*Pererat Kerja Sama Indonesia-Malaysia
Badau. Begitu luas dan panjangnya wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia,
sudah sepatutnya kabupaten yang berbatasan langsung dengan negeri jiran
itu memiliki border atau pintu masuk resmi.
“Setelah pembukaan Pos Lintas Batas (PLB) Badau ini, kita harap juga di Serian-Jagoi Babang, Bengkayang segera dibuka. Begitu juga dengan border di Sintang diupayakan segera dibuka,” ujar Drs Christiandy Sanjaya SE MM, Wakil Gubernur Kalbar usai membuka soft launching PLB Badau, Sabtu (20/10).
“Setelah pembukaan Pos Lintas Batas (PLB) Badau ini, kita harap juga di Serian-Jagoi Babang, Bengkayang segera dibuka. Begitu juga dengan border di Sintang diupayakan segera dibuka,” ujar Drs Christiandy Sanjaya SE MM, Wakil Gubernur Kalbar usai membuka soft launching PLB Badau, Sabtu (20/10).
Berdasarkan perjanjian Sosek Malindo, lebih dari 30 jalur masuk
antarnegara. Jangan ditafsirkan jalan tikus, siapa saja boleh
melintasinya menggunakan pass. Jangan berpikiran jalan tersebut
digunakan untuk aktivitas ilegal. “Namanya juga ilegal, tentulah
dilakukan sembunyi-sembunyi baik untuk tujuan trafficking, peredaran
narkoba, miras, dan sebagainya. Menjadi urusan aparatur hukum baik dari
pihak Indonesia maupun Malaysia untuk menangkap pelakunya,” papar
Christiandy.
Diharapkan berbagai aktivitas di perbatasan dapat melalui border
resmi sehingga lebih mudah melakukan transaksi. Dengan dibukanya border,
pemerintah berusaha melayani keinginan masyarakat dengan baik.
Setelah soft launching PLB Badau, akan ada grand launching yang
direncanakan pada Desember mendatang. Sehingga semua pelayanan baik
imigrasi, customs, karantina, dan kelengkapan border bisa terlaksana
dengan baik, seperti pintu masuk Entikong. “Dengan dibukanya border
Badau ini, diharapkan aktivitas ilegal bisa dihilangkan dan masyarakat
menggunakan cara-cara resmi memasukkan barang maupun orang di kedua
negara ini,” papar Christiandy.
Setelah dibukanya PLB Badau ini, diharapkan tidak hanya orang yang
bisa melintas. Tetapi ada hubungan perdagangan yang lebih baik antara
Indonesia-Malaysia. Apalagi Lubuk Antu maupun Kabupaten Kapuas Hulu
memiliki potensi perkebunan sawit dan pertambangan. Nantinya tidak hanya
memanfaatkan pos lintas saja, namun pelabuhan darat (dry port) bisa
mempererat hubungan kerja sama antara kedua negara.
“Kalau dulu sebelum ada PLB Badau, warga Lubuk Antu dan Kapuas Hulu
menuju ke Entikong. Namun sekarang setidaknya beberapa kecamatan di
Kapuas Hulu bisa memanfaatkan PLB ini,” ungkapnya.
Soft launching PLB Badau tidak hanya dihadiri Wakil Gubernur Drs
Christiandy Sanjaya SE MM sebagai utusan Kalbar, perwakilan Malaysia
dihadiri Datok Wan Ali Bin Besar, selaku Pertimbangan Setia Usaha
Kementerian Dalam Negeri Malaysia.
Acara diawali peresmian Pos Imigresen Lubok Antu, Malaysia oleh Datok
Wan Ali Bin Besar, di mana delegasi Indonesia sebagai tamu. Selain
wakil gubernur, hadir juga mendampingi Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH
dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Agus Mulyana SH. Hadir pula berbagai
pejabat Kalbar meliputi kepala imigrasi, bea cukai, BNPP, Polda, serta
beberapa SKPD Kapuas Hulu.
Dalam sambutannya, Datok Wan Ali Bin Besar mengatakan pembukaan PLB
ini telah lama direncanakan. “Baru hari ini kita melakukan soft
launching, walaupun nanti akan ada lagi grand launching. Ini sejarah
baru bagi Badau dan Lubuk Antu,” ujarnya.
PLB, lanjutnya, untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
masyarakat. Karena PLB berfungsi memeriksa lalu lintas di kedua negara.
“Saya harap dengan dibukanya PLB ini dapat menjadikan dua daerah ini
lebih sejahtera. Dan saya percaya hubungan kedua wilayah ini bisa
bertambah erat. Hubungan kekeluargaan yang sudah lama terbangun
diharapkan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat,” jelas Datok
Wan Ali.
Dibukanya PLB ini, Datok Wan Ali meminta masyarakat Badau tidak lagi
menggunakan jalan tikus ketika akan menyeberang ke Lubuk Antu. Begitu
juga sebaliknya. “Gunakanlah pintu-pintu resmi dan jangan gunakan jalan
tikus atau jalan lorong, karena akan berbahaya,” ungkapnya.
Usai menyampaikan kata sambutan, Datok Wan Ali meresmikan Pos
Imegresen Lubok Anto dan pemberian cendera mata kepada Wakil Gubernur
Kalbar. Kemudian acara dilanjutkan dengan peresmian PLB Badau. Kegiatan
di Kompleks PLB Badau ini, giliran delegasi Malaysia yang bertandang ke
Indonesia. Dipimpin Datok Wan Ali Bin Besar, hadir pula pejabat Malaysia
seperti imigrasi, karantina, dan perwakilan Kerajaan Sarawak.
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH mengatakan pembukaan PLB Badau sudah
lama dinanti-nantikan masyarakat. Dengan pembukaan ini tentu akan
mempererat silaturahmi yang selama ini terjalin dengan baik antara
masyarakat Kapuas Hulu dengan Sarawak, khususnya Badau dan Lubuk Antu.
“Kita sampaikan ucapan terima kasih, karena dengan dibukanya PLB ini
merupakan dambaan masyarakat selama ini. Namun saya mengharapkan
pemerintah Kalbar atau pusat membuka kantor imigrasi juga di Kapuas
Hulu. Agar masyarakat hendak membuat paspor tidak perlu ke lagi ke
Pontianak atau Sanggau. Karena tentu akan memakan waktu dan biaya,”
ungkap Nasir.
Jangan pula setelah dibukanya PLB Badau, warga Indonesia, khususnya
Kapuas Hulu beramai-ramai ke Malaysia menjadi kuli. Apalagi Badau ke
depannya direncanakan akan menjadi kawasan industri dan dibangun pabrik
CPO. Bahkan rencananya Badau akan dibangun pelabuhan darat untuk
ekspor-impor. Untuk itu Pemda Kapuas Hulu telah menyiapkan lahan
mendukung pembangunan tersebut. “Tentu ini akan menyerap tenaga kerja yang besar, jadi jangan malah memilih jadi kuli di Malaysia,” jelas Nasir.