/AIDS, tanda dan gejala, penyakit-penyakit menular  seksual lainnya yang menyertai, serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan HIV/AIDS.  Selain itu tanya jawab, dimana klien diberikan untuk lebih memahami penyuluhan yang telah diberikan.
Kegiatan lainnya pre-test dan inform consent. Konseling pre-test yang diberikan oleh konselor kepada kliennya bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam dan membangun kepercayaan antara konselor dan klien, sehingga dapat terbina hubungan baik. Bahkan pemeriksaan darah pun dilakukan, setelah klien bersedia menandatangani inform consent.

Pembukaan Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun

Batang Lupar. Festival Danau Sentarum -  Betung Kerihun (FDK-BK) 2012 digelar. Festival yang telah diselenggarakan kedua kalinya ini dibuka Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Ir Yusri Zainuddin MT, Rabu (12/12) kemarin di Desa Landjak Kecamatan Batang Lupar Kabupaten Kapuas Hulu.
Kegiatan diawali dengan acara penyambutan tamu VIP  sekitar pukul 13.30 di depan rumah jabatan Camat Batang Lupar. Tamu VIP tersebut disambut secara adat Melayu serta Dayak Iban dan Dayak Tamambaloh. Usai beristirahat sejenak, tamu dan rombongan melanjutkan tour cruising guna menikmati panorama  kawasan Danau Sentarum, dengan menggunakan 20 speedboat. Touring Cruising ditempuh sekitar 2,5 jam, pertama kali melewati lokasi lomba sampan tradisonal didaerah pasir panjang. Tour dilanjutkan dengan melewati beberapa kampung musiman dan kampung nelayan. Daerah ini biasanya ramai dengan masyarakat yang sedang beraktivitas menangkap ikan. Ketika musim kemarau tiba masyarakat yang menempati kampung ini bertambah dua kali lipat yang berasal dari Kecamatan Selimbau dan Batang Lupar.
Tour cruising sampai ke bukit Tekenang yang merupakan pusat lapangan dari TNDS. Setelah menikmati panorama Bukit Tekenang dan beristirahat sejenak, rombongan kembali ke Desa Landjak. Rute pulang yang digunakan berbeda dari ketika datang. Rombongan melewati kampung kampung musiman dan kampung nelayan lainnya.
Sesampainya di Desa Landjak acara dilanjutkan dengan pembukaan FDS-BK II, sekitar pukul 16.00 di lapangan Kantor Camat Batang Lupar. Acara diawali dengan devile kontingen dari 23 kecamatan se-Kapuas Hulu.
Ketua Umum Panitia Pelaksana, Drs Alexander Rombonang MMA mengatapan terdapat dua ikon penting di Kapuas Hulu, yaitu adanya Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Nama festival ini diambil dari kedua nama tersebut. Kedua nama ini diharapkan dapat mengangkat dunia pariwisata Kapuas Hulu, karena memiliki beraneka ragam kekayaan alam, panorama alam serta pesona budaya dari berbagai etnis uang ada. "FDS-BK 2012 ini merupakan pelaksanaan yang kedua kebangkitan dunia kepariwisataan Kapuas Hulu," ujarnya.
Tujuan pelaksanaan festival ini untuk memperkenalkan potensi pariwisata Kapuas Hulu sebagai destinasi pariwisata yang menarik untuk dikunjungi, baik untuk tingkat regional, nasional maupun internasional. Kemudian masyarakat sekitar kaewasan Danau Sentarum dan Betung Kerihun, khususnya serta masyarakat Kapuas Hulu pada umumnya mendapat kesempatan untuk berwisata serta lebih memahami kekayaan seni, budaya dan potensi wisata yang dimiliki. "Selain itu melalui festival ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan peluang ekonomi dan penyediaan lapangan kerja disektor informal," kata Alex.
Dipaparkan Alex FDK-BK tahun 2012 ini pada dasarnya terdiri atas tiga rangkaian kegiatan. Pertama, pertemuan tahunan masyarakat Danau Sentarum yang pelaksanaannya telah dimulai pada Senin (10/12) kemarin. Kemudian malam ini (12/12) akan diakhiri dengan penyampaian hasil yang dilanjutkan dengan dialog masyarakat dengan Wakil Bupati. Kedua, keesokan harinya acara puncak yang dilaksanakan hingga tingga hari kedepan. Ketiga, pertemuan para pengusaha jasa pariwisata (travel mart) yang akan dilaksanakan pada tanggal 13-15 Desember 2012 di Puitussibau, dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke kawasan Danau Sentarum. "Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan puncak ini adalah tour cruising di kawasan Danau Sentarum, pameran produk unggulan yang diikuti berbagai instansi baik pemerintahan maupun swasta, parade lagu dayak dan melayu, parade tari dayak dan melayu, lomba berbalas pantun, pemilihan bujang dara pariwisata Kapuas Hulu, lomba sampan tradisional, lomba pangkak gasing, dan lomba menyumpit," terang pria yang juga menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kapuas Hulu ini.
Sementara itu Bupati AM Nasir SH menuturkan dalam rangka RPJMD tahun 2010-2015 secara jelas telah dinyatakan bahwa ekowisata sebagai sektor utama (leading sector) pembangunan Kabupaten Kapuas Hulu. Hal ini dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan yang dimiliki. Pemanfaatan secara hati-hati untuk kepentingan berkesinambungan merupakan prinsip utama dalam pengelolaan lingkungan. "Semangat pembangunan ekowisata merupakan implimentasi nyata dari inisiatif Kabupaten Konservasi yang sudah lama kita deklarasikan. Pembangunan dibidang ekowisata, mengutamakan prinsip keikutsertaan masyarakat secara luas, pengelolaan potensi alam secara bertangungjawab, untuk mendapatkan keuntungan ekonomi yang bisa dinikmati langsung oleh masyarakat," tutur Nasir.
Kapuas Hulu, lanjut Bupati memiliki dua taman nasional, yaitu TNDS dan TNBK. Keduanya telah menjadi ikon besar dan terkenal, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga manca negara. Kedua nama ini diharapkan dapat mengangkat dunia pariwisata Kapuas Hulu karena memiliki beraneka ragam kekayaan flora dan fauna serta potensi kepariwisataan yang sungguh mengagumkan.
Terdapat beberapa tujuan penting dilaksanakannya FDS-BK ini. Pertama memperkenalkan potensi pariwisata Kapuas Hulu sebagai destinasi pariwisata yang menarik dikunjungi baik ketingkat regional, nasional maupun internasional. Kedua, masyarakat mendapat kesempatan untuk berwisata sambil lebih memahami kekayaan seni, budaya serta potensi yang dimiliki Kapuas Hulu. Ketiga, melalui festival ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan peluang ekonomi dan penyediaan lapangan kerja disektor informal. "Saya menekankan kepada kita semua, untuk menjaga dan mengawal pelaksanaan event ini dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Nasir pun meminta kepada panitia pelaksana setelah berakhirnya kegiatan membuat laporan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi ini penting sebagai bahan penyusunan rencana agar lebih baik dimasa yang akan datang. Selanjutnya, programkan pembinaan untuk seluruh potensi yang dimiliki. Pembinaan tidak hanya dilakukan para pemenang lomba, tetapi bagi seluruhnya. "Buat perencanaan yang lebih baik, agar dimasa yang akan datang pelaksanaannya lebih bervariatif dan lebih berkualitas," imbau Bupati.
Sebenarnya banyak dari pemerintah pusat ingin menghadiri kegiatan ini. Namun karena bulan Desember banyak kegiatan, sehingga mengurungi niatnya. Untuk itu kedepannya akan dievaluasi kembali jadwal pelaksanaan FDS-BK. "Apakah itu awal tahun, januari atau Februari dan seterusnya," tukas Nasir.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Ir Yusri Zainuddin MT mengatakan karena sumberdaya alam mulai menipis, maka pariwisata target pendapatan. Sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan flora dan pauna, sehingga berpotensi mendatangkan banyak wisatawan. "Ini dapat terwujud bila kita ada tekad dan kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
FDS-BK ini menurut Yusri adalah salah satu cara yang sudah dilakukan dari  tahun lalu dan diharapkan menjadi calender event nasional. "Karena Danau Sentarum dan Betung Kerihun memiliki kekayaan flora dan fauna serta lainnya," katanya.
Namun diakui dia, untuk mencapai kedua taman nasional ini ada pemasalahan seperti jalan, transportasi, akomondasi dan lain-lain. Transportasi hanya bisa dilalui jalan darat dan air yang memerlukan waktu yang lama. Untuk mengtasi ini maka harus dapat membuka jalan akses udara yang memadai. "Biarkan event ini menjadi unggulan dan dilaksanakan kabupaten Kapuas Hulu. Tapi tentu akan ada kolaborasi dari kami diprovinsi maupun dipusat untuk mendukung terus kegiatan ini," katanya.
Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan Kangkuang (alat tradisonal musik dayak) secara bersama-sama oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar dan Bupati Kapuas Hulu. Acara pembukaan ini mendapatkan perhatian masyarakat Kapuas Hulu, terutama Kecamatan Batang Lupar. Walau pun pembukaan berlangsung hingga sekitar 18.30, masyarakat belum beranjak hingga usai.
Festival ini lebih meriah dari tahun sebelumnya. 63 stan yang disediakan panitia terisi semua. Bahkan panitia terpaksa tidak dapat mengakomodir banyak peserta yang ingin berpartisipasi. 63 stan, selain diisi kecamatan, juga diramaikan instansi pemerintahan, NGO dan bahkan pihak swasta. Mulai dari menampilkan unggulan instansi masing-masing ada juga peserta menjual berbagai makanan, pakaian, kerajinan dan lain sebagainya.

