Friday 5 July 2013

Narapidana Mengamuk, Tes Urine di Rutan Gagal

Putussibau. Warga binaan di Rutan Klas IIB Putussibau - Kabupaten Kapuas Hulu mengamuk saat Satuan Narkoba Polres Kapuas Hulu hendak melakukan tes urine, Kamis (4/7) siang kemarin. Melihat situasi yang tidak memungkinkan tersebut, tes urine pun dibatalkan.
Sekitar 18 personil yang terdiri dari anggota Restik, Reskrim, Shabara dan tim kesehatan dikerahkan pada tes urine warga binaan Rutan Klas IIB Putussibau. Sebagian besar petugas masuk ke dalam Rutan bersiap-siap melakukan tes urine, termasuk petugas polisi berseragam. Belum sempat dilakukan tes urine, ternyata warga binaan telah berkumpul di depan teralis besi di blok halaman tahanan.
Begitu melihat petugas kepolisian, emosi para warga binaan ini tersulut. Ada yang berteriak-teriak mengusir kedatangan petugas. Bahkan ada pula yang mengambil batu bata dan dipecahkan ke teralis. Sepertinya batu bata ini akan dipersiapkan untuk melempar petugas kepolisian.
Tak ayal situasi ini pun membuat petugas Rutan kerepotan. Untuk menenangkan warga binaan ini, akhirnya petugas kepolisian pun keluar dari dalam Rutan.
Tidak lama, Kepala Rutan Klas IIB Putussibau Rony K AMdIP SH MH bersama anak buahnya menenangkan dan memberikan pengertian kepada warga binaannya. Benar saja, setelah aparat kepolisian sudah keluar, warga binaan ini dapat ditenangkan. Sementara petugas kepolisian balik kanan dan membatalkan kegiatan mereka.
Kasat Narkoba Polres Kapuas Hulu, AKP Abdullah Syam yang memimpin kegiatan tersebut mengatakan, karena situasi tidak memungkinkan, akhirnya tes urine terhadap warga binaan ini dibatalkan. Saat ini, katanya Kepala Rutan sedang berbicara kepada warga binaannya untuk diberikan pengertian.
“Sehingga nanti menunggu timing yang tepat dalam pemeriksaan warga binaan. Kegiatan ini gagal, karena warga binaan tidak koperatif. Tapi saat ini Ka Rutan dan petugasnya sedang memberikan penjelasan sama warga binaannya,” katanya.
Menurut Syam, kegiatan mereka ini dua hari sebelumnya telah dikoordinasikan dengan pihak Rutan. Selain tes urine, mereka pun bermaksud melakukan penggeledahan warga binaan untuk mencari barang-barang illegal lainnya seperti senjata tajam. Tujuan dari operasi ini, selain dalam rangka menjaga Kamtibmas dan operasi Pekat yang saat ini sedang berjalan, juga sehubungan dengan ditemukannya paket sabu milik warga binaan beberapa hari yang lalu,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, pada Jumat (28/6) sekitar pukul 11.00, petugas Rutan Klas IIB Putussibau berhasil menggagalkan paket sabu seberat sekitar satu gram dikirim dari Pontianak melalui Bus Perintis. Paket sabu milik warga binaan bernama Dede tersebut disembunyikan dalam toples yang berisikan sambal tumis bersama makanan ringan lainnya, dikemas dalam paket kardus kecil. “Sehingga kami bermaksud mengambil tindakan preventif. Untuk waktu-waktu berikutnya, kita berharap warga binaan dapat kooperatif. Untuk itu kita serahkan kepada pihak Rutan, kapan waktu yang tepat melakukan kegiatan ini,” kata Kasat.
Kepala Rutan Klas IIB Putussibau menuturkan, mengamuknya warga binaannya lantaran mereka trauma melihat polisi. Apalagi aparat kepolisian yang datang dalam jumlah banyak. “Seharusnya kepolisian tidak perlu ramai-ramai, biasa-biasa saja. Saya pun kaget mereka datang ramai,” kata Rony.
Ramainya pihak kepolisian yang datang ini, awalnya sempat Rony pertanyakan kepada Kasat Narkoba. Sebab untuk melakukan tes urine kepada warga binaan ini harus melalui pendekatan kekeluargaan. “Padahal rencananya yang akan dilakukan tes urine hanya kepada tersangka sabu kemarin saja, bukan semua warga binaan,” ucap Rony.
Menurut Rony warga binaan telah diberikan penjelasan, bahwa kedatangan petugas kepolisian bukan untuk menyakiti mereka, namun melakukan tes urine hanya kepada tersangka sabu kemarin. Setelah mendapatkan pengarahan tersebut, mereka pun dapat menerima. “Untuk kapan bisa dilakukan tes urine lagi, kita akan melihat kondisinya,” jelas Rony.