
Trend demokrasi menjelang suksesi kepemimpinan selalu menjadi fenomena menarik. Ragam potret calon atau kandidat kerap menghiasi mata, baik melalui spanduk, pemberitaan atau lainnya. Begitu pula saat kampanye, semua pasti mencari perhatian dengan mengumbar kata-kata manis. Berbagai janji dan harapan selalu dilontarkan agar masyarakat mau memilihnya. Bahkan tidak sedikit mereka mesti mengeluarkan modal besar untuk mencari dukungan suara. Apa yang sebenarnya dikejar mereka, padahal sejatinya seorang pemimpin itu untuk melayani masyarakat?
Sebagai pemimpin mereka diberi hak dengan gaji besar. Bahkan
fasilitas pun disediakan. Dan masyarakat pun tidak mempersoalkan itu,
karena memang menjadi pemimpin itu memikul tanggung jawab yang besar.
Seorang pemimpin memiliki otoritas yang tinggi dalam mengambil dan
menentukan kebijakan. Melalui power-nya tersebut diharapkan menghasilkan
kebijakan demi kepentingan masyarakat banyak. Untuk itu pemimpin mesti
memiliki kredibilitas, kualitas, kapabilitas dan intelektualitas. Ini
lantaran beratnya tanggung jawab yang harus dipikul serta dijalankan
sebagai pemimpin dan wakil rakyat. Agar membawa perubahan ke arah
kesejahteraan yang lebih baik. Tidak hanya kepada rakyatnya, bahkan
kelak seorang pemimpin harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya
kepada Tuhan.
Semestinya seorang pemimpin dapat berkaca pada kepemimpinan
Rasulullah dan para sahabat. Setidaknya ada empat sifat kunci sukses
kepemimpinan Rasulullah yang diikuti para sahabatnya.
Pertama, Siddiq atau bersikap jujur. Pemimpin yang memiliki sikap
jujur, akan jauh terhindar dari kasus korupsi. Walaupun berkali-kali
kesempatan selalu terbuka baginya untuk korupsi, namun peluang itu tidak
akan pernah ia lakukan. Jujur adalah sesuai antara isi hati, retorika
ucapan, dan laku perbuatan. Tidak sekali-kali berbohong atau mendustakan
rakyatnya. Sifat jujur mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin. Jujur
untuk menghargai orang lain, jujur untuk mengakui kesalahan dan
kekurangan serta jujur dalam menyampaikan fakta dan kebenaran.
Kedua, amanah atau dapat dipercaya. Apabila pemimpin yang amanah, ia
tidak akan mengkhianati rakyatnya. Sering kita dengar para kandidat
ketika berkampanye mengumbar janji, namun ketika telah berhasil
menduduki jabatannya ia seakan lupa. Maka jangan mudah percaya dengan
pemimpin yang kerap mengumbar janji yang muluk-muluk. Karena pemimpin
yang amanah, hanya berjanji yang pasti bisa ia tepati. Setiap amanah
yang akan diberikan kepada kita harus benar-benar diperhitungkan
terlebih dahulu apakah mampu mempertanggungjawabkannya atau tidak.
Pejabat yang dilantik tentu terlebih dahulu akan mengucapkan sumpah
sebelum mengawali tugasnya. Bila melanggar sumpah, maka akan menjadi
kehinaan bagi dirinya.
Ketiga, tablig atau kemampuan menyampaikan kebenaran. Seorang
pemimpin wajib memiliki keberanian untuk menyampaikan kebenaran,
walaupun pahit. Karena tablig sifat yang mengharuskan seseorang
menyampaikan apa yang wajib disampaikan, tidak ada yang disembunyikan.
Kemudian tegas serta lugas dalam menerapkan supremasi hukum dan
keadilan. Namun pemimpin pun harus cermat mengemas komunikasi yang akan
disampaikan kepada rakyatnya. Sehingga setiap pesan moral, visi dan misi
yang diembannya menjadi semangat bersama untuk membangun masyarakat.
Sedangkan yang keempat, fathonah atau intelek dan cerdas. Syarat ini
mesti dimiliki seorang pemimpin. Bukan berarti kecerdasan yang
dimilikinya, malah menipu rakyat. Namun ilmu yang dimilikinya digunakan
untuk mencurahkan segala pemikiran demi kemajuan rakyat. Dapat memilih
serta memberdayakan secara cermat dan bijak berbagai potensi yang ada.
Kemudian dalam waktu yang tepat untuk mewujudkan rencananya demi
kesejahteraan masyarakat. Sebab pemimpin yang cerdas tidak kekurangan
referensi untuk menjawab berbagai persoalan maupun ketika menciptakan
sebuah ide. Sebaliknya, pemimpin yang bodoh akan kesulitan untuk
mengambil keputusan atau cepat mengambil keputusan, tapi selalu salah
dan sangat berpotensi membawa petaka untuk semua.
Semoga semua pemimpin yang ada di Indonesia, memiliki empat dasar
syarat ini. Dengan harapan sukses dalam membimbing dan memajukan
masyarakatnya. Harapan ini agar gaji besar, fasilitas dan kemewahan yang
menggunakan uang rakyat diberikan kepada seorang pemimpin tidak
sia-sia. Jadi pilihlan pemimpin yang siap melayani dan bukan malah minta
dilayani.