Friday 7 November 2014

15 Tahun Terlantar di Rumah Kosong

Putussibau. Di tengah maraknya isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan kompensasi berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), yang mendahului bola salju inflasi ini, ternyata ditemukan warga negara Indonesia yang kehidupannya teramat amat sangat jauh dari kata sejahtera di Kalimantan Barat. Mampukah kartu ‘sakti’ mengatasi kemiskinan akut tersebut?
Telantar, sebatang kara,dan tinggal di rumah kosong dengan dinding penuh celah selama 15 tahun di belakang perkampungan di Dusun Sungai Apin, Desa Bati, Kecamatan Seberuang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Empung hidup tanpa sehelai pakaian yang melekat di tubuhnya.
Perempuan berusia 40 tahun ini ditemukan Kepala Desa (Kades) Bati, Agustinus Bodeng, sekitar dua minggu lalu. Saat dijumpai, Empung dalam kondisi lemah, badan kurus, dan tak berpakaian. Untuk makan sehari-hari, ia mengharapkan belas kasihan warga setempat.
Sementara, saudara-saudaranya juga mengalami nasib tidak jauh berbeda, hidup serba kekurangan. Hanya saja tidak hidup sendirianseperti yang dialami Empung.
“Empung itu ada saudaranya. Hanya saja saudara-saudaranya juga tidak mampu. Empung saya temukan belum lama ini,” kata Bodeng, saat berada di Putussibau, Kamis (6/11).
Menurut Bodeng, masalah ini sebelumnya tidak pernah dilaporkan warga kepadanya. Sekitar 15 tahun lamanya Empung tinggal di rumah tua di belakang perkampungan atau dusun. Kehidupan Empung benar-benar telantar.
Dijelaskan Bodeng, masalah Empung ini sudah ia sampaikan langsung ke Kantor Kecamatan Seberuang. Diharapkan segera mendapatkan perhatian dari dinas terkait di Kabupaten Kapuas Hulu. “Empung diperkirakan sudah berusia 40-an tahun tinggal di RT 03 Sungai Apin. Ia sudah lama tak mengenakan pakaian layaknya manusia normal dan sudah tiga tahun terakhir Empung sakit-sakitan,” jelasnya.
Empung, lanjut Bodeng, tidak mengalami gangguan jiwa atau gila. Wanita tersebut hanya dalam kondisi tidak berdaya, karena ketidakmampuan secara ekonomi. Demikian juga lima saudaranya, kehidupannya sulit secara ekonomi. “Jangankan untuk membantu Empung, untuk diri mereka juga kepayahan. Karena itu sangat diharapkan bantuan dari pemerintah, baik di daerah maupun pusat, baik kebutuhan maupun tempat tinggal Empung perlu dibangun,” harapnya.
Rumah yang ditempati Empung sudah tua dan kosong. Hanya ditutupi dinding seadanya. Untuk beraktivitas di dalam rumahnya, Empung hanya bisa menggeserkan badannya saja. Sebab, wanita malang tersebut sudah tidak mampu berdiri lagi.
“Terlebih dengan harga karet murah seperti ini, warga tidak bisa membantu warga lain, untuk diri mereka saja susah. Karena ekonomi masyarakat benar-benar terpuruk setelah harga karet anjlok,” jelas Bodeng.
Sementara, Abdul Azis, Kabid Sosial di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Kapuas Hulu mengaku belum mendapat laporan mengenai keadaan Empung ini. Tetapi, ia berjanji akan segera menindaklanjutinya. “Kami belum ada dapat laporan dari pihak kecamatan. Setelah kita mengetahui ini, kita akan segera mungkin cek lapangan,” katanya, Jumat (7/11).
Pihaknya, akan berkoordinasi dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Sehingga dapat diproses dan ditindaklanjuti dengan langsung kroscek ke lapangan. Namun ia berharap pihak kecamatan sudah menanganinya. “Ini baru pertama kali adanya laporan orang yang benar-benar terlantar. Sebab di Kapuas Hulu ini biasanya ada keluarga yang mengurus, sehingga tidak ada yang dikatakan benar-benar terlantar,” ujar Azis.
Menurut Azis, bila ada yang benar-benar terlantar seperti itu, tentu membuat pihaknya juga terharu dan iba. Hal ini pun akan pihaknya koordinasikan dengan Dinas Sosial Provinsi Kalbar. Bila benar Empung tersebut benar-benar terlantar, bisa saja dimasukan ke panti jompo di Pontianak. Di Kapuas Hulu belum ada panti jompo, sebab baru akan dibangun.
Begitu pula bila kondisi Empung tersebut dalam keadaan sakit, maka akan diberikan perawatan di rumah sakit. Biaya pengobatan dan perawatan tentu akan ditanggung negara. “karena memang orang terlantar ditanggung negara,” pungkas Azis.

No comments:

Post a Comment