Thursday 11 February 2016

Pontianak-Swedia Mengolah Sampah

Pontianak Sampah kerap menjadi permasalahan bagi kota, termasuk di Pontianak. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berencana membangun tempat pengelolaan sampah dengan menggandeng negara Swedia.
“Kerjasama dengan Swedia, mereka hanya memberikan pendampingan, informasi dan teknologi yang cocok. Saat ini mereka sedang dipelajari,” kata Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Rabu (10/2).
Sampah-sampah yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebenarnya bisa dibakar agar tumpukan berkurang. Bahkan seperti di negara-negara Eropa sampah dapat diolah menjadi energi listrik. Menurut Edi, hal itu bisa saja dilakukan, hanya saja akan menelan anggaran yang besar. “Kalau kita menggunakan ensikolator, untuk membakar sampah saja perlu menggunakan dana yang tinggi, solar atau lainnya. Apalagi kondisinya basah,” ujarnya.
Di TPA banyak pemulung yang mengais rezeki dari sampah. Tapi mereka hanya memungut sampah yang dapat langsung laku di jual. Edi berharap seluruh sampah dapat dipilah guna memudahkan jika hendak diolah kembali. “Kalau sekarang yang diambil pemulung plastik-plastik bekas munuman, baik yang gelas maupun botol, kantong keresek dibiarkan,” tukasnya.
Ke depan, kata mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pontianak ini, bukannya tidak mungkin dan bisa melakukan daur ulang sampah. Asalkan ada yang mau bekerja sama dalam pengolahan tersebut. “Kita berharap ada investor yang masuk untuk membuat dan mengubah sampah organik menjadi kompos atau gas metan, kemudian sampah plastiknya sudah terpilah,” harap Edi.
Untuk saat ini saja, penanganan sampah di TPA Batu Layang, terkendala lahan gambut yang mencapai 13-15 meter dari permukaan. Akibatnya pencemaran kerap sampai ke pemukiman warga, terlebih saat musim penghujan. “Secepatnya akan kita upayakan buat jalan lingkar dan ditinggikan, supaya air tidak langsung menyebar ke parit maupun ke pemukiman warga. Tahun 2016 ini  sudah mulai,” ungkapnya.
Edi mengatakan, saat ini ia sedang mengkonsep, agar keberadaan TPA yang berlahan gambut tersebut tidak terus menjadi keluhan warga sekitar. “Saya lagi mengkonsep dan sebentar lagi membangun TPA itu menjadi TPA yang yang layak, sesuai dengan keinginan kita, misalnya tidak menimbulkan pencemaran. Kelemahan kita hanya lahan gambut, oleh sebab itu harus ada teknologi yang bisa mengatasi lahan bambut ini,” paparnya.
Langkah lain yang dapat dilakukan dalam penanganan sampah dengan membangun satu TPA lagi, beserta pengolahannya. Rencananya lokasi yang akan dibangun di Jalan Purnama 2.  Agar sampah di TPA Batu Layang tidak semakin menumpuk setiap harinya. “Nanti akan kita buat tempat pengolahan sampah di Jalan Purnama 2, supaya mengimbangi TPA di Batu Layang,” demikian Edi.

No comments:

Post a Comment