Wednesday 12 December 2012

MABM Kapuas Hulu Dikukuhkan

Putussibau. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Kapuas Hulu periode 2011 – 2016 dikukuhkan. Acara pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MABM Kalbar, Prof Dr H Chairil Effendi, Senin (10/12) malam di Rumah Adat Melayu Kapuas Hulu.
Ketua Umum MABM dijabat AM Nasir SH yang juga Bupati Kapuas Hulu. Sementara Ketua Harian Nusantara Gawat SSos MM dan Sekretaris Umum dipegang Aliyanto SE. Hadir pada pelantikan ini Danyon 644/WLS Letkol Inf Anggit Exton Yustiawan, instansi vertikal , DAD Kapuas Hulu dan beberapa undangan lainnya.
Dalam sambutannya, AM Nasir SH mengatakan Pranata masyarakat melayu Kapuas Hulu sudah sejak lama keberadaannya. Ini dibuktikan adanya penembahan melayu yang berada di Bunut Hilir, Selimbau, Piasak, Jongkong, Suhaid dan Silat Hilir.
“MABM merupakan salah satu rumpun dari lembaga kemasyarakatan yang dalam pelaksanaannya membantu  pemerintah dalam pengembangan kebudayaan dan kearifan lokal, khususnya kebudayaan melayu di Kapuas Hulu. Kearifan lokal yang sudah lama dan hampir hilang, dapat kita gali kembali dan dilestarikan sebaik mungkin. Sehingga nilai-nilai yang telah diwariskan dapat kita jaga kelestariannya. Ini merupakan salah satu tugas mulia dari MABM Kapuas Hulu,” terang nya.
Pria yang juga menjabat Bupati Kapuas Hulu ini mengharapkan MABM ini dapat mempersatukan persepsi, visi dan misi masyarakat melayu dan dapat bekerjasama bergandengan tangan dengan lembaga-lembaga adat lainnya dalam penataan kehidupan kemasyarakatan. Sehingga apa yang dicita-citakan bersama terciptanya kerukunan suasana yang kondusif serta harmonis di Kapuas Hulu dapat dicapai.
Dikatakan Nasir, Kapuas Hulu secara geografis boleh terletak diujung timur Kalbar. Tapi bukan berarti secara kualitas tertinggal dari kabupaten lai di Kalbar. Letak dan jarak bukanlah halangan untuk maju dan berbuat, namun sebaliknya menjadi motivasi dan semangat untuk berusaha lebih keras, lebih cerdas, lebih giat dan lainnya. MABM kapuas Hulu harus bisa menjadi pelaku sejarah dijamannya. Bukan menjadi bagian dari proses sejarah itu sendiri, MABM Kapuas Hulu harus mampu mengambil posisi menjadi creator dan bukan hanya bisa menjadi follower. “MABM Kapuas Hulu harus mampu memberdayakan dirinya sehingga membawa kemanfaatan bagi masyarakat luas,” ujar Nasir.
Nasir mengajak seluruh masyarakat Kapuas Hulu untuk bersama-sama menjaga kerukunan. Sehingga Kapuas Hulu tetap kondusif, sehingga semua pembangunan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaan menjalankan roda organisasi dibutuhkan kerja keras dan kerjasama yang baik antar sesama pengrus. Untuk itu tetap melaksakan konsolidasi organisasi, baik secara internal maupun eksternal. “Jangan jadikan MABM ini sebagai lahan untuk hal-hal yang kurang pantas dilakukan. Tapi jadikanlah lembaga ini sebagai wadah kita untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara,” imbaunya.

