Saturday 22 November 2014

Terancam Kelaparan, Orangtua Minta Izin Anaknya Libur Sekolah Untuk Mencari Makanan di Hutan

Putussibau. Sebanyak 10 orangtua atau Kepala Keluarga (KK) di Dusun Belatung, Desa Tajung Lokang, kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, mengajukan izin agar anak-anaknya libur selama dua bulan di Sekolah Dasar (SD) Pilial. Pasalnya, para warga Dusun Belatung mengalami krisis pangan dan terancam kelaparan, sehingga perlu membawa anak-anaknya masuk ke hutan untuk mencari makanan.
Permintaan ini disampaikan secara tertulis kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kapuas Hulu melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Putussibau Selatan. Permohonan libur selama dua bulan, yakni bulan November dan Desember 2014 ini yang disampaikan secara tertulis ini diketahui Semadi, Kepala Dusun (Kadus) Belatung. “Warga Dusun Belatung kehidupannya dengan cara berladang berpindah-pindah. Sebelumnya pada tahun 2007 warga Dusun Belatung juga mengalami krisis pangan. Lalu ada bantuan dari Pemda Kapuas Hulu berupa beras," ujar Martinus Yunida, Kaur Pemerintahan Desa Tanjung Lokang, Jumat (21/11)
Menurut Martinus, krisis pangan yang dialami masyarakat Dusun Belatung karena beberapa waktu yang lalu gagal panen akibat padi-padi pada mati. Sebab, sebelumnya terjadi kemarau yang panjang. Akibat tidak memiliki beras, saat ini warga Dusun Belatung hanya bisa makan sagu dan ubi kayu. "Untuk berkomunikasi dengan masyarakat Dusun Belatung sangat sulit, karena jaringan komunikasi tidak ada, sementara dusunnya sangat jauh. Segala kebutuhan di sana sangat mahal, akibat biaya angkut begitu tinggi," katanya.
Desa Tanjung Lokang berada di hulu sungai Kapuas. Dari Kota Putussibau untuk sampai ke Desa Tanjung Lokang hanya bisa dilalui jalur sungai menggunakan longboat hingga berjam-jam lamanya. Medannya pun begitu sulit, karena mesti menerjang riam dan jeram. Bahkan dibeberapa titik longboat perlu dipikul. Sedangkan Belatung merupakan dusun yang paling ujung  dan berbatasan dengan Kalimantan Tengah (Kalteng). Dari Desa Tanjung Lokang menuju Dusun Belatung mesti ditempuh dengan berjalan kaki selama dua hari melalui jalan setapak. Dapat pula ditempuh melalui sungai yang penuh dengan riam dan jeram. “Dusun Belatung dihuni 95 jiwa, 23 KK, masing-masing  50 laki-laki dan 55 perempuan,” pungkas Martinus.
Kepala UPT Kecamatan Putussibau Selatan, Agok Syahrial AMa.Pd menuturkan permintaan izin libur SD Pilian selama dua bulan dikirim secara tertulis tangan dan ditanda tangani oleh 10 orang tua murid. Alasannya, karena mereka mengalami krisis pangan dan terancam kelaparan. Sehingga mereka membawa anak-anaknya untuk masuk ke hutan mencari makanan. “10 0rangtua murid yang menandatangani, yaitu Utun, Hilip, Mibin, Kiusati, Molin, Dumadi, Leman, Behai dan Kerawang,” papar Agok.
Diungkapkan Agok, warga Dusun Belatung biasanya masuk ke hutan untuk mencari sagu sambil berburu. Di dalam hutan mereka bisa berhari-hari, karena terus berpindah-pindah sampai makanan terkumpul dalam jumlah banyak. “Selain untuk makan sehari-sehari selama dalam hutan, makanan tersebut sebagai cadangan mereka nanti ketika kembali ke dusun,” katanya.
Usulan dari masyarakat ini, lanjut Agok telah disampaikan ke Bupati Kapuas Hulu untuk ditindaklanjuti. “SD Belatung itu SD Pilial bagian dari SD Tanjung Lokang, disana ada 14 siswa dan di SD Tanjung Lokang 61 siswa. Masalah ini akan kami koordinasikan dengan pihak terkait,” ungkap Agok.
