Wednesday 24 October 2012

PLB Badau Diresmikan

*Pererat Kerja Sama Indonesia-Malaysia

Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya meresmikan PLB BadauBadau. Begitu luas dan panjangnya wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, sudah sepatutnya kabupaten yang berbatasan langsung dengan negeri jiran itu memiliki border atau pintu masuk resmi.
“Setelah pembukaan Pos Lintas Batas (PLB) Badau ini, kita harap juga di Serian-Jagoi Babang, Bengkayang segera dibuka. Begitu juga dengan border di Sintang diupayakan segera dibuka,” ujar Drs Christiandy Sanjaya SE MM, Wakil Gubernur Kalbar usai membuka soft launching PLB Badau, Sabtu (20/10).
Berdasarkan perjanjian Sosek Malindo, lebih dari 30 jalur masuk antarnegara. Jangan ditafsirkan jalan tikus, siapa saja boleh melintasinya menggunakan pass. Jangan berpikiran jalan tersebut digunakan untuk aktivitas ilegal. “Namanya juga ilegal, tentulah dilakukan sembunyi-sembunyi baik untuk tujuan trafficking, peredaran narkoba, miras, dan sebagainya. Menjadi urusan aparatur hukum baik dari pihak Indonesia maupun Malaysia untuk menangkap pelakunya,” papar Christiandy.
Diharapkan berbagai aktivitas di perbatasan dapat melalui border resmi sehingga lebih mudah melakukan transaksi. Dengan dibukanya border, pemerintah berusaha melayani keinginan masyarakat dengan baik.
Setelah soft launching PLB Badau, akan ada grand launching yang direncanakan pada Desember mendatang. Sehingga semua pelayanan baik imigrasi, customs, karantina, dan kelengkapan border bisa terlaksana dengan baik, seperti pintu masuk Entikong. “Dengan dibukanya border Badau ini, diharapkan aktivitas ilegal bisa dihilangkan dan masyarakat menggunakan cara-cara resmi memasukkan barang maupun orang di kedua negara ini,” papar Christiandy.
Setelah dibukanya PLB Badau ini, diharapkan tidak hanya orang yang bisa melintas. Tetapi ada hubungan perdagangan yang lebih baik antara Indonesia-Malaysia. Apalagi Lubuk Antu maupun Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi perkebunan sawit dan pertambangan. Nantinya tidak hanya memanfaatkan pos lintas saja, namun pelabuhan darat (dry port) bisa mempererat hubungan kerja sama antara kedua negara.
“Kalau dulu sebelum ada PLB Badau, warga Lubuk Antu dan Kapuas Hulu menuju ke Entikong. Namun sekarang setidaknya beberapa kecamatan di Kapuas Hulu bisa memanfaatkan PLB ini,” ungkapnya.
Soft launching PLB Badau tidak hanya dihadiri Wakil Gubernur Drs Christiandy Sanjaya SE MM sebagai utusan Kalbar, perwakilan Malaysia dihadiri Datok Wan Ali Bin Besar, selaku Pertimbangan Setia Usaha Kementerian Dalam Negeri Malaysia.
Acara diawali peresmian Pos Imigresen Lubok Antu, Malaysia oleh Datok Wan Ali Bin Besar, di mana delegasi Indonesia sebagai tamu. Selain wakil gubernur, hadir juga mendampingi Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Agus Mulyana SH. Hadir pula berbagai pejabat Kalbar meliputi kepala imigrasi, bea cukai, BNPP, Polda, serta beberapa SKPD Kapuas Hulu.
Dalam sambutannya, Datok Wan Ali Bin Besar mengatakan pembukaan PLB ini telah lama direncanakan. “Baru hari ini kita melakukan soft launching, walaupun nanti akan ada lagi grand launching. Ini sejarah baru bagi Badau dan Lubuk Antu,” ujarnya.
PLB, lanjutnya, untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat. Karena PLB berfungsi memeriksa lalu lintas di kedua negara. “Saya harap dengan dibukanya PLB ini dapat menjadikan dua daerah ini lebih sejahtera. Dan saya percaya hubungan kedua wilayah ini bisa bertambah erat. Hubungan kekeluargaan yang sudah lama terbangun diharapkan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat,” jelas Datok Wan Ali.
Dibukanya PLB ini, Datok Wan Ali meminta masyarakat Badau tidak lagi menggunakan jalan tikus ketika akan menyeberang ke Lubuk Antu. Begitu juga sebaliknya. “Gunakanlah pintu-pintu resmi dan jangan gunakan jalan tikus atau jalan lorong, karena akan berbahaya,” ungkapnya.
Usai menyampaikan kata sambutan, Datok Wan Ali meresmikan Pos Imegresen Lubok Anto dan pemberian cendera mata kepada Wakil Gubernur Kalbar. Kemudian acara dilanjutkan dengan peresmian PLB Badau. Kegiatan di Kompleks PLB Badau ini, giliran delegasi Malaysia yang bertandang ke Indonesia. Dipimpin Datok Wan Ali Bin Besar, hadir pula pejabat Malaysia seperti imigrasi, karantina, dan perwakilan Kerajaan Sarawak.
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH mengatakan pembukaan PLB Badau sudah lama dinanti-nantikan masyarakat. Dengan pembukaan ini tentu akan mempererat silaturahmi yang selama ini terjalin dengan baik antara masyarakat Kapuas Hulu dengan Sarawak, khususnya Badau dan Lubuk Antu.
“Kita sampaikan ucapan terima kasih, karena dengan dibukanya PLB ini merupakan dambaan masyarakat selama ini. Namun saya mengharapkan pemerintah Kalbar atau pusat membuka kantor imigrasi juga di Kapuas Hulu. Agar masyarakat hendak membuat paspor tidak perlu ke lagi ke Pontianak atau Sanggau. Karena tentu akan memakan waktu dan biaya,” ungkap Nasir.
Jangan pula setelah dibukanya PLB Badau, warga Indonesia, khususnya Kapuas Hulu beramai-ramai ke Malaysia menjadi kuli. Apalagi Badau ke depannya direncanakan akan menjadi kawasan industri dan dibangun pabrik CPO. Bahkan rencananya Badau akan dibangun pelabuhan darat untuk ekspor-impor. Untuk itu Pemda Kapuas Hulu telah menyiapkan lahan mendukung pembangunan tersebut. “Tentu ini akan menyerap tenaga kerja yang besar, jadi jangan malah memilih jadi kuli di Malaysia,” jelas Nasir.