Tuesday 11 December 2012

Workshop Pengembangan Sistem MRV

Putussibau. Sebagai bagian dari pengembangan sistem Monitoring, Reporting dan Verifikasi (MRV) untuk REDD+ Kabupaten Kapuas Hulu perlu mengembangkan sistem pengukuran cadangan karbon serta perhitungan Reference Emission Level (REL). Untuk itu digelar Workshop Pengembangan Sistem MRV yang dibuka Drs H Hasan M MSi, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kapuas Hulu, Senin (10/12) di Aula BAPPEDA.
Sebagai pelaksana workshop ini Disbunhut Kapuas Hulu, GIZ Forcline, dan DPMU. Dimana peserta 20 dari SKPD Kapuas Hulu district, lima dari tingkat nasional dan provinsi, serta 10 dari swasta dan LSM. Sementara presenter terdiri dari satgas REDD+, Pokja REDD Kalbar, BPKH, Disbunhut Kapuas Hulu, NPMU, dan GIZ-Forclime.
Dalam sambutannya, Hasan mengatakan kita patut bersyukur bahwa Kapuas Hulu dikarunai dan dianugrahi sumberdaya hutan yang cukup luas. Oleh karenanya kita wajib mengurusnya secara optimal dan memanfaatkannya secara berkelanjutan serta dijaga kelestariannya untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga bisa dinikmati bagi generasi sekarang maupun mendatang. "Sebagaimana diamanatkan UU Nomor 41/1999 tentang kehutanan pasal 3, dimana penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan," ujarnya.
Untuk mewujudkan visi Bupati Kapuas Hulu 2010 - 2015, salah satu upaya penyelenggaraan kehutanan kabupaten yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, yang dilaksanakan Disbunhut adalah melakukan pengembangan upaya uji coba melalui Demonstrative Activities REDD+ di Kapuas Hulu. Dimana upaya ini dilakukan untuk memperoleh strategi pengelolaan hutan lestari dan berwawasan lingkungan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca. "Hal ini juga selaras dengan penugasan menteri kehutanan kepada kabupaten sesuai Permenhut P.7 tahun 2012, dimana kabupaten diminta melaksanakan pengukuran simpanan karbon dan persiapan pelaksanaan pemantauan simpanan karbon dari kawasan hutan di Kapuas Hulu," papar Hasan.
Melalui workshop ini, untuk peningkatan kualitas hasil kegiatan, lanjut Hasan, kami berusaha menggali aspirasi dan usulan dari para stakeholder untuk pengembangan upaya uji coba REDD+ melalui demonstrative activities di Kapuas Hulu. Sehingga pada akhirnya diperoleh strategi pengelolaan hutan lestari dan berwawasan lingkungan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca, yang sesuai dengan karateristik Kapuas Hulu melalui kolaborasi berbagai sektor pembangunan.

Sunday 9 December 2012

“Beranda Depan” dan Kedaulatan

Jika masuk ke dalam rumah, kita harus terlebih dahulu melewati beranda, makanya beranda rumah pasti dilihat orang dulu. Bahkan, ada yang bilang, beranda mencerminkan isi rumah seseorang. Sehingga, layaklah jika beranda pun kita hias, agar rumah tidak terkesan kumuh.
Beberapa kawasan di Indonesia berbatasan dengan negara tetangga. Apakah kawasan perbatasan ini sudah dihias dan tertata dengan baik?
Lihat saja beberapa kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu - Kalimantan Barat, ternyata ironis, kawasan perbatasan terbilang masih jauh tertinggal dari semua bidang terutama dengan perbatasan jiran. Bahkan masyarakatnya dicap sebagai masyarakat terbelakang, terpencil, dan terisolasi. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Kalimantan Barat, karena tercatat dari data 26 kabupaten yang terletak di perbatasan semua masuk dalam kategori daerah tertinggal.
Jelas saja, pertanyaan kenapa begini kenapa begitu mencuat di kepala banyak orang. Jawabannya, mungkin, karena pemerintah masih cenderung bersifat sentralisasi. Wilayah urban—perkotaan dan sekitarnya—yang terus mendapat perhatian, sementara kawasan perbatasan hanya dipandang sebelah mata atau bahkan sama sekali tidak dipandang. Akibatnya, jelas proses pembangunan hanya bertumpuk di kota. Sementara di kawasan perbatasan, jangankan pembangunan lainnya, bahkan ada daerah yang tidak memiliki akses jalan darat. Untuk ke mana-mana, mereka mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Padahal kawasan perbatasan juga perlu dibangun, agar kesan buramnya dapat disingkirkan.
Khusus perbatasan Indonesia–Malaysia, tidak bisa kita mungkiri, perbedaannya sangat jauh mencolok. Baik dari segi pembangunan, kesejahteraan masyarakatnya, dan sebagainya. Sementara masyarakat kita masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan, masyarakat di sana punya rumah besar gara-gara berdagang dengan rakyat di perbatasan kita itu. Lihat saja, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya masyarakat Indonesia di perbatasan banyak menggunakan produk Malaysia. Jadi ya tidak heran, ketika pemilukada banyak yang golput karena si penusuk surat suara tidak di tempat, mengadu nasib ke negeri jiran guna meningkatkan kesejahteraannya.
Belum lagi masalah keamanan dan kedaulatan Negara. “If you let a bully come in your front yard, he'll be on your porch the next day and the day after that he'll rape your wife in your own bed—Jika Anda membiarkan seorang pengganggu masuk di halaman depan Anda, dia akan berada di beranda rumah Anda di hari berikutnya dan di hari berikutnya lagi dia akan memerkosa istri Anda di tempat tidur Anda sendiri.” Lyndon Baines Johnson (LBJ), Presiden ke-36 Amerika Serikat. Pernyataan LBJ itu jelas masuk akal. Pilihan masyarakat perbatasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ke negara tetangga menggambarkan lemahnya kedaulatan negara ini. Sengkarut rebutan tapal batas dengan negeri jiran, sampai dihina orang-orang negara tetangga di pesta sepak bola baru-baru ini. Belum lagi, obat terlarang yang diselundupkan ke republik ini untuk melemahkan berbagai lapisan generasi. Itu daftar masalah pelik yang merundung “beranda terdepan” kita.
Kembali ke keadaan ekonomi yang tertinggal di wilayah perbatasan. Memang bukan situasi yang sangat khusus, karena keadaan serupa dapat ditemui pula di daerah lain yang bukan perbatasan. Namun wilayah perbatasan jelas mempunyai arti penting tersendiri. Sudah sering kita mendengar pendapat berbagai kalangan tentang arti penting kawasan perbatasan, sehingga berujung pada konsekuensi diperlukannya prioritas lebih bagi pembangunan daerah perbatasan.
Kondisi seperti ini tidak boleh terus berlangsung dan mesti diakhiri. Karena bagaimanapun, masyarakat perbatasan adalah warga negara Indonesia. Mereka memiliki hak yang sama sebagai warga negara. Jangan pemerintah hanya meminta masyarakat perbatasan untuk mempertebal rasa nasionalisme, sementara negara tidak memedulikan mereka.
Ingat, pemerintah pusat telah mendeklarasikan bahwa kawasan perbatasan adalah beranda terdepan NKRI. Seharusnya, ini angin segar bagi daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Dengan dijadikannya perbatasan sebagai “beranda terdepan NKRI” diharapkan agar gambar buram yang melekat tersebut–kawasan tertinggal, terisolasi, miskin, dan sulit dikembangkan–bisa disingkirkan.
Slogan tersebut memang diimplementasikan pemerintah dengan membentuk Badan Pengelola Perbatasan. Tujuannya tentu agar ada instansi yang fokus mengurus kawasan-kawasan perbatasan di Indonesia ini. Namun perbatasan sebagai “beranda terdepan NKRI” jangan hanya jadi slogan semata, Bung. Mesti ada langkah nyata pemerintah—selain membentuk badan ini itu—yang tentunya memakan anggaran negara untuk memajukan kawasan perbatasan. Agar rumput halaman sendiri sama hijaunya dengan rumput di halaman tetangga.

