Tuesday 13 November 2012

80 Persen Rumdis Guru Tidak Layak Huni

Putussibau. Sekitar rumah dinas (rumdis) guru dan kepala sekolah yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu dalam keadaan rusak berat. Sehingga  rumah-rumah tersebut sudah tidak layak huni.
“Rumah-rumah dina guru dan kepala sekolah banyak tidak layak pakai, jumlahnya sekitar 80 persen. Karena  sejak dibangun di era tahun 1975 - 1976 ruah-rumah dinas ini kurang mendaptkan perhatian yang serius. Seperti tidak adanya disiapkan dana untuk rehab. Akibatnya  banyak rumah dinas guru dan kepala sekoalah tidak layak pakai,” ujar Antonius AMd Pd SE, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kapuas Hulu.
Dipaparkan Anton, sapaan akrabnya, untuk rumdis guru dan kepala SD saja yang mengalami rusak berat sebanyak  275 rumah unit. Hanya sebanyak 121unit rumdis saja yang masih bisa ditempati. “Sebanyak 121 ini pun sebenarnya banyak yang mengalami kerusakan, namun masih bisa lah ditempati. Ini baru rumdis SD, belum SMP dan SMA,” katanya.
Kondisi ini akhirnya mengakibatkan guru-guru yang ditugaskan ke pelosok atau daerah terpencil menjadi tidak betah. Bahkan ada yang tidak mau bila ditugaskan dipelosok. Ini tentu menjadi mala petaka bagi dunia pendidikan Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga penyebaran guru tidak bisa berjalan dengan baik. Akibatnya guru-guru banyak bertumpuk di sekitaran ibu kota kecamatan. Sedangkan daerah pelosok berkurang, karena mereka tidak ada tempat tinggal. “Ini menjadi alasan para guru tidak betah dan tidak mau mengajar di daerah terpencil. sehingga ini menjadi problem dunia pendidikan kita,” jelasnya.
Diakui Anton, selama ini memang ada anggaran untuk merehab rumdis,  tapi dalam skala kecil. Namun untuk tahun depan, Anton merasa bersyukur sebab ada perhatian serius Bupati Kapuas Hulu terhadap penanganan rehab rumdis guru ini. “Kita patut memberikan apresiasi terhadap kebijakan Bupati ini, dan agar semua pihak termasuk guru harrs mendukung program ini. Dan apabila ini sudah direhab, maka tidak ada alasan lagi guru menolak lokasi penempatannya,” tuntas Anton.