*Bupati Buka Rakorbangtas
Putussibau. Banyak persoalan yang dihadapi
masyarakat perbatasan, seperti dikenal dengan isu politik 3 T, yaitu
terdepan, terisolasi dan termiskin. Selain itu, bantuan anggaran baik
melalui APBD maupun APBN masih terbilang minim untuk membangun kawasan
perbatasan.
Bupati Kapuas Hulu, AM Nasir SH mengatakan, Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Kapuas Hulu baru dibentuk sekitar setahun lalu, belum banyak yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kawasan perbatasan. “Karena itu melalui Rakor ini, saya berharap kita dapat melakukan proses sinkronisasi dan konfirmasi terhadap usulan-usulan rencana aksi yang diperlukan, agar penetapan kebijakan program pembangunan kawasan perbatasan dapat dilakukan melalui proses yang baik, terpadu, terarah dan sinergis,” katanya saat membuka Rakor pembangunan kawasan perbatasan (Rakorbangtas), Rabu (20/3) pagi di Hotel Sanjaya, Putussibau.
Bupati Kapuas Hulu, AM Nasir SH mengatakan, Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Kapuas Hulu baru dibentuk sekitar setahun lalu, belum banyak yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kawasan perbatasan. “Karena itu melalui Rakor ini, saya berharap kita dapat melakukan proses sinkronisasi dan konfirmasi terhadap usulan-usulan rencana aksi yang diperlukan, agar penetapan kebijakan program pembangunan kawasan perbatasan dapat dilakukan melalui proses yang baik, terpadu, terarah dan sinergis,” katanya saat membuka Rakor pembangunan kawasan perbatasan (Rakorbangtas), Rabu (20/3) pagi di Hotel Sanjaya, Putussibau.
Rakor yang dihadiri berbagai kepala SKPD di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Kapuas Hulu dan instansi vertikal ini diharapkan dengan proses
yang baik tersebut dapat menghasilkan output kebijakan program yang
tepat – fokus lokasi prioritas dan fokus problem. Sehingga pada akhirnya
benar-benar dapat memberikan dampak positif yang konkrit bagi upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan. Keseluruhan
langkah-langkah perumusan dan penetapan program pembangunan kawasan
perbatasan sangat lah penting. “Kesemuanya ini diperlukan dalam rangka
kita memperbaiki dan mengoreksi kelemahan dan kesalahan terkait
pengambilan kebijakan pengelola kawasan perbatasan yang lebih sering
parsial dan overlap serta diperparah oleh ego sektoral berbagai instansi
terkait secara langsung dengan program pengelola kawasan perbatasan,”
terang Nasir.
Melalui forum rapat ini diharapkan kebijakan program pembangunan
kawasan perbatasan di semua sektor akan menjadi lebih valid, fokus dan
terpadu serta lebih sinergis lintas sektor. Mulai dari pusat sampai ke
daerah. Disamping itu, bupati mengharapkan agar lokasi-lokasi prioritas
yang telah ditetapkan pemerintah pusat untuk kabupaten, kebijakannya
dilakukan dengan prinsip skala prioritas, terarah, bertahap dan
berkesinambungan. “Sehingga pada akhirnya manfaatnya dapat dirasakan
oleh masyarakat perbatasan,” ujar Bupati.
Kepala BPP Kapuas Hulu Robertus Jantan Gampa SH menuturkan peserta
rakor adalah para kepala SKPD dan camat di kawasan perbatasan. Sementara
narasumber selain dari BPP Kapuas Hulu, Bappeda Kapuas Hulu ada juga
dari pejabat BNPP RI. “Maksud rakor ini menyampaikan berbagai kebijakan
yang berhubungan dengan pengelolaan seluruh potensi yang ada di kawasan
perbatasan. Kemudian menyamakan konsep dan persepsi menyangkut program
antara kementerian atau lembaga dan daerah yang ada di kawasan
perbatasan dengan bottom up dan top down planning,” paparnya.
Selain itu tujuan yang ingin dicapai dari rakor ini mengakomidir
berbagai masukan sebagai bahan penyusunan RKP dan rencana aksi
pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan tahun 2014.
Tujuan lainnya guna meminimalisasi kesalahan-kesalahan perencanaan.
“Sebab jika terjadi kesalahan dalam perencanaan, maka kita telah
menjalankan kebijakan yang salah,” kata Jantan.