Friday 7 December 2012

Perbatasan Gunakan Rupiah dan Ringgit

Kapuas Hulu. Masyarakat perbatasan Kapuas Hulu menggunakan dua mata uang untuk transaksi jual beli, yaitu Rupiah dan Ringgit. Bahkan untuk Kecamatan Empanang dan Puring Kencana, lebih didominasi Ringgit.
Erlina Imboy, pemilik warung di  Dusun Seridan Desa Laja Sandang Kecamatan Empanang menuturkan transaksi jual beli dengan menggunakan mata uang ringgit setiap hari dilakukan dan bahkan sudah lama berlangsung. "Kalau pembeli pakai uang rupiah atau ringgit tetap kita terima. RM 1 Malaysia, diharga Rp 3 ribu," ujarnya, Sabtu (1/12).
Ringgit ini bisa untuk berbelanja apa saja di warung Erlina. Termasuk anak-anak jajan pun biasa menggunakan ringgit. Bila pembeli menggunakan ringgit, kembaliannya boleh menggunakan rupiah, begitu pula sebaliknya. Ringit-ringgit yang terkumpul, nanti akan digunakan untuk berbelanja ke Malaysia. "Barang yang dijual disini ada produk-produk Indonesia dan ada juga Malaysia," katanya.
Begitu pula Mursap, pedagang keliling yang berdomisili di Kabupaten Sintang. Sudah selama delapan tahun ia membawa berbagai pakaian dan perabotan dengan menggunakan mobil keliling diperbatasan Kapuas Hulu. "Disini masyarakat berbelanja kebanyakan menggunakan ringgit. 1 ringgit sama dengan Rp 3 ribu," ujarnya, saat dijumpai ketika sedang berjualan di Desa Kantuk Bunut Kecamatan Puring Kencana, Minggu (2/12) kemarin.
Dijelaskan Mursap, mulai dari Kecamatan Badau, Empanang dan Puring Kencana masih banyak menggunakan mata uang ringgit. Malahan untuk Kecamatan Empanang dan Puring Kencana peredaran mata uang ringgit masih mendominasi. Sehingga tidak heran, pembeli lebih banyak minta kembalian ringgit belanjanya dengan ringgit pula."Kami ada 10 mobil dari Sintang. Dua kali sebulan turun ke perbatasan Kapuas Hulu," kata pria asal Padang - Sumatra Barat ini.

Wednesday 5 December 2012

Putussibau Kembali Diterjang Banjir

Putussibau. Walau pun belum mengkhawatirkan, banjir kembali menerjang kota Putussibau. Beberapa titik, terutama dataran rendah sudah terandam air, Rabu (5/12).
Banjir yang terjadi sejak dua hari lalu kini semakin membesar. Sejumlah akses jalan dalam Kota Putussibau terputus, bahkan sejumlah fasilitas umum lainnya juga sudah mulai terendam. Meskipun demikian tampak arus kendaraan yang lalu lalang di Kota Putussibau masih padat. Hanya saja warga yang lokasinya terendam banjir mulai mengungsikan kendaraan roda dua maupun empat miliknya di dataran tinggi.
Pantauan dilapangan, sejumlah akses jalan yang terendam air yiatu di jalan M Yasin, jalan Pasar Inpres, jalan Dogom, jalan Hasanaudin, jalan M Yamin dan jalan A Yani. Bahkan sejumlah daratan rendah lainnya seperti di Kecamatan Putussibau Selatan tepatnya di daerah Teluk Barak, Kampung Jati rendaman air sudah mengancam pemukiman penduduk. Kedalaman air berpariasi namun rata-rata sekitar setengah meter.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Hulu, Gunawan SE menuturkan banjir kali ini baru terjadi Kota Putussibau dan sekitarnya. Sedangkan  untuk sejumlah kecamatan kondis air belum terlalu besar.  Namun Gunawan  selalu menghimbau agar seluruh kecamatan Kabupaten Kapuas Hulu agar terus memberikan laporan kondisi banjir diwilayahnya masing-masing. Sehingga apabila ada kondisi  yang memang darurat, maka akan ada langkah yang ambil dengan status tanggap darurat. “Akan tetapi banjir ini hanya banjir tahunan, sejumlah kecamatan dipesisir sungai kapuas belum ada melaporkan kondisi saat ini. Namun sekali lagi saya minta agar pihak kecamatan selalu mengupdate laporan terkait banjir ini,” pinta Gunawan.

