Monday, 1 October 2012

Pemimpin, Tanggungjawabnya Besar

Dalam negara yang mengamalkan dasar demokrasi, pemimpin dipilih sendiri oleh rakyat. Bakal pemimpin pun menawarkan diri untuk dipilih. Karena dalam pesta demokrasi, calon yang memperoleh suara terbanyak, maka dialah yang dilantik menjadi pemimpin.
Untuk memilih pemimpin, perlulah dilakukan dengan cara yang benar berdasarkan mekanisme pemilihan yang baik. Agar legimitasi kepemimpinan bisa terjaga dan pemimpin yang dipilih itu dapat menjalankan tanggungjawab dengan baik pula. Pemimpin yang baik senantiasa dikasihi rakyat karena dia bekerja demi kepentingan rakyat banyak. Sehingga selalu mengutamakan kepentingan rakyat dari pada kepentingan peribadi.
Kepemimpinan adalah amanah yang cukup berat dan sarat dengan tanggungjawab. Tanggungjawab dan kewajiban yang dipikul di bahu setiap pemimpin berbeda-beda, tergantung kepada kedudukan atau kekuasaan yang diamanahkan kepadanya.
Sebenarnya, sebagian besar kita adalah pemimpin. Suami menjadi pemimpin dalam keluarga. Malah dijelaskan bahawa jika dua orang melakukan urusan bersama, maka salah seorang perlu dilantik menjadi pemimpin.
Apa pun tahap kepemimpinan, sejatinya jangan dianggap mudah dengan amanah yang diberikan itu. Sebaliknya jadilah seorang pemimpin yang senantiasa selalu melaksanakan amanah dengan sebaik mungkin. Sebagai pemimpin, mereka mempunyai tanggungjawab yang amat berat. Bahkan tidak jarang kepemimpinan yang diembannya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan akhirnya masuk penjara akibat salah mengambil kebijakan atau pun melakukan korupsi. Namun anehnya, walau pun dengan tanggungjawab yang besar dan resiko didepan mata, masih banyak yang berlomba-lomba ingin menjadi pemimpin.
Sesungguhnya hanya mereka yang bertakwa dan ikhlas saja yang dapat menjalankan tugas sebagai pemimpin yang baik. Hal ini karena mereka yakin bahwa segala kepemimpinan yang ia peroleh mesti dipertangungjawabkan. Tidak hanya kepada sesama manusia, tapi amanah tersebut akan dipertangungjawabkan kepada Tuhan.
Sebenarnya, pemimpin yang baik dan bertanggungjawab tidak akan meminta keistimewaan untuk dirinya. Malah dia tidak menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain. Pemimpin yang benar-benar memegang amanah akan berusaha bersungguh-sungguh melaksanakan tanggungjawabnya. Apabila dihadapkan dengan persoalan, ia akan menyelesaikan dengan arif dan bijaksana.
Seseorang yang menjadi pemimpin perlu menjauhkan diri dari melakukan fitnah dan dusta. Perbuatan itu wajib dijauhi karena perbuatan tersebut akan melenyapkan kebenaran dan menyembunyikan unsur kebenaran. Pemimpin yang melakukan kebohongan hanya akan mendekati dirinya dari kenistaan. Sebab kebohongan akan merendahkan martabat pemimpin di mata rakyat. Jadi, jika berkuasa dan agar dapat menjalankan amanah dengan sempurna, pemimpin perlu menjauhi sikap berbohong. Perlu diingat, siapa pun yang dipilih menjadi pemimpin bukan berarti dirinya serba tahu. Seseorang dipilih menjadi pemimpin pada zaman ini mungkin hanya memiliki kelebihan disatu sisi saja. Maka, untuk melengkapi kepemimpinannya, pemimpin itu perlu memilih pembantu-pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan. Untuk itu, Pembantu atau penasihat yang ditunjuk mesti ahli bidangnya. Kepala dinas yang merupakan pembantu pemimpin suatu daerah mesti berdasarkan kelayakan, bukan karena kenalan atau pertalian saudara. Seseorang yang diberi jabatan karena nepotisme dan tanpa keahlian tentu tidak akan mampu menjalankan amanah sebagai pembantu pemimpin.