Sunday 2 March 2014

BPPT Minta 250 Ton Beras Raja Uncak Untuk Dipasarkan Secara Nasional

Putussibau. Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan Kapuas Hulu Drs Abdurrasyid MM mengklaim beras Seluang atau yang dikenal dengan nama Raja Uncak memiliki kualitas terbaik di Indonesia. Hal ini diketahui setelah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi  (BPPT) melakukan riset selama dua tahun di Bumi Uncak Kapuas.  
“Dari hasil uji lab BBPT Pusat tersebut, beras Raja Uncak atau beras Seluang kualitasnya bisa mengalahkan Rojo Lele dari Cianjur, yang merupakan beras nomor satu di Indonesia saat ini,” terangnya, Kamis (27/2).
Pihak BPPT pun meminta kepada Pemkab Kapuas Hulu untuk menyediakan 250 ton beras Raja Uncak untuk dilakukan uji pemasaran secara Nasional di tahun 2014 ini. Pihak BPPT pun memprediksikan beras Raja Uncak dapat dipasarkan dengan harga Rp 35.000/Kg.  "Untuk hasil ubin padi Raja Uncak di Dusun Sauwe Desa Melapi Kecamatan Putussibau Selatan kemarin hanya 3,8 ton gabah/hektar, mungkin kalau sudah diterapkan teknologi bisa 6 ton gabah kering. Kalau disuruh memenuhi 240 ton itu, saya rasa belum mampu, karena padi Raja Uncak yang ada saat ini belum luas areal tanamnya," tutur Rasyid, sapaan akrabnya.
Mengingat beras Raja Uncak ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, Pemkab Kapuas Hulu pun merencanakan untuk mematenkannya. Pematenan tersebut merupakan inisiasi langsung Bupati Kapuas Hulu, AM Nasir SH. Tak hanya itu, Dusun Sauwe yang saat ini mengembangkan padi Raja Uncak juga akan dijadikan pilot project pengembangan sektor pertanian. “Bupati sudah tegaskan agar benih padi Raja Uncak tidak dijual keluarkan dulu, harus murni di Kapuas Hulu karena akan dipatenkan. Benih ini hanya bisa tumbuh dilahan setengah kering dan setengah basah seperti di Dusun Sauwe. Dari itu Dusun Sauwe akan dijadikan pilot project,” tegas Rasyid.
Dipaparkan Rasyid, lahan pertanian padi Raja Uncak di desa Sauwe saat ini ada 35 hektar. Areal tanam ini akan ditambah lagi antara 25  hingga 30 hektar. Untuk itu, pihaknya sedang memastikan kesiapan petani untuk perluasan lahan. “Bisa saja luas lahan ditambah sampai 100 Hektar, tapi kalau petani belum siap tentu tidak akan maksimal hasilnya. Tak hanya Dusun Sauwe yang difokuskan pengembangan padi ini,  direncanakan 1 ton benih padi Raja Uncak akan diuji coba di kecamatan lain. Kalau 40 persen saja wilayah pertanian Kapuas Hulu berhasil, saya yakin petani akan makmur,” ulasnya.
Terkait pengembangan Sauwe sebagai pilot project, Pemkab Kapuas Hulu bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) . Untuk tahun 2014 ini, BI membantu petani Kerinsiu Makmur Sauwe dua unit power-tracer (mesin perontok padi) dan satu unit mesin RMU (penggiling padi). Sementara itu Pemerintah Pusat juga membantu dengan program SL-PTT (Sekolah Lapangan-Pengelolaan Tanaman Terpadu) berupa perluasan lahan 6.000 hektar. Lahan basah 3.000 hektar, lahan kering 3.000 hatare. “Total lahan tersebut akan disesuaikan dengan daerah. Khusus untuk lahan basah akan dilakukan pencetakan sawah, semetara untuk lahan kering akan disuprodi perbantuan berupa benih bersertifikasi,” ujar Rasyid.
Agar pengembangan sektor pertanian di Kapuas Hulu berhasil, Rasyid menghimbau kepada masyarakat, agar mengelola lahan dengan baik. Disamping itu tetap kompak dalam mengembangkan padi Raja Uncak. “Yang diminta pada para petani, tolong jaga mutu, jaga kelangsungan produksi. Kalau ini sudah bisa, tinggal kompak manusianya. Saya yakin sektor pertanian bisa maju,” imbau Rasyid.