*Yonif 644/WLS Bebaskan Sandera
Putussibau. Gedung DPRD Kapuas Hulu dikuasai para pemberontak. Kelompok bersenjata yang ingin merebut pemerintahan yang sah ini bahkan menyandera orang-orang didalamnya. Tapi berkat kesigapan pasukan Bataliyon Infantri (Yonif) 644/Walet Sakti, para pemberontak dapat ditumpas dan sandera berhasil dibebaskan.
Danyon 644/WLS, Letkol Inf Vivin Alivianto mendapat perintah langsung dari Danbrigif. Pasalnya gedung DPRD Kapuas Hulu dan daerah pemukimannya dikuasai para kelompok yang berbeda ideologi atau ingin memrebut pemerintahan RI yang sah. Perintah tersebut ditindaklanjuti Danyon 644/WLS dengan menerjunkan pasukannya. Sebanyak 164 prajurit diterjunkan, namun yang melakukan penyergapan langsung kedalam gedung berjumlah 30 orang yang dibagi dalam enam stik.
Danyon 644/WLS, Letkol Inf Vivin Alivianto mendapat perintah langsung dari Danbrigif. Pasalnya gedung DPRD Kapuas Hulu dan daerah pemukimannya dikuasai para kelompok yang berbeda ideologi atau ingin memrebut pemerintahan RI yang sah. Perintah tersebut ditindaklanjuti Danyon 644/WLS dengan menerjunkan pasukannya. Sebanyak 164 prajurit diterjunkan, namun yang melakukan penyergapan langsung kedalam gedung berjumlah 30 orang yang dibagi dalam enam stik.
Pasukan Yonif 644/WLS dengan cepat melaksanakan tugas pembebasan sandera. Satu persatu kelompok pemberontak bersenjata dapat dilumpuhkan dan ditembak mati. Begitu pula para sandera yang berada ditiap ruang dapat diselamatkan.
Peristiwa diatas, bukan lah kejadian sungguh-sungguhan. Ini hanya skenario simulasi yang digelar Yonif 644/WLS, Sabtu (21/9) pagi. Simulasi ini digelar guna memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit Yonif 644/WLS. Apalagi Kabupaten Kapuas Hulu merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. "Tidak menutup kemungkinan objek-objek vital seperti gedung DPRD, kantor Bupati dan lainnya menjadi target pemberontak untuk dikuasai," ujar Danyon 644/WLS Letkol Inf Vivin Alivianto, usai simulasi.
Tak hanya objek-objek vital, para pejabat pun tidak menutup kemungkinan perlu diamankan dari sandera kelompok pemberontak. Apa bila itu terjadi, maka perlu taktik dan teknik khusus dalam penyelamatan. "Sebelum simulasi ini, mereka latihan sekitar seminggu lamanya, mulai di asrama, di Nanga Kalis dan prakteknya disini. Selama ini mereka belum pernah latihan menggunakan gedung sesungguhnya," jelas Danyon.
Selama Vivin menjabat Danyon 644/WLS, ia berjanji akan terus meningkatkan pelatihan seperti ini. Tujuannya memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit. "Kita akan menguasai objek-objek vital. Bila perlu pendopo bupati kita kuasai, dalam artian kalau terjadi sesuatu hal, kita tahu akan melakukan apa, apakah melalui sungai atau heli," tutup Danyon.