Thursday, 20 February 2014

Perusahaan Perkebunan Sawit Bangun Dua Unit Jembatan

Silat Hilir. Perusahaan perkebunan sawit, PT Riau Agrotama Plantation (RAP) membangun jembatan di Sungai Silat dan Sungai Jitan di Kecamatan Silat Hilir. Kedua bangunan jembatan dari beton dan baja ini diresmikan Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH, Selasa (18/2) siang yang dipusatkan di jembatan Sungai Silat.
CEO PT RAP Jony menuturkan jembatan kerangka baja Sungai Silat sepanjang 80 meter dan Sungai Jitan 40 meter. Kedua jembatan ini mulai dibangun pada pertengahan tahun 2012. "Dibangunnya kedua jembatan ini untuk menghubungkan beberapa desa dan memperpendek jarak tempuh hingga 30 hingga 40 kilo meter. Tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga untuk perusahaan saat mengangkut buah sawit," terangnya.
Pada peresmian jembatan ini dihadiri para tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa dan camat Silat Hilir. Sementara dalam peresmian ini Bupati didampingi Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kapuas Hulu, serta beberapa kepala SKPD lainnya.
Dalam sambutannya, atas nama pemerintah daerah dan masyarakat, Bupati mengucapkan terima kasih kepada pimpinan PT RAP yang sudah membantu pemda, masyarakat dan koperasi petani dengan dibangunnya jembatan ini. Pasalnya kalau hanya mengandalkan pemerintah dan masyarakat saja, negara akan lebih sulut dalam melakukan pembangunan. "Sebagaimana kita ketahui dan rasakan bersama bahwa untuk membangun daerah atau negara dan masyarakat tentu akan lebih sulit maju kedepan, tapi perlu pihak ketiga, yaitu investor. Salah satunya seperti ini terbangun jembatan yang menjadi dambaan masyarakat," kata Nasir.
Dengan telah dibangunnya jembatan ini tentu memiliki banyak manfaat bagi perusahaan mau pun masyarakat. Karena akan lebih memperpendek jarak tempuh dalam mengangkut buah sawit. Karena jarak lebih dekat, maka diharapkan produksi juga dapat meningkat. "Dengan dibangunya jembatan ini masyarakat harap dapat mempergunakan sebaik-baiknya. Karena jembatan ini dapat digunakan masyarakat juga guna memperlancar transportasi, baik mengangkut orang mau pun barang," katanya.
Diakui Bupati, memang sebelumnya sempat terjadi permasalahan antara perusahaan dengan masyarakat. Tapi beruntung sudah dapat diselesaikan. Bahkan penyelesaian konflik antara PT RAP dengan masyarakat ini sempat menjadi percontohan nasional untuk daerah-daerah lain. "kita harus belajar dari setiap permasalahan yang lalu dan jadikan semua itu sebagai motivasi. Sebab setiap usaha pasti tidak semua berjalan mulus, kadang-kadang ada kendala dan permasalahan. Tapi dengan tantangan dan hambatan ini mungkin akan menjadi kita sukses kedepan," terang Nasir.
Menurut Bupati pemerintah daerah posisinya berada ditengah-tengah, tidak berpihak kepada perusahaan dan masyarakat. Untuk itu, Bupati mengajak perusahaan perkebunan sawit dan masyarakat agar sama-sama berkomitmen menjaga supaya tidak terjadi konflik. Apa lagi dibandingkan daerah lainnya di Kalbar, Kapuas Hulu paling sedikit terjadi konflik perkebunan sawit. "Kepada perusahaan mudah-mudahan setelah membangun jembatan ini, kedepan diharapkan ada lagi jembatan lainnya yang akan dibangun. Begitu pula dengan CSR dapat dilaksanakan perusahaan dengan baik," pungkas Nasir.