Sunday 30 June 2013

Dikerjakan Asal-asalan, Warga Tolak Hasil Pengerjaan Jalan PNPM Integritas

Putussibau. Sedikitnya 43 warga Desa Keliling Semulung Kecamatan Embaloh Hilir menandatangani surat penolakan jalan gang yang menghubungkan ke Jalan Lintas Kapuas di Dusun Keliling Semulung Hilir dari anggaran PNPM Integritas 2012. Pasalnya mereka menganggap pengerjaan proyek tersebut asal-asalan.
Gabriel, salah satu warga yang menolak hasil pengerjaan jalan tersebut menuturkan proyek PNPM Integritas 2012 tersebut meliputi jalan rabat beton sepanjang dua ribu meter dengan lebar satu meter dan jembatan gantung sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter. Menurut keterangan dari pihak kecamatan dan pengurus PNPM Desa Keliling Semulung, dana PNPM tahun 2012 sebesar Rp 500 juta sebenarnya untuk Desa Lawik. Namun karena perhitungan konsultan dana tersebut tidak cukup untuk membangun jalan Desa Lawik menuju Kecamatan Embaloh Hilir, maka dialihkan ke Desa Keliling Semulung. Hal ini sudah dihitung cukup untuk membangun jalan gang menuju jalan Lintas Kapuas dan sudah terhitung dengan pembangunan jembatan gantung. “PNPM integritas 2012 ini sebenarnya Rp 500 juta, tapi dipotong 20 persen. Katanya untuk dua kecamatan yang tidak dapat,  tapi tidak jelas juga kecamatan mana yang dimaksud,” ujarnya kepada para awak media, Jumat (28/6) di Putussibau.
Janji pengelola proyek PNPM kepada masyarakat lebar jalan 1 meter dengan ketebalan 8 cm, serta badan jalan ditimbun dengan tanah. Kemudian pengelola PNPM berjanji pula kepada pemilik tanah yang dilalui proyek jalan tersebut akan bekerjasama dengan baik. Karena tanah warga yang dilalui tersebut tidak ada penggantian rugi sepeser pun. Namun kerjasama yang dimaksud tidak ada sama sekali, alias semua janji tinggal janji.  Janjinya lagi jalan pasti selesai dibangun dengan dana PNPM tersebut sampai pada jalan raya lintas Kapuas. Maka semua tanaman buah-buahan, karet dan sebagainya yang kena badan jalan harus dimusnahkan. “Ada belasan warga yang lahannya terkena proyek jalan tersebut,” tandas Gabriel.
Alasan beberapa warga tidak terima dengan pembangunan jalan tersebut karena dikerjakan asal-asalan. Sebab jalan tidak selesai dikerjakan seperti apa yang telah dijanjikan kepada masyarakat. Yang sudah dikerjakan bahkan ada setebal hanya 2 cm saja, sepertinya kehabisan semen dan sertu. Hal ini diperparah lagi dengan cara pengerjaannya mengikuti struktur tanah. “kalau tanah miring, maka cor semen pun miring. Kalau tanahnya seperti ombak, cor semennya juga seperti itu. Pokoknya tidak ada tanah yang dirata sedikit pun,” ungkap warga Dusun Lubuk Semulung Desa Keliling Semulung ini.
Pada proyek yang baru selesai sekitar bulan lalu ini menyisakan semen sebanyak 70 sak. Semen-semen dijual Rp 80 ribu/sak. Sebanyak 50 sak semen dibeli seorang pengelola proyek dan beberapa orang lainnya. “Saya pun membeli satu sak, hanya untuk membuktikan apa benar semen ini dijual,” tukasnya.
Begitu pula dengan tumpukan batu-batu yang sudah dibeli hanya dibiarkan begitu saja. Seolah-olah jalan sudah selesai dengan baik dan bisa digunakan oleh masyarakat ramai.  “Kami masyarakat merasa sangat kesal atas peresmian jalan tersebut. Sedangkan saat diperiksa petugas, satu pun kami masyarakat tidak ada yang tahu. Kami mengharapkan kepada instansi terkait mengusut tuntas kasus ini,” harap Gabriel.