Kapuas Hulu Miliki 14 Situs

Putussibau. Kabupaten Kapuas Hulu miliki 14 situs bersejarah atau cagar budaya. Sebagian besar situs berupa life monument atau bangunan yang masih dipergunakan untuk hidup.
"Kita ada 14 situs, sebagian besar life monument, misalnya contoh rumah betang. Kemudian ada juga situs purbakala seperti situs Nanga Balang," ujar Drs Alexander Rombonang MMA, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kapuas Hulu.
Terhadap situs life monument yang ada, masyarakat cenderung masih membebankan pemerintah. Padahal situs seperti rumah betang tersebut menjadi tempat tinggal mereka sendiri. Sehingga sedikit saja ada kerusakan di rumah tersebut, kerap meminta bantuan dana dari pemerintah. "Kesulitan kita masyarakat masih cenderung membebankan kepada pemerintah, padahal mereka tinggal disitu. Cuma atap bocor saja minta bantuan kekita, karena mereka beralasan itu situs. Padahal untuk situs life monument, anggarannya sangat minim," jelasnya.
Situs-situs ini memiliki juru pelihara. Tujuh juru pelihara ditunjuk melalui Surat Keputusan (SK) yang saat itu masih bernama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI melalui Dirjen Kebudayaan. Karena penunjukan tersebut kebijakan pusat, maka intensif perbulannya melalui APBN. Sementara tujuh juru pelihara lainnya diangkat Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. Sehingga intensifnya dibebankan kepada pemerintah daerah. "Sebenarnya tanpa juru pelihara pun, kita semua berkewajiban menjaga situs-situs yang ada di Kapuas Hulu," imbaunya.

Tuesday 4 December 2012

Stan Penuh, Banyak Peserta Tak Terakomodir

*Festival Danau Sentarum – Betung Kerihun Siap Digelar
Putussibau.  Banyak peminat pada Festival Danau Sentarum – Betung Kerihun kedua (FDS-BK II) kali ini. Sehingga 60 stan yang dipersiapkan panitia terisi semua. Bahkan banyak peserta yang tidak dapat diakomodir.
“Sebenarnya masih banyak yang berminat meramaikan, baik instansi, NGO, dan bahkan pihak swasta. Kita mau menambah stan, karena kendala lokasi, sehingga hanya bisa menampung 60 stan. Sehingga dengan terpaksa banyak yang tak terakomodir,” ujar Drs Alexander Rombonang MMA, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kapuas Hulu, Selasa (4/12).
Kalau dibandingkan FDS-BK I, stan yang dipersiapkan panitia tidak sampai 50. Itu pun stan tidak terisi semua. “Kami memungut biaya stan Rp 500 ribu, itu pun hanya untuk kebersihan. Karena pengalaman tahun lalu  baru dua hari ssaja festival digelar sudah banyak sampah, sehingga kelihatan kumuh,” kata.
Untuk persiapkan sendiri sudah hampir rampung. Sehingga FDS-BK II siap digelar pada Rabu (12/12) mendatang. Ini karena selain dari Disbudpar Kapuas Hulu, mereka dibantu pihak kecamatan Batang Lupar, sebagai lokasi FDS-BK II. “Pembangunan pentas, stan, rencana akan dimulai tanggal 8 Desember,” tandas Alex.
Sementara dari Malaysia yang diundang belum ada kompirmasi. Cuma ada beberapa dari perusahaan di Malaysia sebelumnya ingin meramaikan. Namun karena bersifat lisan, terpaksa mereka tidak ditampung. Karena Disbudpar maunya resmi.
Diungkapkan Alex, sesuai undangan rencana  festival dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Walau pun belum ada kepastian dari menteri. Namun setidaknya diharapkan Dirjen Pemasaran dan Dirjen Pengembangan Destinasi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. “Kita juga mengharapkan gubernur Kalbar dan pejabat teras lainnya di provinsi bisa hadir saat pembukaan nanti, karena bagaimana pun tuan rumahnya adalah Kalbar. Namun yang sudah akan memastikan hadir nanti, yaitu Direktur Jasa Lingkungan di Kementerian Kehutanan RI, serta  Dirjen dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” jelasnya.
Untuk rangkaian perlombaan, tidak jauh beda dengan festival tahun sebelumnya. Hanya saja ada beberapa yang disempurnakan dan bahkan ditiadakan lagi lombanya. Juara pada festival ini pada 2013 akan dibawa ke Festival Budaya Bumi Khatulistiwa yang digelar provinsi. “Nanti ada juga kegiatan yang disenergikan dengan kegiatan-kegiatan NGO dan instansi pemerintahan,” pungkasnya.
Alex berharap FDS-BK II ini akan berjalan sesuai dengan rencana. Sehingga acara berlangsung sukses, sesuai yang diharapkan. “Dengan segala kekurangan dan potensi yang kita miliki, berusaha melaksanakan secara maksimal,” tambahnya.

