Putussibau. Ketergantungan masyarakat perbatasan terhadap
Malaysia seolah tiada habisnya. Kebutuhan mendasar masyarakat akan listrik pun
harus dipasok dari negeri serumpun tersebut. Bahkan rencananya PLN akan
menambah daya listrik Malaysia untuk melayani masyarakat perbatasan.
Albert Safaria, Direktur PLN Rayon Putussibau menuturkan untuk melayani masyarakat perbatasan sementara waktu pihaknya membeli listrik Malaysia. Dengan kerjasama ini dirasakan lebih cepat pelaksanaanya serta lebih efesien. Sebab PLN tidak perlu repot-repot lagi membangun pembangkit listrik dan menyiapkan bahan bakarnya. "Pelayanan operasional tetap pada PLN, cuma setrumnya diambil dari Malaysia," ujarnya.
Albert Safaria, Direktur PLN Rayon Putussibau menuturkan untuk melayani masyarakat perbatasan sementara waktu pihaknya membeli listrik Malaysia. Dengan kerjasama ini dirasakan lebih cepat pelaksanaanya serta lebih efesien. Sebab PLN tidak perlu repot-repot lagi membangun pembangkit listrik dan menyiapkan bahan bakarnya. "Pelayanan operasional tetap pada PLN, cuma setrumnya diambil dari Malaysia," ujarnya.
Dipaparkan Albert, PLN Rayon Putussibau memiliki dua unit
PLN di perbatasan Kapuas Hulu, yaitu di Desa Badau Kecamatan Badau dan
Desa Nanga Kantuk Kecamatan Empanang. Di
Badau PLN murni menggunakan listrik Malaysia. Sementara di Nanga Kantuk sudah
memiliki pembangkit sendiri. Namun tetap saja masih membutuhkan listrik dari
negeri jiran. "Karena siang dari listrik Malaysia, tapi malam menggunakan
listrik kita sendiri," katanya.
Khusus di Kecamatan Badau, saat ini ada sekitatar 800
pelanggan. Kerjasama yang dimulai sejak tahun 2009 ini PLN mengontrak listrik
Malaysia sebanyak 400 KVA. "Sistem pembayarannya oleh PLN wilayah Kalbar.
Tugas kita mencatat KWH pelanggan dan pelanggan membayar sesuai
pemakaiannya," ujar Albert.
Seiring kebutuhan masyarakat akan listrik terus tinggi,
PLN pun kembali akan mengimport listrik negara tertangga tersebut. Tujuannya
untuk menambah daya atau mengatasi kekurangan listrik. Pasalnya masih banyak
masyarakat perbatasan yang masih belum menikmati listrik. Paling tidak
diperlukan peningkatan data sebanyak 800 KVA.
Untuk masa transisi, PLN terpaksa membeli listrik dari
Malaysia. Kedepannya tentu pemerintah melalui PLN akan berupaya sendiri
memenuhi kebutuhan listrik di perbatasan. "Sekarang kita mulai merintis
kearah itu," tandas Albert.