Monday 24 September 2012

Listrik Malaysia Pun Byarpet

Putussibau. Listrik Malaysia yang digunakan PLN untuk mengaliri masyarakat perbatasan ternyata byarpet juga. Setidaknya dua bulan terakhir ini yang telah dirasakan masyarakat Kecamatan Badau.
 "Permasalahan di Badau menurut Muspika dan masyarakat disana sudah dua bulan ini listrik byarpet. Sementara listrik itu kita beli dari Malaysia. Saya pun tidak tahu apa penyebabnya," ujar Agus Mulyana SH, Wakil Bupati Kapuas Hulu, Jumat (21/9).
Namun hal ini telah telah Agus bicarakan dengan PLN Cabang Putussibau. Menurut PLN Cabang Putussibau, ini bukan masalah jaringan, tapi kemungkinan karena adanya kelebihan daya. Sehingga penggunaan dayanya kelebihan, maka listrik akan jatuh atau mati. "Kondisi seperti ini saya harap PLN mesti cepat mengantisipasinya," tukasnya.
Hal ini disampaikan Wabup lantaran tidak lama lagi akan dilakukan louching pembukaan PLB Badau. Baik itu louching antara Kalbar dengan Serawak, maupun Indonesia dengan Malaysia. Namun karena persoalan ini antar negara, sehingga PLN Cabang Putussibau tidak bisa memutuskannya. "Karena ini wewenang pusat, mesti PLN pusat pula yang membicarakannya dengan pihak listrik Malaysia. Sehingga jangan sampai, kita dianggap menggunakan listrik yang lebih. Padahal korbannya masyarakat atau konsumen kita sendiri," harap Agus.
Terkait pembukaan PLB Badau, dipaparkan Wabup, rencananya tanggal 25 September akan dilakukan rapat persiapan louching antar Kalbar dan Serawak. Rapat dengan pihak Serawak-Malaysia ini akan dihadiri Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Provinsi Kalbar dan BPP Kabupaten Kapuas Hulu. "Kita belum tahu, kapan akan louchingnya, karena melalui rapat nanti itu lah akan ditentukan kapan. Namun menurut perkiraan kemarin louching pada bulan Oktober, tapi ini juga tergantung kesiapan kedua gubernur antara Kalbar dengan Serawak," jelasnya.
Sementara untuk louching antara Indonesia dengan Malaysia, direncanakan Bulan Desember. Bahkan Agus telah menghadiri pertemuan di Jakarta dengan Mendagri, BNPP serta lintas kementerian dan lembaga lainnya. Dari hasil pertemuan itu, untuk pembukaan PLB Badau antara negara akan dibicarakan lagi. Namun yang paling penting dengan dibukanya PLB Badau, pihak Indonesia mesti mempersiapkan segala sesuatunya. "Bila beberapa bulan yang lalu, kita menganggap pihak Malaysia belum siap. Malahan ternyata sekarang ketika saya mengunjungi border, baik infrastruktur, sarana dan prasarana serta SDM mereka yang lebih siap. Sementara kita masih belum. Untuk itu selaku pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, agar hal-hal yang berkaitan dengan pembukaan border ini seperti sarana prasarana termasuk segala karantina, costoms, imigrasi dan lainnya sudah mempersiapkan diri," terangnya.

No comments:

Post a Comment