Monday 3 December 2012

Kapuas Hulu Perekaman e-KTP Tercepat ke- III se-Indonesia

Putussibau. Kabupaten Kapuas Hulu menerima penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), karena menjadi daerah tercepat ke-III se-Indonesia dalam perekaman e-KTP. Penghargaan ini diterima Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH, saat pembukaan rapat koordinasi nasional persiapan penyerahan daftar agregat kependudukan per kecamatan (DAK 2) dalam rangka pemilu 2014 dan sosialisasi Perpres Nomor 67 tahun 2011, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (29/11) kemarin.
Bupati  menerima penghargaan atas komitemen dan keberhasilan dalam penyelenggaraan pelayanan penerapan e-KTP, sehingga kapuas hulu menjadi tercepat III penyelesaian target perekaman e-KTP. Selain Bupati, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kapuas Hulu, Marcellus SSos juga menerima piagam penghargaan atas keberhasilan dalam pelaksanaan penerapan e-KTP, sehingga kapuas hulu menjadi tercepat III penyelesaian target perekaman e-KTP. Piagam penghargan juga diberikan kepada ketua DPRD Kapuas Hulu, Ade M Zulkifli SAP, yaitu atas komitmen dan dukungan dalam penyelenggaraan pelayanan penerapan e-KTP, sehingga kapuas hulu menjadi tercepat III penyelesaian target perekam e-KTP. “Dalam katagori tercepat ini, Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau tercepat I dan Kabupaten Padang Pariaman tercepat II,” ujar Marcellus SSos, Kepala Disdukcapil Kapuas Hulu, Senin (3/12) di ruang kerjanya.
Luas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu  29.842 km2 dengan kepadatan penduduk sekitar 8 jiwa perkilo meter persegi. Sementara Disdukcapil Kapuas Hulu mulai melakukan perekaman e-KTP pada tanggal 26 Juli 2012. Target waktu yang diberikan pusat selama 120 hari. Tidak sampai 120 hari, Disdukcapil Kapuas Hulu mampu menyesaikan jumlah terget yang diberikan, yaitu pada tanggal 23 oktober.
Menurut Marcellus, keberhasilan Kapuas Hulu ini berkat kerja sama semua pihak. Terutama semua wajib e-KTP, karena atas kesadarannya yang tinggi melakukan perekaman e-KTP. Keberhasilan ini tidak lepas pula berkat Bupati dan Wakil Bupati, dimana dalam setiap kunjungan kerjanya mengingatkan masyarakat untuk berbondong-bondong membuat e-KTP. “Terima kasih kepada semua wajib e-KTP atas kesadaran yang tinggi perekaman e-ktp. Tercepat ke- III ini menandakan keberhasilan masyarakat Kapuas Hulu, dan dengan dukungan semua pihak, termasuk pihak kecamatan. Walau pun Kapuas Hulu memiliki keterbatasan, seperti jaringan internet, luas wilayah, geografis yang sulit, kendala hujan, listrik mati, tapi masih bisa menjadi tercepat ke-III se-Indonesia,” katanya.
Dijelaskan Marcellus, KTP lama atau sistem manual akan diakhiri masa berlakunya pada tanggal 31 Desember 2013, tahun depan. “Sekarang perekaman e-KTP tetap jalan, tapi hanya bersifat reguler. Namun ada juga satu unit perekaman mobile enrollment yang sedang diterjunkan. Karena masih ada wajib e-KTP yang belum melakukan perekaman,” jelasnya.

Thursday 29 November 2012

Rancangan APBD Kapuas Hulu 2013 Disetujui

Putussibau. DPRD dapat menerima Rancangan APBD Kapuas Hulu 2013. Hal ini disampaikan Fraksi PPP, Fraksi Bintang Keadilan, Fraksi Golkar, Fraksi Perjuangan Daerah, Fraksi PDIP, dan Fraksi Demokrat, saat menyampaikan pendapat akhir fraksi-fraksi DPRD Kapuas Hulu, Kamis (29/11) siang di ruang sidang paripurna.
Sidang yang dipimpin Wakil Ketua DRPD M Yusuf Habibi SSos ini dihadiri Wakil Bupati Agus Mulyana SH. Selain itu hadir pula Sekda Ir H Muhammad Sukri dan beberapa kepala SKPD dilingkungan pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. Walau pun dapat menerima rancangan APBD, beberapa saran, masukan dan bahkan kritik sempat disampaikan fraksi-fraksi kepada eksekutif. "Mendengar pendapatan akhir fraksi-fraksi dan semuanya menyetujui rancangan APBD Kapuas Hulu 2013 ini ditetapkan sebagai Perda. Setelah itu dilakukan penandatangan persetujuan antara legislatif dan eksekutif," ujar M Yusuf Habibi SSos.
Sementara Agus Mulyana SH, dalam sambutannya mengatakan setelah mengengar pendapat akhir fraksi-fraski dan telah dikonsultasikan bersama, kemudian ada beberapa catatan yang disesuaikan dan ditaati demi perbaikan serta penyempurnaan rancangan APBD Kapuas Hulu 2013. Hal ini tentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang, terutama Permendagri  Nomor 37/2012 tentang pedoman penyusunan APBD 2013, yang antara lain yaitu memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. “Selama rangkaian persidangan paripurna telah berkembang, pendapat, pemikiran dan saran dari anggota dewan yang tentunya dapat menjadi perhatian dan bahan perbaikan, guna meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja pemerintah daerah dibidang pembangunan, pemerintahan, dan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wabup pun mengingatkan bahwa tahun anggaran 2012 sisa sebulan lagi. Untuk itu kepada kepala SKPD untuk secepatnya menyelesaikan  pelaksanaan kegiatan, baik fisik maupun non fisik terutama yang didanai melalui dana alokasi khusus dan segera merealisasikan anggarannya. Kemudian segera mempertangungjawabkan anggaran yang dipergunakan pada anggaran 2012 sesuai dengan aturan yang ada. Lengkapi segala persyaratan dan kelengkapan administrasi lainnya, sehingga pada saat masa audit BPK dapat lebih siap dan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Kedepan, Agus berharap kualitas hasil pemeriksaan atau audit BPK terhadap pelaksanaan APBD dapat ditingkatkan dari semula WDP menjadi WTP. Supaya ini dapat dicapai, maka pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dianggarkan dalam APBD agar dilaksanakan dengan benar, transparansi, efektif dan efesien. Sehingga kualitas pertangungjawaban dapat lebih menjadi akuntabel. “Tentulah semua ini merupakan tangungjawab dan tugas kita bersama. Kemudian kepada SKPD pengelola kegiatan DAK tahun 2013 agar setelah APBD ditetapkan sesegera mungkin untuk mempersiapkan segala proses yang diperlukan, agar kegiatan DAK dilaksanakan dengan cepat. Sehingga pelaporan akan cepat pula,” imbaunya.
“Hari ini persetujuan bersama antara DPRD dan bupati, tapi masih ada tahapan, karena akan dikonsultasikan kembali ke gubernur. Setelah itu akan dilakukan sidang paripurna kembali untuk ditetapkan sebagai perda,” sambung Agus.

Tuesday 27 November 2012

Banyak PNS Gunakan Narkoba?

