Thursday 13 December 2012

Ibu dan Anak Terjangkit HIV

Putussibau. Jumlah masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu yang terjangkit HIV bertambah. Ini setelah seorang ibu dan anaknya yang berusia sekitar dua tahun diketahui positif terjangkit virus yang belum ada obatnya ini saat secara sukarela memeriksakan dirinya di VCT.
Berdasarkan data yang ada hingga bulan Desember ini setidaknya sudah ada 43 warga Kapuas Hulu yang dinyatakan positif HIV. 20 perempuan dan 23 laki-laki dengan penderita yang sudah meninggal dunia sebanyak 23 orang.  “Perkembangan AIDS di Indonesia sudah sangat serius mengancam kesehatan masyarakat kita. Menurut WHO, seorang penderita HIV/AIDS berpotensi menularkan sekitar 200 orang lainnya,” ujar dr H Harisson MKes, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kapuas Hulu.
Menurut Harisson, HIV/AIDS seperti fenomena gunung es. Dimana kasus yang terdeteksi hanya sebagian kecil dari yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Untuk mengungkap itu, maka salah satu cara program yang dilaksanakan pemerintah untuk mencegah penularan HIV/AIDS adalah dengan diadakan Valuntary Counserling and Testing (VCT). Kemudian Kapuas Hulu sudah mendirikan VCT “ROSSELA”. Bahkan salah satu cara yang dilakukan adalah dengan dilaksanakannya mobile VCT ROSSELA, sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal.
Dijelaskan Harisson VCT adalah kegaiatan konseling dan tes HIV secara suka rela setelah mendapatkan dukungan informasi dan pengetahuan tentang HIV/AIDS, mencegah penularan HIV, pengobatan dan pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIV/AIDS. Dengan dilaksanakan mobile VCT ROSSELA ini didapati data-data dengan cepat terutama pada kelompok resiko tinggi. “Kegiatan mobile VCT ROSSELA ini sudah mulai dijalankan dalam periode waktu dua bulan, yaitu bulan Oktober dan November 2012 dikafe-kafe yang ada di Putussibau,” katanya.
Kegiatan yang dilaksanakan saat mobile VCT yaitu sosialisasi yang ini ditujukan agar masyarakat mengetahui bahwa sudah ada klinik khusus yang menangani HIV/AIDS di Kapuas Hulu. Kemudian penyuluhan yang diberikan oleh konselor VCT menerangkan tentang proses penularan HIV/AIDS, tanda dan gejala, penyakit-penyakit menular  seksual lainnya yang menyertai, serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan HIV/AIDS.  Selain itu tanya jawab, dimana klien diberikan untuk lebih memahami penyuluhan yang telah diberikan.
Kegiatan lainnya pre-test dan inform consent. Konseling pre-test yang diberikan oleh konselor kepada kliennya bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam dan membangun kepercayaan antara konselor dan klien, sehingga dapat terbina hubungan baik. Bahkan pemeriksaan darah pun dilakukan, setelah klien bersedia menandatangani inform consent.