Sedangkan, sekretaris Disdikpora Kapuas Hulu, M Jumran SPd mengatakan secara aturan sebenarnya tidak ada anak diliburkan sekolah seperti itu. Tetapi, pihaknya juga harus menyikapi hal tersebut secara bijaksana. "Bagaimana anak tetap bisa belajar di sekolah. Sehingga kita perlu mencari langkah-langkah. Kita akan berkoodinasi dengan instansi terkait, terutama bidang sosial, karena ini berawal dari permasalahan krisis makanan," jelas Jumran.
Menurutnya, di Dusun Belatung hanya ada SD mini atau Pilial yang terdiri dari kelas 1 hingga kelas 3. Gurunya pun hanya satu orang yang merupakan tenaga honor. "Selain digaji  melalui dana BOS, ia juga dibantu penduduk setempat," pungkas Jumran.
Camat Putussibau Selatan Serli SSos MM juga membenarkan adanya surat dari masyarakat Dusun Belatung Desa Tanjung Lokang tersebut. “Masalah ini sudah kami sampaikan kepada Bupati kapuas hulu. Ini merupakan dusun terjauh di kecamatan Putussibau Selatan dan medannya pun begitu sulit,” terang Serli.
Hanya tiga cara untuk sampai ke Dusun Belatung, yaitu  menggunakan helikopter, angkutan sungai  melalui berbagai jeram dan riam yang sangat berbahaya dilewati, serta harus jalan kaki naik turun bukit dan melewati hutan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). “Untuk mengatasi permasalahan warga Dusun Belatung perlu program khusus dengan merelokasi mereka ke pusat desa yakni Desa Tanjung Lokang,” imbau Serli.
Sementara Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH mengaku terkejut ada warganya yang mengalami krisis pangan. Tetapi, ia perlu mengetahui kondisi warga Dusun Belatung sebenarnya. “Memang Dusun Belatung ini sangat jauh, sementara jumlah penduduknya sedikit,” ujarnya.
Dengan adanya laporan ini, Nasir pun langsung meminta Asisten I Setda Kapuas Hulu, Frans Leonardus SH MM untuk menggelar rapat guna membahasnya. “Saya sudah meminta digelar rapat dengan dinas-dinas terkait untuk membahas ini,” pungkas Nasir.
Benar saja, sekitar pukul 13.00 Asisten 1 Setda Kapuas Hulu Frans Leonardus langsung memanggil dinas-dinas terkait. Hadir saat pembahasan ini Kepala Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kapuas Hulu Drs Abdullah Usman MSi beserta Kabid Sosialnya Abdul Azis, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kapuas Hulu Gunawan SE, Kabag Ekon Setda Kapuas Hulu, Camat Putussibau Selatan Serli dan lainnya. “Kita akan meminta laporan secara resmi dari Kades Tanjung Lokang. Sebab, laporannya hanya lisan,” ujarnya.
Sambil itu berjalan, pihaknya akan sesegera mungkin mengecek langsung kebenaran berita tersebut. Bila ternyata benar, Pemkab Kapuas Hulu akan langsung memberikan bantuan. “Kendala kita, medan memang begitu sulit. Tetapi, kita sesegera mungkin akan turun ke lapangan untuk mengecek,” ujarnya.
Dikatakan Leonardus, bantuan yang akan mereka salurkan berupa beras, mie instans, garam, dan lain-lain. Bantuan-bantuan ini diberikan untuk 30 hari. Namun sebelumnya, Pemkab Kapuas Hulu akan menetapkan status krisis pangan di Dusun Belatung. Tetapi, penetapan status krisis pangan ini, bukan akibat bencana, namun karena gagal panen akibat musim kemarau kemarin.  “Warga di sana kalau diberi duit tidak mau, makanya kita akan langsungg beri berupa pangan,” demikian Leonardus.

No comments:

Post a Comment