*PNS Kapuas Hulu Perlu Dites Urine
Putussibau. Berdasarkan laporan yang masuk ke Satpol PP Kapuas Hulu, banyak PNS mengkonsumsi narkoba. Untuk mengecek itu, Kepala Satpol PP Kapuas Hulu mmengharapkan ada tes urine bagi PNS.
"Banyak laporan dari masyarakat, bahwa banyak PNS menjadi pemakai narkoba," ungkap Kepala Satuan Satpol PP, Dini Ardianto SIP.
Fenomena ini tentu akan menjadi presiden buruk bagi Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. Apalagi pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu berkomitmen untuk membersihkan PNS dari hal-hal yang buruk. "Bila benar banyak PNS di ligkungan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu menggunakan narkoba, tentu menjadi keprihatinan kita bersama," kata Dini.
Agar tidak menjadi polemik dimasyarakat, perlu dilakukan tes urine bagi PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. Dengan dilakukan tes urin, diharapkan dapat menekan angka PNS yang mengkomsumsi barang haram tersebut. Sehingga PNS tidak berani main-main dengan narkoba.
Seperti yang telah dilakukan di Kota Pontianak, BNN telah banyak masuk ke instansi-instansi untuk melakukan tes urine, termasuk ke sekolah-sekolah. Ini juga diharapkan dapat dilakukan di Kapuas Hulu. Dimulai dari PNS dan kemudian dapat dilanjutkan ke sekolah-sekolah. Karena tidak menutup kemungkinan, narkoba sudah masuk ke sekolah-sekolah yang ada di Bumi Uncak Kapuas. "Tes urine ini merupakan salah satu upaya menekan penyalahgunaan obat-obat terlarang di Kabupaten Kapuas Hulu. Terutama terhadap PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu," tuntas Dini.

Monday 26 November 2012

Pelajar Kencani Istri Orang

Putussibau. Satpol PP Kapuas Hulu berhasil mengamankan pasangan selingkuh saat memadu kasih di Objek Wisata Mupa Kencana, Putussibau, Senin (26/11) kemarin. Pasangan selingkuh yang tertangkap merupakan seorang siswa SMU. Sementara pasangan wanitanya berstatus istri orang lain. Mereka tertangkap saat Satpol PP menggelar razia pelajar yang bolos sekolah di Objek Wisata Mupa Kencana.
"Selain satu pasangan selingkuh, kita juga berhasil mengamankan tiga pelajar yang bolos. Dua pelajar kita dikembalikan ke sekolah, karena mereka mau ulangan umum. Berdasarkan introgasi selama ini, pelajar bolos sekolah karena pilih-pilih pelajaran. Karena tidak senang dengan pelajaran, mereka pun bolos," terang Dini Ardianto SIP, Kepala Satpol PP Kapuas Hulu.
Pasangan selingkuh dan pelajar yang bolos akhirnya digelandang ke Mako Satpol PP. Mereka kemudian didata dan diperingati agar tidak mengulang lagi perbuatannya. Selanjutnya pelajar-pelajar tersebut diserahkan kepada sekolahnya masing-masing. Begitu pula wanita yang selingkuh dengan pelajar diperbolehkan pulang.
Saat menggelar razia, Satpol PP juga banyak menemukan PNS yang keluyuran. Namun mereka berhasil lolos karena keburu kabur. Selaku Kepala Satuan Pol PP, Dini pun mengharap jangan ada lagi PNS di lingkungan Pemerintah Kapuas Hulu yang bolos saat kerja. Ia pun meminta kepada masing-masing instansi untuk memperketat pengawasan terhadap stafnya. "Selama ini, ketika berhasil menangkap PNS bolos kami laporkan ke instansinya masing-masing, dengan  harap ada tindaklanjut dari pimpinan instansi tersebut. Karena hanya sebatas itu tugas kami," jelas Dini.
Lebih jauh, Dini pun meminta kepada orang tua di kecamatan yang memiliki anak sekolah di Kota Putussibau, agar lebih intensif melakukan pengawasan. Pasalnya diketahui  masih ada siswi bekerja sampingan sebagai PSK. "Kalau dulu kita pernah mengamankan sembilan pelajar yang menjual diri, ternyata kita selidiki masih ada diantara mereka kembali mengulang perbuatannya," tandasnya. 
Satpol PP, lanjut Dini, akan rutin menggelar razia. Terutama untuk mendata penghuni kos-kosan yang ada di Kota Putussibau. Untuk itu, Dini mengharap pemilik kos dan RT tidak terkejut bila tiba-tiba Satpol PP menggelar razia kos-kosan diwilayahnya. "Kita pun mengharap kerjasama dari pemilik dan RT untuk mengawasi kos-kosan diwilayahnya masing-masing. Karena banyak laporan dari masyarakat juga, bahwa kos-kosan sering dijadikan tempat selingkuh dan kumpul kebo," tuturnya.

Sunday 25 November 2012

Jaga Kelestarian Walet Goa Dengan Perda

Putussibau. Kelestarian sarang burung walet goa di Kabupaten Kapuas Hulu semakin terancam. Pasalnya Kapuas Hulu tidak memiliki Peraturan Daerah (Perda) untuk mengatur kelestarian sarang burung walet ini.
Ketua DPRD Kapuas Hulu, Ade M Zulkifli SAP, mengatakan selama ini masalah sarang burung walet diserahkan kepada pemilik, penemu goa atau pengusaha. Bahkan dalam satu goa bisa dimiliki beberapa pengusaha dengan sistem bergiliran panennya. Akibatnya, ketika panen dilakukan secara tidak terkendali. "Sehingga tidak heran sekarang sarang burung walet gua menipis alias langka, karena tidak lestarikan. Bila dulu sekali panen bisa mencapai beberapa ton, paling-paling sekarang sekali panen hanya beberapa kilo saja. Karena burung walet sudah banyak yang lari," ujar Politisi Partai Golkar ini.
Sebenarnya, lanjut Zulkifli, Pemerintah daerah memiliki wewenang mengatur kekayaan alam di Kapuas Hulu. Dengan adanya perda bukan berarti mengambil alih atau menguasai sarang burung walet, namun mengatur agar kelestariannya tetap terjaga. "Kalau pengusaha, bila kotoran walet itu laku pasti dipungutnya juga. Tapi kalau diatur dengan perda, silakan pengusaha panen, namun mesti diatur masanya. Agar kelestarian burung walet di Kapuas Hulu tetap terjaga," tandasnya.
Menurut Ade M Zulkifli sebenarnya untuk panen walet tidak bisa hanya tiga bulan sekali. Seharusnya sekitar setahun baru layak dipanen. Sehingga perkembangbiakan burung yang memiliki air liur mahal ini tetap terjaga. Apabila pengusaha masih cara demikian panennya, maka dia meyakin keberadaan burung walet di Kapuas Hulu berangsur-angsur akan punah. "Disinilah sebenarnya harus ada perda untuk mengatur agar keletarian walet terus berlangsung dan ini mestinya menjadi aset daerah. Sebagaimana pemerintah daerah juga mengatur sektor lainnya," jelasnya.

