Sunday 17 August 2014

Kawasan Perbatasan Rawan Kegiatan Ilegal

Putussibau. Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Ibrahim Saleh menilai kawasan perbatasan sangat rawan kegiatan illegal. Baik itu dilakukan warga Indonesia sendiri, maupun negara tetangga.
Menurut Pangdam, masih banyak kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia belum terjaga dengan baik. Sehingga kemungkinan-kemungkinan adanya jalan tikus yang digunakan kelompok-kelompok tertentu untuk menyeludupkan barang-barang illegal. Ini dijadikan cara strategis digunakan mereka. "Setidaknya ada 300 kilo kawasan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia yang tidak terjaga. Ini akibat terbentur regulasi, apakah karena kawasan konservasi dan lain sebagainya. Sehingga menghambat pembangunan di kawasan perbatasan," katanya saat acara tatap muka Pangdam XII/Tpr dengan forkominda dan para tokoh Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu (13/8) malam di Pendopo Bupati Kapuas Hulu.
Dikatakan Pangdam, bila pihaknya memiliki dana yang cukup, maka ia terlebih dahulu akan membangun perbatasan. Apa lagi kawasan perbatasan disebut-sebut sebagai beranda terdepan RI. "Kalau perbatasan seperti ini belum bisa disebut beranda terdepan, tapi masih belakang. Bila sebagai beranda depan, seharusnya perbatasan ditata lebih baik. Ini saja infrastruktur sangat banyak yang kurang," terangnya.
Kegiatan-kegiatan illegal di perbatasan harus betul-betul diwaspadai. Baik itu penyeludupan barang-barang illegal, trafficking, TKI gelap dan banyak lagi. Ini mesti selalu diantisipasi, agar tidak terus menerus terjadi. Pangdam berharap, maraknya kegiatan illegal di perbatasan bukan karena unsur politik. "Mudah-mudahan adanya seperti penyeludupan narkoba dan bahan peledak bukan karena unsur politik, karena kalau banyak yang masuk tentu membuat masalah bagi kita," ujar Ibrahim.
Dijelaskan Pangdam, padahal ketika warga negara Indonesia yang ingin masuk ke negara lain, sangat ketat pemeriksaannya. Tapi mengapa barang-barang illegal dari luar sangat mudah masuk ke Indonesia. "Apakah ini ada unsur kesengajaan untuk meruntuhkan moral manusia atau masyarakat kita. Karena kalau moral sudah rusak akan mudah terprovokasi dan diperalat," ucapnya.
Pangdam berharap jangan sampai kawasan perbatasan dikendalikan oleh kelompok tertentu untuk merubah pola hidup dan pola fikir masyarakat Indonesia. "Mudah-mudahan itu tidak terjadi, walaupun fakta yang ada begitu," ulasnya.
Ia pun berharap di Kapuas Hulu jangan sampai terperangkap adanya kegiatan-kegiatan illegal. Untuk itulah, kerjasama yang terjalin baik antar stokeholder selama ini dapat terus ditingkatkan. "Walaupun merupakan kawasan strategis, Kapuas Hulu belum ada gejolak-gejolak," tutur Ibrahim.