Wednesday 12 November 2014

Kenali Pahlawan Kita

Pada 10 November 69 tahun silam, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) terjadi pertempuran antara pejuang Republik Indonesia (RI) melawan Sekutu yang dipimpin Inggris. Pertempuran ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan pasukan Indonesia setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945. Bahkan ini menjadi perang terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia.
Setidaknya 6.000 hingga 16.000 pejuang Indonesia gugur dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Di pihak Sekutu, sekitar 600 hingga 2.000 tentara yang tewas. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.
Walaupun di beberapa daerah memiliki pengalaman pertempuran dengan penjajah. Tetapi, perang di Kota Surabaya inilah yang akhirnya ditetapkan negara RI sebagai Hari Pahlawan. Bahkan Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Hingga sekarang, Hari Pahlawan terus kita peringati setiap 10 November. Untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang rela berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan RI.
Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah atau disingkat “Jasmerah”. Begitulah yang pernah diucapkan Presiden Pertama RI, Ir Soekarno, dalam pidatonya pada Hari Ulang Tahun (HUT) RI 17 Agustus 1966 silam. Apa yang disampaikan Sang Proklamator ini cukup beralasan. Sebab, bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa pahlawan-pahlawannya.
Sudah sepatutnyalah jasa-jasa para pahlawan selalu dikenang. Karena merekalah, kita bisa menikmati kemerdekaan seperti saat ini. Tidak sedikit darah, nyawa dan harta yang telah dikorbankan para pahlawan.
Memperingati Hari Pahlawan bukan kegiatan seremonial belaka. Melalui momen ini, kita diharapkan bisa menghayati nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang tanpa pamrih itu. Untuk mengenang jasa-jasa mereka, tidak cukup hanya berziarah ke Makam Pahlawan, melakukan Renungan Suci atau Mengheningkan Cipta. Masih banyak cara yang bisa dilakukan, yakni bagaimana mengisi kemerdekaan ini.
Negara mengenang jasa para pahlawan dengan menyematkan gelar Pahlawan Perintis Kemerdekaan, Pahlawan Kemerdekaan Nasional, Pahlawan Proklamator, Pahlawan Kebangkitan Nasional, Pahlawan Revolusi, dan Pahlawan Ampera. Hingga kini setidaknya 156 pejuang yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Namun, mungkin hanya sedikit dari kita yang mengenal tokoh-tokoh pahlawan tersebut.
Coba tanya diri kita masing-masing, apakah hapal dengan seluruh nama-nama para pahlawan tersebut. Terutama sejarah perjuangan mereka sehingga layak menyandang gelar pahlawan. Dapat dipastikan hanya segelintir orang yang mengenal nama dan sejarah perjuangan para pahlawan nasional. Apa lagi bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di perdalaman yang belum tersentuh teknologi komunikasi dan informasi.
Anak-anak sekarang pun sepertinya lebih mengenal tokoh-tokoh pahlawan atau “superhero” dalam film. Celakanya, tokoh-tokoh superhero tersebut dari luar negeri. Ternyata, superhero ini mengalahkan ketenaran tokoh-tokoh pahlawan dalam negeri.
Bukan hanya terlupakan, ternyata masih ada yang tidak menghargai perjuangan para pahlawan. Kemerdekaan yang seharusnya diisi pembangunan, malah dimanfaatkan untuk memperkaya diri. Padahal, tujuan perjuangan para pahlawan melawan penjajah untuk menjadikan seluruh rakyat Indonesia menjadi sejahtera, bukan mempergendut perut para koruptor.
Sebagai warga negara, kita sudah semestinya mengenang jasa pahlawan. Dimulai dengan mengenal nama dan sejarah perjuangannya. Dilanjutkan dengan mengisi hasil perjuangannya ini dengan sesuatu yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Pada momen peringatan Hari Pahlawan, sangat tepat untuk memikirkan bagaimana menjadikan para pahlawan lebih dikenal anak bangsa. Agar nilai-nilai kepahlawanan menjadi inspirasi mereka dalam mengisi pembangunan di negara yang kita cintai ini.

No comments:

Post a Comment