Tuesday 25 February 2014

Putussibau Warning Wabah DBD, Dinkes Antisipasi KLB

*Seorang Anak Meninggal Akibat DBD
Putussibau. Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Putussibau semakin meningkat, dimana penderitanya saat ini telah mencapai 15 orang. Bahkan seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun meninggal dunia diakibatkan penyakit yang bersumber dari nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus ini. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kapuas Hulu menyatakan Putussibau warning DBD dan berupaya mengantisipasi agar tidak menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Dijelaskan Kepala Dinkes Kapuas Hulu dr H Harisson MKes, penyebaran DBD saat ini berada disekitaran Kecamatan Putussibau Utara dan Putussibau Selatan. "Setiap hari ada seorang anak menderita DBD, sehingga saat ini sudah berjumlah 15 orang. Bahkan ada satu yang meninggal anak usia 9 tahun. Meninggalnya di rumah sakit Sintang," katanya, Senin (24/2).
Menurut Harisson, dengan pola jumlah penderita selama tahun terakhir, kasus DBD kali ini terjadi peningkatan dua kali lipat. Bila peningkatan terus terjadi, maka Putussibau harus bersiap-siap untuk menghadapi KLB DBD. "Antisipasi agar tidak terjadi peningkatan pasien DBD terus kita lakukan dengan melakukan fogging focus di rumah setiap penderita dengan radius 100 meter. Fogging focus ini, hampir setiap hari kami lakukan. Kita juga membagikan abate ke rumah-rumah penduduk diradius 100 meter dari rumah setiap penderita," terangnya.
Tapi, lanjut Harisson  fogging tentu tidak akan efektif dalam memberantas wabah DBD kalau masyarakat tidak mengambil peran serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Dari itu, Harisson menghimbau agar masyarakat lebih intensif memperhatikan lingkungan dengan melakukan gerakan 3M Plus. Yaitu menguras tempat penampungan air secara teratur, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup rapat tempat penampungan air, dan memberi abate pada tempat-tempat penampungan air. Ini agar tidak ada tempat untuk nyamuk aedes aegypti bersarang dan berkembang biak. "Saya berharap agar masyarakat benar-benar melakukan kegiatan PSN dengan 3M Plus, karena ini lah tindakan yang paling efektif," imbau Harisson.
Disamping melakukan 3M Plus, Harisson juga meminta masyarakat untuk melindungi anak-anak dari DBD dengan cara mengoleskan lotion anti nyamuk atau minyak sereh pada saat ke sekolah atau bermain di luar rumah. "Kami  juga berharap masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Tanpa peran partisipasi masyarakat DBD tidak akan bisa hilang," himbaunya lagi.
Sementara bagi masyarakat yang ingin lingkungannya difogging dapat menghubungi Dinkes Kapuas Hulu. Tapi karena keterbatasan dana, masyarakat diminta partisipasi untuk membeli solar sendiri. Sedangkan peralatan dan tenaga dari Dinkes Kapuas Hulu. "Tapi sekali lagi fogging tidak efektif kalau tidak disertai pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus dan melakukan pola hidup sehat," tegas Harisson.