Friday 23 November 2012

Tak Logis, Kantor TNDS di Sintang

Putussibau. Wakil Ketua DPRD Kapuas Hulu M Yusuf Habibi dengan tegas mengatakan bahwa keberadaan kantor Balai Besar Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) yang berdiri di Kabupaten Sintang, sama sekali tidak logis. Pasalnya lokasi TNDS  berada di kabupaten Kapuas Hulu.
Tidak ada sedikit pun TNDS masuk dalam wilayah Kabupaten Sintang. Sehingga kantor TNDS harus segera di pindahkan ke Kapuas Hulu.“Sama sekali tidak masuk akal, jika Kantor TNDS ada di Kabupaten Sintang. Padahal semua orang  bahkan Dunia mengetahui bahwa Danau Sentarum itu berada di Kabupaten Kapuas Hulu," katanya.
Jika SK itu dikeluarkan oleh pihak Kementerian dan menetapkan Kantor TNDS di Sintang, maka harus segera diralat. Apalagi, kata Habibi,  pihak TNDS pernah menyampaikan akan memindahkan kantornya di Kapuas Hulu. Tetapi hingga saat ini tidak juga hal ini direalisasikan. Apapun alasannya mau dimanapun yang jelas menurutnya Kantor TNDS tersebut harus di Kabupaten Kapuas Hulu. "Tidak ada urusan dengan Kabupetan lain, karena memang Danau sentarum itu ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Otomatis inikan mempersulit koordiansi dengan TNDS, jadi wajar saja masyarakat mempertanyakan mengenai keberadaan kantor TNDS," tuturnya.
Untuk itu mewakili masyarakat, Habibi meminta kepada pihak TNDS untuk segera memindahkan kantornya di Kapuas Hulu. “Mereka harus segera mengusulkan kembali terhadap Menteri agar SK yang sudah menetapkan Kantor TNDS di Sintang tersebut harus dicabut, dan diterbitkan SK baru untuk pendirian Kantornya di Kabupaten Kapuas Hulu,” tegasnya.

Tolak Kawasan Danau Siawan Belida Dijadikan Hutan Lindung

Putussibau. Delapan desa di Kabupaten Kapuas Hulu menolak apabila kawasan hutan danau Siawan Belida dijadikan hutan lindung. Penolakan ini bahkan sudah disampaikan kepada Kementerian Kehutanan RI.
Sabinus M Melano, Koordinator Kemitraan Masyarakat  Fauna dan Flora Internasional (FFI) Kalimantan Barat mengatakan Kawasan Hutan Danau Siawan Belida seluas 39.000 hektar memiliki nilai strategis dalam menopang kehidupan masyarakat di sekitarnya dan berpotensi tinggi dalam mendukung pembangunan hijau di Kabupaten Kapuas Hulu dan Kalbar.
Karena itu FFI-IP bekerjasama dengan PT Wana Hijau Nusantara (PT. WHN) berupaya melestarikan kawasan ini melalui upaya restorasi ekosistem yang diarahkan pada program pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan atau yang saat ini dikenal dengan REDD+.  Proses FPIC yang dibangun dengan pertemuan konsultasi dan pembaruan informasi ini, tidak hanya untuk mencapai tahap konsensus yang  disepakati secara tersurat dan formal, tetapi juga membangun komitmen yang didasari saling percaya antara masyarakat dan pihak pengembang program, untuk bersama-sama mengumpulkan gagasan dan membuat rencana, serta berpartisipati dalam persiapan membangun pengelolaan kolaboratif kawasan hutan Danau Siawan Belida,” terangnya.     
Dalam Lokakarya Sosialisasi, konsultasi  dan update perkembangan Program DA-REDD+ Siawan Belida bulan lalu, telah dihadiri oleh Peserta perwakilan masyarakat dari delapan desa stakeholder program. Narasumber saat itu diantaranya  H Muhammad Sukri selaku Sekda, Indra Kumara dari Disbunhut Kapuas Hulu, Dewi Rizki dari PT.WHN dan Sabinus M Melano.Dari penyampaian materi  dan update informasi,  selain perlunya fasilitasi dan dukungan dari masyarakat kepada program Restorasi Ekosistem/REDD+, tidak dapat ditutup-tutupi adanya kekhawatiran masyarakat bilamana terjadi perubahan status kawasan Siawan Belida dari status  HPK  berubah menjadi hutan lindung,” jelasnya.
Dinamika komunikasi yang alot diantara peserta kemudian terjadi, terkait bagaimana Sikap dan dukungan masyarakat terhadap PT WHN. Masyarakat sesungguhnya setuju dengan program restorasi ekosistem. Namun belum dapat membuat pernyataan dukungan kepada perusahaan, karena adanya keraguan atas status ijin dan karena masih dibutuhkan tahapan -tahapan awal persetujuan untuk mencapai dukungan penuh.  Pada bagian akhir lokakarya, masyarakat akhirnya bersepakat menolak perubahan kawasan Siawan belida menjadi hutan lindung, dan menyampaikan surat pernyataan resmi penolakan secara tertulis kepada Pemerintah. Surat ini murni atas kehendak masyarakat peserta lokakarya sebagai hasil pertimbangan masyarakat. Karena bila menjadi hutan lindung, maka akses dan kegiatan masyarakat akan terbatas. Maka mereka dengan tegas menolak hutan lindung, dan menyampaikan alasan-alasannya kepada instansi yang berwenang. “Alasan masyarakat menolak dijadikan hutan lindung, khawatir aktivitas mereka di kawasan hutan Danau Siawan Belida menjadi terbatas. Sebab mereka berkaca dari Taman Nasional yang ada di Kapuas Hulu, dimana untuk melakukan apa-apa tidak boleh. Mereka juga menggangap hutan danau siawan belida selama ini dikelola adat secara turun temurun,” ujarnya.